Tahun Ini Pemkab Banyuwangi Akan Buka SMK Jurusan Kopi dan Cokelat
Merdeka.com - Tahun ini Pemkab Banyuwangi akan membuka jurusan pengolahan kopi dan cokelat, khususnya di pendidikan formal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sejauh ini, Pemkab Banyuwangi telah melakukan sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk membantu pengembangan jurusan sekolah tentang kopi dan cokelat di Banyuwangi.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendi) Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono menjelaskan, pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan Dispendik Provinsi Jawa Timur untuk membuka jurusan kopi dan cokelat di Banyuwangi. Pihaknya menargetkan, jurusan pengolahan kopi dan cokelat di tahun ini bisa menjaring 100 siswa.
-
Bagaimana Bupati Banyuwangi mendukung pengembangan perkebunan kopi di Gombengsari? Untuk mendorong pertanian di Gombengsari, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir di Pesta Rakyat Kopi Gombengsari tersebut menyerahkan bantuan 4 ribu batang bibit kopi robusta kepada gabungan kelompok tani desa setempat.
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong UMKM? Ipuk menyampaikan, Pemkab Banyuwangi terus mengupayakan pelibatan pelaku usaha UMKM dalam pembangunan daerah, salah satunya adalah dengan cara memberikan kesempatan yang sama bagi UMKM untuk terlibat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahan.
-
Bagaimana Susi dan Pasi mengembangkan UMKM Bojonegoro? Susi yang saat itu mengaku kuper (kurang pergaulan) tidak paham pentingnya legalitas usaha seperti Sertifikat P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga), NIB (Nomor Izin Berusaha), dan label Halal untuk mengembangkan bisnis rempeyeknya.
-
Bagaimana BRI membantu Pondok Kopi Potorono? Dengan masuknya Sambak menjadi desa BRIlian, Kopi Potorono sudah diberikan packaging yang lebih modern, menarik dan keren,' cerita Dahlan sumringah.
-
Kenapa beasiswa Banyuwangi Cerdas diluncurkan? 'Ini adalah upaya menjamin pendidikan bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, untuk itu perlu menjamin pendidikan mereka, untuk bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi,' kata Ipuk.
-
Siapa yang terlibat di program Banyuwangi? 'Proyek ini diharapakan bisa menciptakan solusi baru pengurangan plastik sekali pakai melalui perubahan pada hulu hingga hilir. Mulai produsen, pengecer, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya,' kata Professor Jobling.
"Jadi jurusan ini bagaimana kita bisa mencetak start up - start up muda. Sehingga mereka tidak hanya bisa menanam, tapi juga bisa mengolah sampai menjadi produk," kata Sulih, Senin (11/3).
Sejauh ini, SMK di Banyuwangi yang memiliki jurusan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) yakni SMK Negeri 2 Tegalsari. Khusus jurusan baru tentang pengolahan kopi dan cokelat, kata Sulih, akan memiliki materi pelajaran yang lebih spesifik pada pengolahan hasil pertanian kopi dan kakao.
"Keterampilan yang diajarkan mengolah bahan mentah, mulai dari biji kopi dan cokelat mentah kering (green bean) menjadi produk jadi. Peralatan praktik yang mendukung pengajaran keterampilan itu juga akan segera diserahkan kepada pihak sekolah," katanya.
Sementara dukungan dari Menteri BUMN Rini Soemarno disampaikan langsung saat mengunjungi pengolahan Kakao di Perkebunan PTPN Kendenglembu, Glenmore pada (16/2) lalu.
Rini menyampaikan, potensi kopi dan kakao yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi harus diimbangi dengan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
"Kita memang membutuhkan program yang bisa dengan cepat mendidik anak-anak muda kita untuk siap masuk ke bursa pekerja," kata Rini.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mencicipi kopi racikan siswa SMK ©2019 Merdeka.comPerkebunan Kendeng Lembu sendiri, sejauh ini telah memberikan ruang edukasi pada masyarakat tentang pengolahan biji kakao menjadi cokelat siap konsumsi. Selain itu, BUMN juga telah menginstruksikan Bank Mandiri dan PTPN untuk proses pembukaan jurusan baru tersebut.
