Sangat dibutuhkan ODHA, penyaluran obat ARV diharapkan lebih mudah dijangkau
Merdeka.com - Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Purbalingga meminta kemudahan akses bagi pengidap HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan obat Antiretroviral (ARV). Sebab salah satu penyebab kematian HIV/AIDS di Purbalingga karena terputus atau drop out (DO) mengkonsumsi ARV.
Berdasarkan data dari KPA Purbalingga, sejak 2010 hingga kini terdapat 319 kasus HIV/AIDS di Purbalingga. Dari jumlah itu, 87 ODHA dinyatakan sudah meninggal, sebab hanya 65 saja ODHA yang aktif mengkonsumsi ARV. Artinya, yang tidak mengkonsumsi akan memperpendek usia dan aktivitasnya akan terganggu karena lemahnya imunitas.
Menindaklanjuti fakta tersebut, Ketua Pelaksana Harian KPAD Purbalingga yang juga Plt Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengarahkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mengatasi problem yang dialami ODHA sekaligus melakukan penanggulangan HIV/AIDS ke depan. Tiwi berpandangan, Dinas Kesehatan atau dari RS Goeteng Purbalingga bisa mempermudah akses ARV ke ODHA. Sebab saat ini, ARV baru bisa didapatkan di RS Goeteng, sementara ODHA yang jaraknya cukup jauh bisa saja kesulitan hingga terputus mengkonsumsi ARV.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus atau virus yang dapat membuat sistem kekebalan tubuh manusia melemah.
-
Kapan jumlah kasus HIV di Jawa Tengah menurun? Dia menyebut temuan pada 2023 ini menurun dibanding 2022 kemarin. Sebab pada tahun sebelumnya tercatat ada 3.120 kasus.
-
Siapa yang menjadi korban penularan HIV? Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan ada tiga perempuan yang terinfeksi HIV di sebuah spa di New Mexico, AS, setelah melakukan perawatan ‘Vampir Facial’.
-
Siapa yang paling banyak terdampak HIV di Semarang? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Bagaimana Dinkes Jateng menekan penyebaran HIV? Untuk upaya menekan angka penyebaran HIV, Dinkes Jateng terus melakukan edukasi dan penyuluhan yang bekerjasama dengan yayasan dan menyasar komunitas mulai dari lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), pekerja seks, hingga penghuni lapas.
"Barangkali ARV tersebut perlu didistribusikan ke Puskesmas," katanya.
Selain kemudahan akses ARV, Tiwi juga meminta agar seluruh jajaran OD untuk lebih memperhatikan dan memprioritaskan para ODHA yang masih balita atau anak dalam penerimaan santunan. Di Purbalingga, saat ini ada 27 anak yang sudah terinveksi HIV.
Selain itu, juga perlu ada program pemberdayaan ekonomi bagi ODHA. Karena rata rata ODHA yang dijumpai berkemampuan ekonomi rendah. Bahkan juga ada ODHA dari kalangan anak-anak yang orang tuanya sudah meninggal karena HIV, sehingga hidup sebatangkara.
"Kita harus bantu mereka baik dari segi pendidikan, nutrisi, santunan kesehatan, Rumah Tidak Layak Huni dan sebagainya ini memang harus komprehensif dan lintas sektoral," imbuhnya.
Plt Bupati Tiwi juga berkomitmen turut menanggulangi HIV/AIDS melalui payung hukum. Setelah adanya Peraturan daerah (Perda) Kabupaten Purbalingga No 9 tahun 2018 tentang Penanggulangan HIV AIDS, Ia juga telah menyusun draf untuk Peraturan Bupati (Perbup) yang mengatur lebih teknis.
"Meski masih draf, nantinya Perbup tersebut akan mengatur syarat wajib bagaimana screening untuk calon pengantin, termasuk ibu hamil yang kehamilannya masih muda 1-3 bulan juga perluscreening untuk deteksi dini dan pencegahan penularan HIV AIDS," ungkapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, hanya 33.590 penyandang HIV atau sekitar 51 persen saja yang rutin mengonsumsi obat hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSelain Kota Semarang, disusul Kabupaten Kendal terdapat temuan 129 kasus HIV dan Kabupaten Jepara 127 kasus HIV
Baca SelengkapnyaKemenkes menyatakan Indonesia mulai memasuki era penuaan penduduk atau aging population
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaIndonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.
Baca SelengkapnyaKasus HIV/AIDS di Kota Banda Aceh Meningkat dari tahun 2008 hingga Mei 2024
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Kutai Timur kini telah menyediakan alat Skrining HIV Mandiri (SHM).
Baca SelengkapnyaBagi ODGJ, konsumsi obat secara rutin merupakan hal penting untuk cegah kambuhnya kondisi.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPopulasi Indonesia yang semakin menua membutuhkan penanganan khusus termasuk skrining kesehatan untuk mencegah masalah di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaPenderita gagal ginjal tidak hanya pasien dewasa, karena berdasarkan data, bayi berusia enam hari juga terdeksi.
Baca SelengkapnyaKemenkes membuat pelatihan-pelatihan agar semakin banyak puskesmas yang dapat menangani masalah-masalah mental.
Baca Selengkapnya