Satgas: Kasus Covid-19 di Jakarta dan Jabar Turun Selama Penerapan PPKM
Merdeka.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan, DKI Jakarta dan Jawa Barat, mencatatkan tren positif selama 3 minggu pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Hal itu diketahui, dari empat parameter nasional PPKM, yakni kasus aktif, kesembuhan, kematian dan keterisian tempat tidur.
"Tren kasus aktif memperlihatkan penurunan, dimana 2 minggu sebelumnya menunjukkan tren kenaikan, dari hasil evaluasi penanganan Covid-19 di provinsi ibu kota DKI Jakarta, dan provinsi Jawa Barat. Seluruh daerah di Indonesia harus bisa memetik pelajaran," kata Wiku dalam jumpa pers disampaikan via daring, Kamis (4/2).
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Namun, menurut Wiku, hasil analisis data DKI dan Jawa Barat, belum bisa dikatakan berhasil sepenuhnya. Sebab, ukuran keberhasilan total ketika sebuah provinsi dapat keluar dari 4 indikator parameter nasional yang ditetapkan selama 4 minggu berturut-turut.
"Pada prinsipnya, kita dapat belajar dari keunggulan pihak lain untuk dapat ditiru maupun menjadi kekurangan yang bisa dicegah," jelas Wiku.
Wiku menyatakan, empat indikator tersebut bisa mencerminkan pentingnya komunikasi, antara komponen pemerintah pusat dan daerah, maupun daerah dan daerah untuk sama-sama saling membantu jika menemui kesulitan.
"Kita mengajak pemerintah daerah untuk meningkatkan koordinasi vertikal dan horizontal untuk meningkatkan kualitas penanganan Pandemi Covid-19 yang lebih baik," jelas Wiku.
Data Kasus DKI Jakarta
Sebagai informasi, mengutip data Satgas Covid-19, dari pengamatan per tanggal 31 Januari 2021 di DKI, angka kasus aktif di DKI mencapai 8,78% dari 9,85%. DKI berupaya menekan kasus aktif dengan meningkatkan testing (pemeriksaan) dan tracing (pelacakan) dengan jumlahnya 12 kali lipat dari target World Health Organization (WHO) dalam seminggu.
DKI mencatatkan tren peningkatan kesembuhan menjadi 89,46%. Angka kesembuhan naik, dengan angka kematian yang menurun. Meski demikian, angka kasus aktif masih jauh lebih besar.
Hal ini belum mampu mengendalikan kenaikan tingkat keterisian tempat tidur di ICU maupun ruang isolasi secara signifikan. Sebab penurunan keterisian tempat tidur di pekan terakhir hanya berkurang dari 84,5% menjadi 84,01%. DKI pun diminta meningkatkan kualitas pelayanan untuk menekan angka tersebut dibawah 70 persen.
Data Kasus Jawa Barat
Kondisi terkini di Jawa Barat pada tren kasus aktif terlihat fluktuatif. Pada minggu terakhir naik dari 17,18% menjadi 20,74%. Sama halnya dengan tren kesembuhan yang pada Minggu terakhir memperlihatkan penurunan dari 81,61% menjadi 77,98%. Untuk kematian per 31 Januari 2021, angkanya mencapai 1,29%.
Kemudian untuk keterisian tempat tidur pada ruang isolasi, angkanya dapat ditekan secara konsisten dan menyentuh angka 69,52% atau dibawah target parameter nasional yaitu 70%.
Hasil koordinasi dengan Pemprov Jawa Barat, selama 2 pekan terakhir ini kasus Covid-19 mengalami lonjakan tertinggi pada 30 Januari 2021, dengan penambahan sebesar 4.601 kasus positif terdiri 2.859 kasus baru dan 1.742 kasus lama.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya mengklaim tindak kejahatan di Jakarta dan sekitarnya terpantau sepi.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui besok merupakan hari pemungutan suara secara serentak di seluruh Indonesia
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaDari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.
Baca SelengkapnyaDinas kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan kasus Covid-19 naik 40 persen dalam sepekan. Sementara kasus mycoplasma pneumonia enam orang.
Baca SelengkapnyaJakarta masih masuk kategori kota dengan tingkat polisi udara buruk pada Senin (21/8) pagi ini.
Baca Selengkapnya