Tolak pembangunan bandara, warga Kulonprogo bentrok dengan polisi
Merdeka.com - 15 Warga Kulonprogo yang menolak pembangunan bandara mengalami luka-luka setelah bentrok dengan polisi saat pematokan tanah untuk Bandara di Kecamatan Temon, Selasa (16/2). Warga bentrok setelah polisi melakukan aksi represif terhadap massa yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) menolak pembangunan bandara.
"Warga yang kebanyakan para petani dari Wahana Tri Tunggal, sejak awal mengawal proses pematokan, pada saat di lokasi tersebut tetap berkeberatan dengan proses pematokan, namun justru aparat represif," kata Rizki Fatahillah dari LBH Yogyakarta yang mendampingi warga WTT, Rabu (17/2).
Lima belas warga yang mengalami kekerasan oleh aparat kepolisian yakni Prayogo Andi Wibowo, Dita Prihantanto, Muhamdi, Warsiyad, Dwi Sukantar, Suwanto, Suroto, Sukirman, Wagino, Sipiyo, Sunarti, Elli, Tri, Sumarni dan Suprihatin. Salah seorang warga sempat dilarikan ke Puskesmas setelah pingsan akibat diinjak-injak polisi.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa warga menggugat Waskita Karya? Mereka menyatakan penolakan terhadap pembangunan tersebut.
-
Mengapa warga Latimojong menolak harga pembebasan lahan? Cones mengaku pasca kejadian tersebut keluarganya mengalami trauma. Bahkan, anaknya enggan berangkat ke sekolah. 'Anak saya trauma dan tidak masuk sekolah karena peristiwa kemarin. Untuk sementara kami menenangkan diri di rumah kerabat,' ucapnya.
-
Kenapa warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa warga berebut gunungan dan tenongan di Sadranan? 'Acara ini memang digelar setiap tahun. Di dalamnya ada buah, ada sego liwet. Warga yang mendapatkannya boleh makan di tempat atau dibawa pulang. Semua itu demi keberkahan di kampung kami,' kata Rahmat Arifin, tokoh masyarakat setempat.
"Yang terjadi adalah WTT dianggap kelompok masyarakat yang liar. Mereka harus ditundukan dengan cara mengedrop ribuan polisi agar mereka berhenti melakukan penolakan," ujarnya.
Dia menjelaskan warga WTT menolak karena tanah bagi mereka lebih penting dari pada bandara. Bagi mereka tanah adalah alat produksi yang lebih berharga dari Bandara.
"WTT sejak awal menolak, tidak pernah ada negosiasi yang kami sepakati kalau itu menyangkut jual beli. Kami menyayangkan kejadian ini, karena aparat seharusnya melindungi rakyat bukan justru melakukan kekerasan," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati juga menolak keras pembangunan bandara baru di Bali tersebut
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaWarga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.
Baca SelengkapnyaWarga asli Pulau Rempang menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Baca SelengkapnyaBuntut warga Pulau Rempang bentrok dengan polisi, sejumlah orang jadi tersangka.
Baca SelengkapnyaRibuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Baca SelengkapnyaPro-kontra pemindahan operasional penerbangan sipil dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Bandara Kertajati di Majalengka.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaWarga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Baca Selengkapnya