Tanda tangan Soekarno di 'Supersemar' itu palsu
Merdeka.com - Pencarian naskah asli Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) masih terus dilakukan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Terakhir, ANRI mendapat satu versi lagi yang diyakini sebagai Supersemar asli.
"Yang menyerahkan yayasan akademi kebangsaan," kata Kepala ANRI, Asichin, saat dihubungi merdeka.com, Senin (11/3).
Saat penelitian awal, pihaknya agak yakin bahwa selembar surat berkop Burung Garuda itu adalah Supersemar asli.
-
Siapa yang menulis surat itu? Surat itu sebenarnya ditulis oleh fisikawan Hungaria, Leo Szilard dengan bantuan ilmuwan lain, namun ditandatangani Einstein untuk menarik perhatian presiden karena statusnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa.
-
Siapa yang menulis surat? Dari siswi baru, Dewi Cahya
-
Di mana tempat dan tanggal surat ditulis? Tempat dan tanggal surat biasanya ditulis di sudut kanan atas surat. Ini menunjukkan di mana dan kapan surat tersebut dibuat. Contohnya:Jakarta, 12 Oktober 2024
-
Siapa yang menemukan surat kuno itu? Sekelompok mahasiswa yang menjadi sukarelawan dalam penggalian arkeologi di Prancis utara menemukan surat atau catatan yang ditulis arkeolog 200 tahun lalu pada Senin.
-
Siapa yang membuat surat pernyataan? Yang bertanda tangan di bawah ini :Nama : Anton SyahputraNISN : 88765463544578Kelas : XI IPS – 3Sekolah : SMA Negeri 1 MedanAlamat : Jl. Amal No. 123, Medan Dengan ini menyatakan mengakui kesalahan yang sudah saya lakukan berupa absen sekolah selama 5 hari berturut – turut tanpa pemberitahuan, terhitung dari tanggal 15 Februari 2020 s/d 19 Februari 2020.
-
Siapa yang diperiksa di Kejagung? Gimmick Sandra Dewi Saat Diperiksa Kasus Korupsi Suami di Kejagung Tidak banyak ucapan yang dilontarkan Sandra sebelum menjalani pemeriksaan. Sejumlah gimmick banyak terjadi selama pemeriksaan Aktris Sandra Dewi sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah 2015-2022 yang menyeret suaminya, Harvey Moeis, Kamis (4/4).
"Karena kertasnya produk 1966," kata dia tentang tahun penandatangan surat dari Presiden Soekarno kepada Soeharto itu.
Untuk mengecek keaslian secara menyeluruh, ANRI mengirim surat itu ke Puslabfor Bareskrim Mabes Polri. Setelah diteliti di laboratorium, akhirnya dinyatakan surat itu Supersemar palsu.
"Dinyatakan tanda tangan atas nama Soekarno itu bukan tanda tangan orisinal hasil tarikan langsung, tetapi hasil cetak," kata Asichin tentang hasil Puslabfor Polri yang disampaikan Juli tahun lalu.
Begitu juga dengan kop Burung Garuda di surat tersebut. Puslabfor Polri menyatakan kop surat itu juga tidak asli. "Dengan demikian hingga kini belum menemukan yang asli," ujar dia.
Sebelumnya, di ANRI sudah ada dua versi Supersemar. Pertama, yakni surat yang berasal dari Sekretariat Negara. Surat itu terdiri dari dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama 'Sukarno'.
Sementara surat kedua berasal dari Pusat Penerangan TNI AD. Surat ini terdiri dari satu lembar dan juga berkop Burung Garuda. Ketikan surat versi kedua ini tampak tidak serapi pertama, bahkan terkesan amatiran. Jika versi pertama tertulis nama 'Sukarno', versi kedua tertulis nama 'Soekarno'. Namun, kedua surat itu dinyatakan tidak asli alias palsu.
ANRI tetap meyakini Supersemar yang diterbitkan tepat 47 tahun lalu itu pernah ada. Hal itu berdasarkan pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1966 dan pengakuan mantan Mensesneg Moerdiono sebelum tutup usia. Saat itu, Moerdiono mengaku pernah melihat surat yang menandakan transisi Orde Lama ke Orde Baru itu.
"Kami yakin Supersemar pernah ada, tapi apakah fisiknya masih ada hingga sekarang kami tidak bisa menyimpulkan," kata Asichin menambahkan pihaknya akan terus menelusuri keberadaan surat itu.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soekarno tak pernah diberi kesempatan membersihkan namanya.
Baca SelengkapnyaMegawati sempat membahas tentang TAP MPR Nomor XXXIII/MPRS/1967.
Baca SelengkapnyaPresiden Soeharto menegaskan pergerakan yang ingin menjatuhkan dirinya dari kursi Presiden dipimpin oleh tokoh bernama Sawito.
Baca SelengkapnyaHasyim menduga ada yang memalsukan tanda tangan Sri tersebut
Baca SelengkapnyaPresiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menghadiri silaturahmi kebangsaan dan penyerahan surat Pimpinan MPR kepada keluarga Bung Karno.
Baca SelengkapnyaKejadian itu ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, kata Idham, KPU belum dapat mengonfirmasi kebenaran surat suara yang sudah tercoblos lebih dulu itu.
Baca SelengkapnyaMenurut Ivan, modusnya yakni pelaku memberitahukan cek tersebut yang kemudian meminta bantuan agar membantu mencairkan cek tersebut.
Baca SelengkapnyaIni merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.
Baca SelengkapnyaSurat itu diterima langsung oleh anak Soekarno, antara lain Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.
Baca SelengkapnyaMereka mengaku kalau saat dilakukan tanda tangan, Asep dalam masa penyembuhan.
Baca SelengkapnyaSuara Hasyim kemudian meninggi, ketika disinggung sumber dari surat tersebut.
Baca Selengkapnya