TNI sita senjata Brimob, Fadli Zon minta pemerintah segera selesaikan
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyarankan pemerintah untuk segera menyelesaikan polemik pengadaan senjata. Hal ini menyusul langkah Mabes TNI menyita amunisi SAGL 40x46 milik Brimob Polri yang tertahan di kargo Bandara Soekarno pada (9/10) malam.
"Ini kan polemik yang datang dari pemerintah dan seharusnya diselesaikan oleh pemerintah. Nanti kalau dibawa ke DPR ya bisa saja tapi alangkah baiknya di pemerintah," kata Fadli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/10).
"Ini menurut saya kalau bisa diselesaikan di pemerintahan, Presiden seharusnya sejak awal bisa mengantisipasi ini, kalau ada antisipasi dari awal saya kira tidak terjadi masalah ini," sambungnya.
-
Apa yang diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Apa yang di serahkan ke TNI? Kementerian Pertahanan sendiri sebelumnya memang telah memesan lima unit C-130J Super Hercules.
-
Bagaimana TNI selundupkan senjata? Menyelundupkan senjata ke Aljazair yang tengah berkonflik menjadi misi pertama dua kapal selam tersebut.
-
Bagaimana DPR mendorong Polri untuk menuntaskan kasus FP? Selanjutnya, Sahroni terus mendorong Polri agar menuntaskan kasus ini dengan menangkap pelaku utama, yaitu FP.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
Gerak cepat pemerintah diperlukan agar tidak mendapatkan opini buruk dari dunia internasional hanya masalah perebutan senjata. Menurutnya, masalah senjata tersebut menunjukkan ada koordinasi yang tidak berjalan di level pemerintahan.
"Coba bayangkan kalau negara-negara lain melihat kalau alutsista ini terjadi perebutan di antara institusi atau lembaga di kita, jadi kita berharap diselesaikanlah di antara pemerintah apapun hasilnya," tegasnya.
Fadli melanjutkan, pemerintah harus segera menyelesaikan masalah ini agar tidak menimbulkan konflik antara Polri dan TNI. Kemudian, kata Fadli, harus diperjelas soal kewenangan penggunaan senjata agar tidak terjadi tumpang tindih.
"Itu maksud saya yang harus didudukkan, siapa sih yang sebenarnya berhak untuk mempunyai, memiliki atau menggunakan persenjataan itu, standarnya seperti apa, pasti kan ada SOP nya," tandasnya.
Menko Polhukam Wiranto telah mengklaim kasus pengadaan senjata ilegal sudah selesai. Fadli memiliki pandangan berbeda. Dia menyebut jika masih ada kejadian tahan menahan senjata menandakan masalah tersebut belum selesai.
"Tapi rapat gabungan hari jumat dilaksanakan seharusnya sudah selesai, tidak ada polemik lagi, ini kalau masih ada polemik berarti masih ada masalah, berarti tidak selesai masalahnya," tukasnya.
Sebelumnya, Mabes TNI menyita amunisi SAGL 40x46 milik Brimob Polri yang tempo hari tertahan di kargo Bandara Soekarno. 5932 Amunisi tajam diamankan TNI di gudang amunisi Mabes TNI tadi malam (9/10).
"Bahwa tadi malam amunisi sudah dipindahkan ke gudang amunisi Mabes TNI sesuai dengan katalog yang menyertai sejumlah 5.932 butir amunisi," ujar Kapuspen Mabes TNI Mayjen Wuryanto saat konferensi pers di Taman Ismail Marzuki, Selasa (10/10).
Amunisi granat yang diamankan merupakan amunisi standar militer. Penggunaannya tidak diperuntukkan bagi Polri.
Wuryanto menyebut amunisi itu memiliki daya ledak yang kuat dan dapat meluluhlantahkan sepasukan. Malah ia menyebut TNI sendiri tidak mempunyai amunisi seperti itu.
"Sangat jelas dalam katalog bahwa amunisi tajam mempunyai radius mematikan 9 m jarak capai 400m. Keistimewaan amunisi adalah setelah meledak, kemudian meledak kedua dan menimbulkan pecahan lobang-lobang kecil yang melukai maupun mematikan. Granat bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras," papar Wuryanto. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menjamin bakal menindak tegas anggota TNI bila terbukti membobol minimarket di Cilodong, Depok.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Jenderal TNI musnahkan miras hingga senpi dengan kacamata hitamnya.
Baca SelengkapnyaRatusan kendaraan hasil curian tersebut ditampung di gudang Balkir Pusat Zeni TNI Angkatan Darat, Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPerkara yang melibatkan kedua anggota TNI aktif tersebut telah diserahkan KPK ke Puspom TNI.
Baca SelengkapnyaMaruli menyangkal isu soal adanya narkoba yang mereka bawa.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, masalah tersebut tidak perlu diperpanjang proses hukum harus terus berjalan.
Baca SelengkapnyaPelakunya diduga oknum Anggota TNI berinisial FAS.
Baca SelengkapnyaDari hasil penyidikan terkuak kalau EL dibantu Kopda AS menjadikan Markas Gudbalkir Pusziad di Buduran sebagai lokasi penampungan kendaraan curian di Sidoarjo.
Baca SelengkapnyaTNI mengonfirmasi gudang di Sidoarjo, Jawa Timur yang menjadi lokasi penadahan kendaraan hasil kejahatan adalah milik Pusat Zeni AD.
Baca Selengkapnya"Puspom TNI pasti bekerja secara profesional dengan integritas tinggi,"
Baca SelengkapnyaMenurut Djoko, Brigadir ZH sempat dalam pencarian Propam Polda Sulteng.
Baca Selengkapnya