Tinggal Satu Atap dengan Suami dan Anaknya yang Tewas di Koja, Sang Istri Jalani Tes Kejiwaan
Alasannya karena dia berada di dalam rumah berhari-hari menyaksikan suami dan anaknya tewas membusuk.
Polres Metro Jakarta Utara telah meminta agar NP istri dan ibu yang tinggal berhari-hari bersama jasad suaminya H (50) dan anaknya AQH (2) untuk menjalani tes kejiwaan.
Tinggal Satu Atap dengan Suami dan Anaknya yang Tewas di Koja, Sang Istri Jalani Tes Kejiwaan
Pemeriksaan terhadap NP dilakukan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur dengan melakukan pemeriksaan memakai metode visum et repertum psikiatrikum.
"Untuk memeriksa keadaan kesehatan jiwa, dan sampai saat ini masih berlangsung di RS Polri Kramat Jati," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Iver Son Manossoh saat dihubungi, Kamis (2/11).
Adapun, alasan pemeriksaan kejiwaan kepada NP. Karena, dia menjadi salah satu saksi yang berada di dalam rumah berhari-hari menyaksikan suami dan anaknya tewas membusuk.
"Ya, kamu bisa bayangkan dia berhari-hari ada di TKP. kamu bukan medis, tapi kamu bisa bayangkan tekanan psikologis seorang ibu seorang istri ada di TKP," kata Iver.
"kira-kira dia alami kegoncangan jiwa trauma, atau apa ya gangguan secara jiwa. Apalagi medis ini kan identifikasi medis ya, jadi langkah-langkah kita ini medis yang dilakukan untuk menganalisa apakah ada gangguan jiwa atau tidak,"
sambung AKBP Iver Son Manosso
merdeka.com
Sementara untuk kondisi anak yang anak sulungnya ADA (4) yang selamat saat ini telah dirawat oleh sanak keluarga. Setelah, ditemukan lemas bersama NP saat awal mula kasus kematian H (50) dan anaknya AQH (2) terkuak.
"Untuk anaknya lebih duluan kesehatannya sehat bagus, dan sekarang dirawat keluarga almarhum di Koja" sebutnya.
Kondisi Istri
Secara terpisah, Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto menyampaikan kondisi sempat melemah, lantaran tidak mendapat asupan makan sehingga mengalami penurunan hemoglobin atau sel darah merah.
"Jadi HBnya turun, HB itu kalo orang normal itu HBnya sekitar 13/14 gitukan. Nah ini saat kita periksa itu HBnya 7. Mungkin dia sakit lama atau mungkin kurang darahnya karena wanita lain sebab macem-macem gitu kan. Nah itu harus kita perbaiki. Ya minimal sampai 10," jelasnya.
Sehingga, Hariyanto menyebut pihaknya saat ini masih fokus memperbaiki asupan dan kesehatan fisik dari NP. Supaya psikisnya membaik dan penyidik bisa mendalami terkait insiden tewasnya H dan AQH.
"Kondisi ini yang kita utamakan dulu, adalah fisiknya. Walaupun psikisnya penyidik yang akan nanyain, pengetahuanmu tentang suami seperti apa. Ini kan penyidik nanti," sebutnya.
"Moga moga dalam waktu beberapa hari ke depan sudah ok. Dokter jiwanya juga sudah memeriksa kemudian penyidiknya sudah mengembangkan. Kan yang punya kasus kan penyidik. Jadi penyidik yang mengembangkan dan merangkai dengan saksi-saksi dan sebagainya," tambah Brigjen Hariyanto.
Sudah Tewas Berhari-Hari
Sebelumnya, Polisi sempat membeberkan hasil autopsi terhadap jasad H yang diperkirakan telah tewas sejak 10 hari lalu, setelah ditemukan membusuk di rumahnya, kawasan Koja, Jakarta Utara,
"Hasil otopsi yang baru bisa kami sampaikan hari ini hanya menyebutkan usia kematian. Usia kematian dari korban bapak-bapak tadi adalah, usia kematiannya sekitar 10 hari ke atas," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan .
Sementara untuk AQH (2) anak bungsu pasangan H dan NP yang juga ditemukan tewas. Diperkirakan sudah meninggal dunia selama 3 hari, sejak jasadnya ditemukan di dalam rumah.
"Sementara anak, berada di usia kematiannya 3 hari. Jadi, ada perbedaan usia kematian," imbuh Gidion.