Tak mau jadi pengangguran, nenek 72 tahun tetap gigih bekerja
Merdeka.com - Zubaedah (72) sudah lebih dari 6 tahun jualan kue martabak telor. Meski sudah lanjut usia, tapi semangat hidupnya tetap tinggi. Dia tidak mau menghabiskan masa tuanya menjadi pengangguran. Apalagi minta-minta.
Generasi muda harus belajar tentang semangat hidup dari nenek Zubaedah. Di usianya sudah sepuh, Zubaedah harusnya istirahat dan hidup dengan tenang. Apalagi anak-anaknya juga sudah banyak memiliki penghasilan. Tapi Zubaedah berpikir beda. Dia tidak mau menggantungkan hidup pada orang lain.
"Kulo esih rekoso (saya masih kuat). Tidak mau menganggur saja. Lumayan kalau dodolan (jualan) begini. Bisa ngasih jajan cucu, bisa buat benerin rumah, sama bayar utang," kata Zubaedah saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (5/2).
-
Mengapa Yusuf dan Muallifah memberi uang ke ibu muda? Melihat kondisi tersebut, Yusuf yang memiliki uang Rp100 ribu dan merupakan uang terakhir di dompetnya saat itu bimbang. Ia ingin menolong, namun sekaligus ingat dirinya dan sang istri tidak punya uang lagi untuk makan besok. Pendek cerita, Yusuf kemudian memberikan uang terakhirnya itu kepada sang ibu muda agar yang bersangkutan bisa membawa anaknya berobat.
-
Kenapa orang tua memilih nama 'pembawa rezeki'? Dengan memilih nama yang memiliki arti 'pembawa rezeki', orang tua berharap anaknya tumbuh menjadi pribadi yang membawa keberuntungan dan kebaikan bagi dirinya serta orang-orang di sekitarnya.
-
Apa yang dilakukan pengusaha tersebut untuk anaknya? Tidak hanya dermawan kepada orang lain, Hilman Gumilar juga tidak pernah pelit untuk memberikan fasilitas yang terbaik untuk anaknya. Hilman sampai rela mengeluarkan uang ratusan juta demi sang anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak di sekolah terbaik.
-
Apa contoh sikap berbakti ke orang tua? Sebagai anak agar senantiasa lemah lembut ketika berbicara kepada orang tua. Hindari perkataan bernada tinggi, apalagi kata-kata kasar atau dengan cara berteriak-teriak.
-
Apa saja contoh sedekah? Macam-macam sedekah tersebut antara lain sedekah Anak Yatim, Masjid, Wakaf, hingga Fakir Miskin.
-
Apa yang ibu berikan kepada anaknya? Ibu telah memberikan banyak waktu, energi, dan kasih sayangnya untuk merawat, mendampingi, mendukung seorang anak.
Zubaedah datang dari kampung halamannya Brebes ke Jakarta pada tahun 2008, setahun setelah suaminya meninggal dunia. Lapaknya dia buka di pinggir gang dekat kampus UIN Jakarta. Zubaedah menjadi satu-satunya pedagang kue martabak telor di situ. Modal usahanya dia dapatkan dari pinjaman 'bank harian'. Meski sudah terkenal di kalangan mahasiswa, tapi nenek ini tidak berniat untuk memperbesar tempat jualannya. Orang-orang menyebut martabak telor buatan Zubaeah dengan nama “Kue Nenek”.
"Kalau sore banyak mahasiswa ngantre beli kue. Kalau lagi sepi paling cuma dapat Rp 200 ribu. Kalau ramai bisa sampai Rp 300 ribu. Buat bayar utang Rp 150 ribu, sisanya buat bayar kios dan modal,” tambahnya.
Pahit dan manisnya kehidupan dialami Zubaedah dihadapi dengan tabah dan pantang menyerah. Kemiskinan, utang yang banyak, hingga pernah ditipu orang memberinya pelajaran bahwa hidup memang ujian. Dari 12 orang anak yang dia lahirkan, hanya ada 8 orang yang hidup. Anak-anaknya banyak meninggal karena sakit. Zubaedah tidak punya cukup uang untuk membawa anak-anaknya berobat.
Kini, dari anak-anaknya masih hidup, Zubaedah telah memiliki 22 orang cucu. Anak-anaknya banyak jadi pedagang. Ada yang jualan pecel lele dan ada juga jualan nasi goreng. Satu orang anak perempuannya sudah 7 tahun jadi TKW di Malaysia.
Meski hampir semua anaknya sudah berpenghasilan tapi si nenek tidak mau meminta uang sepeser pun dari mereka. Bahkan sebaliknya, sering Zubaedah justru memberikan uang untuk anak dan cucu-cucunya.
"Ada yang minta uang buat modal, ada juga yang minta buat bayar utang, kemarin cucu minta buat beli motor," tutur Zubaedah sambil menggoreng martabak telor pesanan seorang mahasiswi.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kakek bernama Nur ini begitu bersemangat mencari pekerjaan di siang hari yang terik untuk membelikan cucunya hadiah.
Baca SelengkapnyaNamanya adalah Sutomo, pria berusia 70 tahun yang telah menjalani profesi ini selama lebih dari 11 tahun.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok nenek usia 70 tahun lebih yang tiap hari ikhlas bersihkan Masjid dan tak mau digaji.
Baca SelengkapnyaMeskipun bawa mobil, wanita ini nekat turun dari mobil untuk membantu kakek pengayuh becak.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah @sayaphati ini pun viral dan membuat warganet ikut sedih.
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaJadi tulang punggung, perjuangan kakek penjual minuman keliling untuk biayai sekolah cucunya ini tuai simpati warganet.
Baca SelengkapnyaSosoknya benar-benar sabar menjalani kehidupan. Syarif pun tetap semangat mengajar ngaji anak-anak di kampungnya, meski kondisi tubuhnya kekurangan.
Baca SelengkapnyaDiakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.
Baca SelengkapnyaDi antara mereka, ada seorang nenek berusia 99 tahun yang terlihat semangat untuk menunaikan ibadah haji
Baca SelengkapnyaSemua dilakukan semata-mata hanya karena ingin hidup tanpa merepotkan siapapun, termasuk anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaDi masa tuanya, ia masih harus bekerja untuk mengisi perut keluarganya.
Baca Selengkapnya