Tes Psikologi, Siswa SDN Pondok Cina 1 Alami Depresi Usai Sekolah Mau Digusur
Merdeka.com - Pengacara Wali Murid SDN Pondok Cina 1, Deolipa Yumara menyampaikan update dari kasus wacana penggusuran bangunan sekolah. Saat ini turut berimbas kepada kecemasan dan depresi yang dialami para siswa akibat polemik tersebut.
Dampak itu disampaikan Deolipa kepada pihak Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Dalam rangka menyampaikan perkembangan update laporan kepada penyidik atas laporan yang telah dilayangkan pada beberapa waktu lalu.
"Jadi hasilnya (tes psikologi) adalah anak-anak di SDN Pondok Cina 1 yang dievaluasi, diverifikasi dan dianalisa yakni psikologinya mereka mengalami kondisi negatif kesehatan mentalnya," kata Deolipa saat ditemui awak media di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (5/ 6).
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Di mana kecelakaan bus pelajar Depok terjadi? Kecelakaan teranyat tepatnya di Jalan Raya Kampun Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam.
-
Siapa yang bisa terdampak depresi? Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja. Mulai dari orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak juga memiliki risiko yang cukup tinggi di masa kini.
-
Kenapa anak-anak jadi korban bullying di sekolah baru? Memulai sekolah baru bisa menjadi pengalaman yang menantang bagi anak-anak. Selain harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, mereka juga harus menghadapi kemungkinan menjadi korban bullying. Hal ini rentan dihadapi ketika mereka memasuki situasi baru yang tidak familiar sebelumnya.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
Dia menjelaskan, gambaran depresi para siswa didapat dari hasil tes yang dilakukan oleh tim Psikologi Universitas Indonesia (UI). Dengan random sampling dan menemukan ada sebanyak 12 anak dari kelas 1 hingga 6 mengalami gejala depresi berdampak pada kesehatan mentalnya.
"Artinya mereka mengalami distress. Ini mengalami kecemasan dan depresi. Dan ini membuat gangguan motivasi mereka dalam belajar dan acuan mereka dalam akademik dan proses belajar terganggu sehingga rasa rasanya mereka dalam kondisi yang buruk," ujarnya.
Atas dampak yang dialami para siswa, Deolipa selaku pengacara Wali Murid berharap agar pihak terlapor Wali Kota Depok M Idris Abdul Somad maupun Pemkot Depok ada itikad baik menyelesaikan masalah ini lewat jalur restorative justice.
"Kemudian diharapkan ada posisi baik dari persoalan-persoalan SD Pondok Cina 1 ini. Yaitu kalau kedepannya proses belajar mengajar baik ya nanti akan diupayakan restorative justice, bagaimana baiknya," ujar Deolipa.
Laporan Kasus
Sebelumnya, Deolipa yang merupakan kuasa hukum orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 melaporkan Idris ke Polda Metro Jaya pada Selasa (13/12/2022). Laporan itu terdaftar LP/B/6354/XII/2022/SPKT/Polda Metro Jaya.
"Sudah saya laporkan, ini bukti suratnya dilaporkan langsung ke Polda Metro Jaya," ujar Deolipa, Rabu (14/12/2022).
Idris duga melanggar Pasal 77 juncto Pasal 76A butir A UU No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak. Siswa SDN Pondok Cina 1 dianggap mendapatkan perlakuan diskriminasi soal belajar dan mengajar sehingga memberikan dampak kerugian materil dan non materil.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan pun telah membenarkan adanya pelaporan atas Wali Kota Depok M Idris ini, dengan pihak pelapornya Deolipa selaku kuasa hukum.
"Benar, sudah diterima laporannya kemarin," kata Zulpan, Rabu (14/12/2022).
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang tua murid SDN Pocin 1 merasa kecewa dengan putusan PTUN Bandung yang menolak gugatan mereka.
Baca SelengkapnyaPagar gerbang daycare tertutup dan digembok dari dalam
Baca SelengkapnyaSejak kasus pelemparan kayu yang mengakibatkan kepala bocor, korban menyatakan tidak mau sekolah di tempatnya bersekolah dulu.
Baca SelengkapnyaKondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.
Baca SelengkapnyaDua bus yang selamat tiba di Depok sekitar pukul 04.59 WIB. Bus dikawal Satuan Lalulintas Polres Metro Depok.
Baca SelengkapnyaDiduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaGuru SD di Tasikmalaya dipaksa pensiun dini. Dia dinilai mengalami gangguan jiwa oleh kepala sekolah.
Baca SelengkapnyaSiswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaTim meminta Kepala sekolah SMP I Sindangbarang bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena dianggap lalai.
Baca SelengkapnyaMassa yang tergabung dalam Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) itu mempersoalkan 51 calon peserta didik (CPD) lulusan SMPN 19 Depok yang dianulir dari 8 SMA Negeri.
Baca Selengkapnya