Strategi Warga Kampung di Bantaran Sungai Ciliwung Hadapi Covid-19
Merdeka.com - Merebaknya pandemi Covid-19 mendorong warga untuk melakukan berbagai kreasi guna menjaga diri dan lingkungannya dari ancaman tertular. Ada begitu banyak upaya yang dilakukan untuk melawan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Hal itu juga dilakukan oleh beberapa kampung di bantaran sungai Ciliwung.
Perwakilan Komunitas Anak Kali Ciliwung, Deri menyampaikan ada sejumlah langkah yang dilakukan kampung-kampung di Bantaran sungai Ciliwung, misalnya Kampung Lodan dan Kampung Kerapu demi membentengi diri dari Covid-19. Salah satunya dengan membatasi akses masuk.
"Kenapa harus dibatasi? Kita tidak mau ada orang asing yang lewat membawa penyakit. Banyak warga lain yang hanya lewat untuk mobilitas saja," kata dia, dalam diskusi daring, Jumat (29/5).
-
Apa yang mengancam desa pesisir Karawang? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Apa yang dilakukan Komunitas Cikapundung? 'Jadi pola kami adalah membersihkan sungai dengan media ban atau tubing. Dengan menggunakan tubing, kita membawa karung bekas, dan mengais sampah di sungai. Dengan cara itu kita tidak akan pernah bosan untuk membersihkan sungai karena bisa sekalian sambil rekreasi,' kata pria yang akrab disapa Yadi, dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
-
Bagaimana warga Lebak Bitung melindungi diri dari bencana? Filosofi rumah panggung adalah untuk melindungi dari binatang buas, berternak hewan di kolong bangunan, melindungi dari bencana banjir dan saling membangun kedekatan lewat ruang tengah yang dibuat tanpa sekat.
-
Bagaimana warga kampung terisolir mendapatkan air bersih? Sementara itu, mata air yang digunakan oleh warga setempat untuk keperluan air bersih jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan itu. Tiap hari warga mengambil air dari mata air itu.
-
Bagaimana Komunitas Cikapundung menjaga ekosistem sungai? 'Seperti ekosistem ikan di sungai-sungai kota Bandung yang semakin hilang. Apakah tidak salah kalau sungainya sudah bersih, bantaran sungainya sudah tertata rapi, warga masyarakatnya mau melakukan upaya kegiatan, kita sekali-kali melakukan upaya menghidupkan ekosistem di sungai itu seperti kura-kura, serta ikan-ikan, agar mereka akan berkembang biak seperti biasa,'
-
Bagaimana warga Kampung Kopen Lama mengantisipasi longsor? Agar sesuatu yang lebih parah tidak terjadi, warga setempat kemudian mencarikan seekor kambing yang orang setempat menyebutnya 'Wedus Kendit'.
"Total ada 10 akses masuk dan kita tutup 7 akses masuk. Tetap buka 3 agar bisa tetap beraktivitas di luar. Karena rata-rata bekerja di sektor informal dan buruh pabrik," imbuh Deri.
Di tiga pintu masuk yang dibuka itu, warga menempatkan tiga wastafel portable. Dengan begitu mereka yang baru warga yang hendak keluar masuk kampung dapat mencuci tangan mereka.
"Kita juga lakukan distribusi hand sanitizer oleh komunitas kepada mereka yang masih berkegiatan di luar (kampung)," katanya.
Selanjutnya ada pula kegiatan penyemprotan disinfektan. Kegiatan yang dijalankan oleh anak-anak muda kampung tersebut, dilakukan satu kali dalam sepekan. "Kita juga buat banner poster agar semakin peduli dan tahu ancaman Covid-19," urai dia.
Upaya menjamin ketersediaan bahan pangan bagi warga pun dilakukan. Secara patungan maupun dengan menerima donasi dari warga, telah dikumpulkan sejumlah uang untuk membeli beras.
"Belanja beras bersama untuk cadangan atau stok makanan. dengan membuka donasi dari publik agar warga bisa beli beras dengan murah dengan harga harga Rp 5.000 per kg," ujar Deri.
Dia mengatakan pasca merebaknya Covid-19 ada sejumlah perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial warga kampung. Misalnya makin diperhatikannya pola hidup sehat. "Bisa dilihat tanpa diberi tahu lagi warga yang keluar dari wilayah perkampungan sudah memakai masker. sebelum masuk dia cuci tangan, dan sekarang lebih peduli, saling mengingatkan warga lain," ungkap dia.
Warga juga secara kreatif memanfaatkan jalan-jalan yang ditutup untuk berbagai kegiatan yang bermanfaat, seperti arena olahraga. Selain itu, kampung juga dia akui menjadi lebih aman. Karena kontrol menjadi lebih mudah dengan ditutupnya 7 pintu masuk.
"Jalan tersebut untuk berolahraga, contohnya tenis meja sepeda. menanam, membuat kolam ikan dan lain-lain. Lebih aman karena kita hanya kontrol tiga pintu," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaKali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaBanjir ini terjadi akibat luapan Kali Ciliwung seiring tingginya intensitas hujan di wilayah Depok dan Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaBantuan pembangunan jembatan yang diberikan merupakan wujud nyata kepedulian BRI dalam membantu masyarakat.
Baca SelengkapnyaTumpukan kerang, aroma anyir, dan suara mesin kapal menyambut pengunjung yang datang ke Kampung Empang, Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaRakit ini benar-benar berjasa mengantar jemput warga untuk mengakses pendidikan hingga peputaran ekonomi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaSetelah ditinggal warganya, kampung ini kemudian berganti nama menjadi Mojokoncot
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaPastikan Situasi Rumah yang Ditinggal Mudik Aman, Kapolres Rokan Hulu Patroli Permukiman Warga
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaPerjuangan polisi untuk menyambangi Suku Akit di Kabupaten Pelalawan, tidak mudah.
Baca Selengkapnya