Selain itu, pada Jumat (8/3) Pemkab Banyuwangi telah bekerjasama dengan BPPT untuk menyiapkan SDM pengembangan kopi dan cokelat dari hulu hingga hilir. Khususnya pengembangan SDM untuk siswa SMK dan santri, dengan harapan bisa menjadi pegiat bisnis rintisan kopi dan cokelat.
"Kami kerja bareng BPPT menyiapkan SDM kopi dan kakao sebagai bahan dasar cokelat karena dua komoditas itu cukup berlimpah di sini," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas seusai penandatanganan nota kesepahaman dengan Kepala BPPT Hammam Riza.
Anas menyampaikan, kopi dan cokelat memiliki tren bagus, saat ini di Banyuwangi terdapat lebih dari 100 bisnis rintisan kopi dan cokelat yang dikelola masyarakat.
"Konsumsi kopi Indonesia cuma 1,5 kilogram per kapita per tahun. Jepang 5 kilogram, Finlandia bahkan 12 kilogram. Pasar ke depan sangat cerah. Kalau naik 4 kilogram per kapita per tahun, kebutuhan kopi dalam negeri tembus 1 juta ton, melebihi produksi sekarang, kita bakal kewalahan, maka butuh SDM yang kompeten dari hulu ke hilir," ujarnya.
Pada tahap awal, BPPT telah melatih ratusan siswa dari 10 SMK dan santri pesantren terkait pengolahan produk kopi dan cokelat dari hulu ke hilir.
"Kami fokus membantu dari hulu ke hilir untuk teknologi pangan. Proses hulu ke hilir itu untuk mencetak technopreneur agribisnis. Kami salut dengan Banyuwangi yang melibatkan pelajar dan santri untuk dilatih, ikut bimbingan teknis pengolahan dan pengembangan kopi dan cokelat," Kepala BPPT Hammam Riza. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkab Banyuwangi menjalankan program memfasilitasi anak-anak muda lulusan SMK untuk berwirausaha dengan memberi bantuan alat usaha.
Baca SelengkapnyaStaf Divisi Penyaluran Dana BPDPKS, Rangga Rahmananda menyatakan program beasiswa ini telah dilaksanakan sejak 2016.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi setiap tahunnya menggelar berbagai program peningkatan kemampuan bisnis.
Baca SelengkapnyaHal ini sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam rangka ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaKopi lokal Indonesia sudah banyak dilirik dan digemari masyarakat negara lain, sehingga penting untuk mempersiapkan diri.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten optimis kerja sama dengan RSPO akan memperkuat korporatisasi petani sawit sekaligus memperkuat produksi kelapa sawit dari hulu hingga hilir.
Baca SelengkapnyaProgram tersebut di antaranya Pendidikan Vokasi Industri setara Diploma 1 dan Diploma 3, serta Magang Studi Independen Bersertifikat (MISB) Kampus Merdeka.
Baca SelengkapnyaAnak-anak muda Banyuwangi yang masuk program inkubasi ini, peluang pengembangan bisnisnya juga akan semakin besar.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, perusahaan mengukuhkan 30 peserta program beasiswa pendidikan vokasi industri setara Diploma 1.
Baca SelengkapnyaKonversi nama untuk guna meningkatkan hasil sektor perkebunan di masing-masing daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPendaftaran beasiswa dibuka secara gratis dan telah dibuka sejak 5 April dan akan berakhir pada 24 Mei mendatang.
Baca SelengkapnyaApresiasi dari Merdeka.com merupakan materai penyemangat bagi PT. SMI untuk dapat berkolaborasi lebih baik bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya