Siswa SMA di Bitung sekarat, diduga dianiaya tiga anggota polisi
Merdeka.com - Hampir dua bulan Facrhin Dwi Ramdani (17), warga Kelurahan Bitung Tengah, Kecamatan Maesa, Kota Bitung, terbaring kritis di RSUP Kandouw Manado. Siswa SMA ini diduga dianiaya tiga oknum anggota polisi Agustus 2017 lalu.
Menurut keterangan ayah korban bernama Abdula Kasim Ramdani (42) mengatakan, sebelumnya pada 20 Agustus 2017, anaknya dijemput oleh beberapa anggota Polsek Maesa, Kota Bitung, dengan alasan korban diduga terlibat adanya kasus tarkam yang terjadi di wilayah hukum Polsek Maesa.
"Kejadian tarkam itu sudah kurang lebih dua minggu terjadi, baru mereka datang menjemput anak saya," jelas ayah korban, saat ditemui beberapa wartawan di RSUP Kandou Manado, Senin (23/10) malam.
-
Kenapa tersangka kasus Vina Cirebon dianiaya? 'Terkait penganiayaan pada saat itu ramai di Facebook bahwasanya mereka disiksa tapi pada saat pemeriksaan muncul bahwa itu juga dilakukan sesama tahanan,' kata Surawan kepada wartawan, Minggu (26/5).
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Bagaimana tersangka Vina Cirebon dianiaya? 'Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam,' ucap dia.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
Dia menambahkan, anaknya saat itu ikut mengantar temannya dari warga sebelah dan melakukan tarkam di kampung sebelah.
"Tapi anak saya hanya menggonceng teman-temannya dan anak saya hanya menunggu teman-temannya yang sedang berkelahi dengan Kelurahan sebelah. Setelah itu, anak saya mengantar mereka pulang ke kampung mereka," katanya.
Kurang lebih dua hari, siswa SMA itu dikabarkan sudah sakit, dan disayangkan, pihak Polsek tidak memberitahukan hal tersebut ke orangtua korban.
"Anak saya hanya dijemput dengan alasan menjadi saksi, kenapa polisi menahan anak saya dan saya sangat sesali, Kapolsek tidak menjawab SMS saya dan telepon saya, saat saya bermaksud menanyakan kondisi anak saya," tambah ayah korban.
Karena sudah gelisah, ayah korban pergi ke Polsek dan mendapatkan anaknya sudah sakit. Melihat hal tersebut, anggota Polsek membawa korban ke puskesmas setempat.
"Saya sangat kecewa dengan prilaku oknum anggota Polsek Maesa, karena saat mengantar anak saya ke puskesmas, mereka langsung kembali ke Polsek dan membiarkan anak saya. Sebenarnya mereka menunggu hasil dari dokter, namun saat itu mereka hanya membiarkan anak saya begitu dan sampai saat ini saya membiayai anak saya di rumah sakit," sesal ayah korban.
Peristiwa penganiayaan itu diketahui saat korban sempat sadar dan menceritakan peristiwa yang ditimpanya ke keluarganya.
"Anak saya menceritakan kalau ada tiga oknum anggota Polsek Maesa telah menganiayanya, dan pengakuan anak saya sudah saya rekam di handphone saya baik rekaman suara dan rekaman video," tegas ayah korban.
Kasus ini sudah dilaporkan ke Propam Polda Sulut pada Rabu (11/10) lalu, dengan nomor Laporan 04/10/2017/Propam Polda Sulut.
"Saya berharap pihak Propam Polda Sulut bisa menuntaskan masalah ini dan memberi sanksi terhadap oknum anggota yang sudah menganiaya anak saya," harap ayah korban. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku kesal dengan tingkah laku Dimas di dalam sel.
Baca SelengkapnyaKorban yang berusia 13 tahun itu terakhir kali terlihat berdiri dikerumuni polisi memegang rotan. Dia kemudian ditemukan tewas di bawah jembatan.
Baca SelengkapnyaMM melakukan pemukulan terhadap anak AKBP S. Akibat pemukulan tersebut, MM harus mendekam di tahanan Polsek Maritengngae.
Baca SelengkapnyaPelaku memukul korban sebanyak lima kali di perut, menyebabkan korban jatuh dan pingsan.
Baca SelengkapnyaKorban digendong beberapa pria berpakaian seragam taruna.
Baca SelengkapnyaKasus penganiayaan yang diduga dilakukan Bripka M terhadap MF juga telah dilaporkan di Direskrimum dan Propam Polda Sulsel.
Baca SelengkapnyaKorban saat itu dibawa ke Rumah Sakit Tarumajaya Hospital.
Baca SelengkapnyaSaat penganiayaan terjadi korban FF dipukul beberapa kali di bagian perut dan wajah.
Baca SelengkapnyaKorban atas dugaan tindak pidana kekerasan dan penganiayaan sudah lapor.
Baca SelengkapnyaHasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan awal Polsek Serpong, didapati enam orang terduga pelaku yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan tersebut.
Baca SelengkapnyaGidion mengatakan, korban bersama keempat orang lainnya dibawa ke kamar mandi.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan senior tingkat II tersangka Mahasiswa STIP tewas dianiaya
Baca Selengkapnya