Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sosok Kombes Ambil Baju Dinas & Perintahkan Hapus Foto Jenazah Brigadir J

Sosok Kombes Ambil Baju Dinas & Perintahkan Hapus Foto Jenazah Brigadir J Mantan Kabag Gakkum Roprovost Divpropam Kombes Susanto. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Mantan Kabag Gakkum Roprovost Divpropam Kombes Susanto menjadi salah satu saksi kunci kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Andil anak buah Ferdy Sambo ini terbilang cukup krusial.

Ia yang mengambil baju dinas Brigadir J dan memerintahkan penghasapusan sejumlah dokumentasi jenazah Brigadir J usai ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo.

Fakta itu diungkap Mantan Wakaden B Ropaminal Divpropam Polri AKBP Arif Rachman.

Saat menjadi saksi terdakwa Bharada E, Bripka RR dan Kuat Maruf, ingatan Arif Rachman kembali pada Jumat 8 Juli 2022.

Di hari itu, berjam-jam ia bertengger di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Ia menunggu proses autopsi jenazah yang tak ia kenal.

Arif Rachman mengaku baru mengetahui jenazah yang ia tunggu itu adalah ajudan Ferdy Sambo, setelah Kombes Susanto mengambil baju dinas almarhum.

"Belum tahu (Brigadir J tewas), nanti setelah selesai (baru tahu). Karena Kombes Susanto mau mengambil baju yang bersangkutan, baru saya tahu kalau ternyata itu adalah ajudannya Bapak Ferdy Sambo," kata Arif saat di sidang di PN Jakarta Selatan, Senin (28/11).

"Tahu dari mana?" tanya Hakim Ketua, Wahyu Iman Santosa.

"Karena Pak Susanto bilang mau ambil baju dinas (Brigadir J)," jawab Arif

"Baju dinas siapa?" tanya hakim kembali.

"Almarhum Yosua," timpal Arif.

Belum jelas arahan mengambil baju yang dilakukan oleh Susanto, namun Arif menyatakan jika dirinya memang tidak tahu sebelumnya kalau yang meninggal ternyata Brigadir J.

Perintah Hapus Foto

"Sempat bertanya kepada penyidik, tapi penyidik belum tahu kejadiannya seperti apa," kata Arif

"Tetapi tahu kalau dari rumahnya?"

"Belum tahu yang mulia, ketika Kombes Susanto pamit mau ke luar," jawabnya.

Selain mengambil baju dinas Brigadir J, ternyata Susanto juga turut memerintahkan Arif untuk menghapus seluruh dokumentasi terkait dengan peti mati hingga foro hasil autopsi sementara yang sempat di fotonya.

"Kapan saudara Susanto memerintahkan saudara menghapus dokumentasi?" tanya hakim.

"Selesai autopsi," jawab Arif.

"Selesai autopsi pukul berapa?" kata hakim bertanya kembali.

"Kurang lebih sekitar pukul 02.00 Wib- 03.00 Wib," jelas Arif.

Arif pun menjelaskan alasan dari Susanto perihal perintah hapus foto, agar proses laporan menjadi satu pintu lewat Mantan Kabag Gakkum Roprovost Divpropam yang menjadi salah satu pihak pengawal kepulangan jenazah Brigadir J ke Jambi.

"Jadi beliau (Susanto) sampaikan ada dokumentasi ditujukan kepada beliau semuanya biar satu pintu. Kemudian di Hp anggota tidak ada lagi yang tersimpan, agar satu pintu pelaporan dan penyimpanan file foto," beber Arif.

"Lalu kalau saudara cerita foto-foto yang saudara ambil bukan suatu yang signifikan? kenapa dihapus?" tanya hakim.

"Tidak tahu yang mulia," ujar Arif.

Diketahui jika dokumentasi yang sempat diambil Arif, adalah foto peti jenazah yang disiapkan untuk jenazah Brigadir J dan hasil autopsi sementara jenazah Brigadir J dengan total tujuh luka tembak di tubuhnya.

"Saudara tidak bertanya, kenapa harus dihapus. Kan saudara sampaikan cuman foto peti jenazah dan hasil autopsi?" timpal Hakim

"Tidak ada," kata Arif.

Setelah itu, Arif bersama Susanto turut mengawal pengantaran Jenazah Brigadir J ke Bandara Soekarno Hatta untuk diberangkatkan ke Jambi memakai pesawat kargo.

"Disampaikan bahwasanya nanti tolong dikawal sama Kombes Susanto sampai bandara karena mau diberangkatkan ke Jambi. Kemudian selesai, autopsi masuk ke peti," kata Arif.

Kawal Jenazah Yosua hingga Jambi

Sekedar informasi jika, Kombes Susanto adalah sosok perwira dari Divpropam Mabes Polri yang mengawal jenazah Brigadir J sampai ke Jambi bersama dengan Mantan Karopaminal Propam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan dengan pesawat jet pribadi.

Meski tidak terjerat pidana, namun Kombes Susanto turut menjadi salah satu anggota Polri yang dimutasi ke Yanma Polri terkait kasus kematian Brigadir J. Dia dimutasi bersama puluhan anggota lainnya terkait dugaan pelanggaran kode etik dalam penyidikan kasus penembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tinggal Satu Atap dengan Suami dan Anaknya yang Tewas di Koja, Sang Istri Jalani Tes Kejiwaan
Tinggal Satu Atap dengan Suami dan Anaknya yang Tewas di Koja, Sang Istri Jalani Tes Kejiwaan

Alasannya karena dia berada di dalam rumah berhari-hari menyaksikan suami dan anaknya tewas membusuk.

Baca Selengkapnya
Sebelum Dimakamkan, Jenazah Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara Diautopsi di Jateng
Sebelum Dimakamkan, Jenazah Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara Diautopsi di Jateng

Jenazah Brigadir Setyo rencananya dimakamkan di Kendal

Baca Selengkapnya