SMRC: 91,3 Persen warga Indonesia menolak keberadaan ISIS
Merdeka.com - Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei terkait pandangan warga negara Indonesia terkait dengan isu terorisme yang dilakukan ISIS.
Peneliti utama SMRC, Saiful Mujani mengatakan, mayoritas warga sudah aware dengan ISIS. Jumlahnya mencapai 66,4 persen. Namun, awareness itu belum diikuti pengetahuan mengenai cita-cita yang diperjuangkan ISIS.
"Mayoritas warga belum aware bahwa khilafah atau negara Islam adalah cita-cita yang diperjuangkan ISIS. Jumlahnya 53,3 persen yang tidak tahu," ujar Saiful saat membacakan hasil survei di kantor SMRC, Cisadane, Jakarta Pusat, Minggu (4/6).
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
-
Siapa yang aktif dalam isu ini? Rieke Diah Pitaloka juga aktif dalam isu ini, membuat video untuk menjelaskan pentingnya mengawal putusan MK lengkap dengan pasal-pasal yang relevan.
-
Siapa yang ikut sosialisasi? Sosialisasi digelar secara hibrida yang dihadiri para eksportir dan pemangku kepentingan.
-
Siapa yang diteliti dalam studi ini? Penelitian ini dilakukan terhadap peserta berkulit putih.
-
Apa yang diukur dalam survei penetrasi internet APJII? Berdasarkan survei penetrasi internet yang diumumkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Selasa (17/9) di Jakarta, sebanyak 1.950 responden dari 64 kabupaten di 17 provinsi terlibat dalam penelitian ini.
Saiful menyatakan, hampir mayoritas warga Indonesia menolak cita-cita ISIS. Bahkan, sebanyak 91,3 persen warga setuju negara Indonesia harus melarang ISIS.
"Hasil survei kita menunjukkan bahwa sebanyak 91,3 persen warga melarang keberadaan ISIS di Indonesia, mereka sepakat bahwa kelompok tersebut mengancam keutuhan NKRI dan merusak fundamental Ideologi Negara yaitu Pancasila dan UUD 45," katanya.
Menurut Saiful, rasa nasionalisme merupakan faktor paling penting yang memunculkan sentimen negatif warga pada ISIS.
"Bukan sentimen terhadap demokrasi, kondisi sosial, ekonomi, politik, hukum, maupun keamanan," ucapnya.
Dalam memaparkan hasilnya, Saiful juga mengatakan bahwa hampir seluruh rakyat Indonesia menolak keberadaan ISIS di negara yang memiliki ideologi Pancasila dan UUD 45. Menurutnya, rakyat juga siap menjadi relawan dalam bela negara melawan keberadaan ISIS jika memang benar-benar sudah masuk Indonesia.
"Dalam survei ini banyak juga warga yang siap bela negara melawan ISIS untuk tumbuh di Indonesia, karena menurut mereka ini suatu ancaman bagi negara yang bisa merusak keutuhan NKRI," tutupnya.
Survei tersebut dilakukan pada 14-20 Mei 2017 dengan jumlah responden 1.500 orang. Mereka dipilih secara random dengan cara multistage random sampling. Survei dilakukan pada WNI yang berumur 17 tahun atau sudah menikah. Margin of error pada penelitian tersebut sebesar 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.
Baca SelengkapnyaUntuk Bacapres Ganjar pranowo, dia paling tinggi dikenal oleh warga Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaNU menjadi ormas Islam yang paling tinggi tingkat kepuasannya terhadap kinerja pemerintahan Jokowi dengan 78,4 persen.
Baca SelengkapnyaHasil itu terpotret dalam survei dilakukan Lembaga Survei Indonesia.
Baca SelengkapnyaNahdlatul Ulama (NU), yang mengenal Cak Imin hanya 44,2 persen. Sedangkan, 67,1 persennya lebih mengetahui AHY.
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaSudirman mengatakan, perasaannya campur aduk terhadap hasil survei itu.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, hasil survei yang berkembang saat ini tidak bisa menjadi parameter kemenangan di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan lembaga Indikator Politik Indonesia.
Baca SelengkapnyaBasis dukungan Prabowo di kalangan Ormas terbilang kuat.
Baca Selengkapnya