Terungkap, Motif Pelaku Mutilasi Perempuan dalam Koper di Ngawi
Pelaku merupakan seorang pria yang berasal dari Tulungagung, Jawa Timur.

Pelaku pemutilasi mayat wanita dalam koper di Ngawi, Jawa Timur akhirnya ditangkap tim gabungan dari Polres Ngawi dan Polda Jatim.
Penangkapan terhadap pelaku mutilasi ini pun dibenarkan oleh Direktur Direskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman dan Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi R.
"Alhamdulillah, pelaku mutilasi berhasil kami tangkap tadi malam," ujar Kombes Farman, dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (26/1).
Meski demikian, Farman belum mengungkapkan identitas pelaku. Ia menyebut kasus ini akan dirilis lengkap dalam waktu dekat.
"Nanti kita rilis ya," imbuhnya.
Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku merupakan seorang pria yang berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. Asmara pun disebut sebagai motif dari pembunuhan tersebut.
"Pelaku asal Tulungagung. Motifnya asmara," ujar salah seorang anggota polisi yang enggan disebut namanya.
Penemuan Jasad Wanita dalam Koper
Diketahui, Korban dalam kasus ini adalah Uswatun Khasanah, seorang sales kosmetik asal Blitar. Ia menjadi korban pembunuhan dan mutilasi. Jasadnya ditemukan dalam koper tanpa kepala dan kaki di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.
Jenazah Uswatun telah dimakamkan di kampung halamannya di Garum, Blitar. Ayah korban, Nur Khalim, mengungkap bahwa Uswatun telah tiga kali menikah. Pernikahan pertama dengan warga Srengat, Blitar, berakhir dengan perceraian setelah memiliki seorang anak.
Pernikahan kedua secara siri dengan pria asal Lumajang juga kandas, menghasilkan seorang anak. Pernikahan ketiganya dilakukan secara siri tiga tahun lalu dengan pria asal Tulungagung.
"Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah," kata Khalim.
Hingga pemakaman, ia mengaku belum melihat kehadiran menantu ketiganya itu.
Polisi memastikan bahwa Desa Dadapan hanyalah lokasi pembuangan mayat, bukan tempat pembunuhan.
Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan menyebutkan pihaknya masih menyelidiki lokasi pembunuhan yang diduga berada di luar Ngawi.
"Kami juga ingin memastikan bahwa di Ngawi hanya lokasi pembuangan, bukan lokasi pembantaian," kata Joshua.
Hingga kini, polisi terus mendalami kasus dengan memeriksa rekaman CCTV dan mengumpulkan bukti tambahan, termasuk bagian tubuh korban yang belum ditemukan.