Sungai Gasib Dicemari Limbah PTPN V, Warga Kehilangan Sumber Air Bersih
Merdeka.com - Limbah PTPN V Lubuk Dalam Kabupaten Siak diduga mencemari sungai Gasib, Desa Pangkal Pisang. Akibatnya, ribuan ikan mati dan warga tak dapat mengkonsumsi air sungai yang biasanya menjadi sumber warga.
Hal itu dikatakan tokoh masyarakat Desa Pangkal Pisang, Hendro Santrioko Kamis (11/4). Menurutnya, limbah PTPN V Lubuk Dalam itu sangat merusak sungai.
"Kami tidak bisa lagi mengambil air Sungai Gasib untuk dikonsumsi dan mandi hingga beberapa bulan ke depan. Dan kalau ini terus terjadi, maka selamanya kami kehilangan sumber air yang bersih," ujar Hendro, yang juga mantan kepala desa tersebut kepada merdeka.com.
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Kenapa warga Lebak kekurangan air bersih? Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Banten mulai mengalami kesulitan air bersih. Di Kabupaten Lebak misalnya, warga sekitar terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mencuci pakaian hingga air minum.
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Bagaimana cara mengatasi pencemaran sungai? Selanjutnya, contoh permasalahan lingkungan hidup yang perlu diwaspadai adalah pencemaran sungai. Sungai merupakan ekosistem air yang sudah sepantasnya selalu terjaga kebersihannya. Karena sungai merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Namun, sungai justru seringkali mendapatkan banyak bahan kimia yang dibuang sebagai limbah produksi. Akibatnya, ekosistem sungai sebagai habitat ikan dan sebagainya terancam rusak.
-
Bagaimana kondisi sungai di Pekalongan? Arus sungai yang deras akibat hujan membuat beberapa jembatan runtuh sehingga akses jalan bagi warga terputus
Hendro menuturkan, selama ini masyarakat menggunakan air sungai Gasib untuk kebutuhan sehari-hari. Warga juga sudah mengadukan kejadian itu ke Pemkab Siak.
"Kalau kami paksakan air limbah PTPN V itu untuk mandi dan dikonsumsi, bisa jadi penyakit," ketusnya.
Hendro menyebutkan, Pemkab Siak juga telah berulang kali ke lokasi mengambil sample dan menegur PTPN V soal limbah tersebut.
"Entah sudah berapa kali lah, dulu waktu saya masih kepala desa, sering juga limbah mereka mencemari sungai kami. Sudah laporkan ke Pemerintah Siak, dan sudah diambil sample limbahnya, tapi hasilnya kami tidak tahu," ucap Hendro.
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (P2KLH) Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Siak, Ardayani mengatakan, limbah itu jatuh ke aliran sungai lantaran kolam penampungan PTPN V tak sanggup menampung.
"Kolam penampungan limbah PTPN V yang air limbahnya melimpah, jadi limbah itu jatuh dan masuk ke aliran sungai," katanya.
Menurut Ardayani, ada kesalahan komunikasi antara petugas PTPN V yang menjaga kolam dengan karyawan pabrik kelapa sawit perusahaan itu. Mereka tidak saling komunikasi saat limbah dialirkan ke kolam penampungan. Petugas yang menjaga kolam tidak mengecek bahwa air limbah sudah melimpah, sedangkan yang di pabrik terus mengaliri limbah ke kolam penampungan.
"Ya melimpah dan di situ ada sungai," kata dia.
Pemkab Siak sudah meminta PTPN V untuk memindahkan kolam limbah itu agar dibuat jauh dari aliran sungai. Namun pihak perusahaan terkesan acuh.
"Iya kejadian ini sudah beberapa kali, bukan sekali ini saja. Pimpinan perusahaan mereka selalu berganti, jadi tidak tahu persoalan perusahaan mereka dengan masyarakat itu seperti apa," ujarnya.
Humas PTPN V Lubuk Dalam, Pedoman Ginting saat dihubungi merdeka.com belum merespon. Pesan yang dikirim juga belum berbalas.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Air berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaBendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak
Baca SelengkapnyaKondisi Sungai Ciliwung mengalami penyusutan drastis akibat musim kemarau yang dipengaruhi fenomena El Nino.
Baca Selengkapnyaaktivitas pertambangan emas ilegal yang marak di sekitarnya membuat air menjadi keruh pekat dan menyebabkan gatal-gatal.
Baca SelengkapnyaKondisi kali Ciliwung di musim kemarau saat ini sedang surut dan menghitam dengan banyak tumpukan sampah.
Baca SelengkapnyaBerton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaSebelum tercemar, Curug Parigi jadi wisata alam andalan warga pinggiran Jakarta.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya
Baca SelengkapnyaGelombang panas brutal yang melanda Vietnam turut menimbulkan bencana ekologi dengan matinya ratusan ribu ikan di sebuah waduk.
Baca SelengkapnyaDanau Masigit di Serang mengalami kekeringan selama 3 bulan.
Baca Selengkapnya