Kini Dibuatkan Prasasti, Begini Fakta Sejarah Bedol Desa Warga Terdampak Pembangunan Waduk Sermo Kulon Progo
Ribuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Ribuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Kini Dibuatkan Prasasti, Begini Fakta Sejarah Bedol Desa Warga Terdampak Pembangunan Waduk Sermo Kulon Progo
Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan Prasasti Bedol Desa di Kawasan Wisata Waduk Sermo, Kabupaten Kulon Progo pada Senin (15/1). Prasasti yang dibuat menggunakan dana keistimewaan itu dibangun untuk menghormati warga di sekitar Waduk Sermo yang rela melakukan bedol desa untuk pembangunan waduk tersebut.
-
Kenapa Desa Kemudo jadi Desa BRILian? Di tahun itu pula, BRI menetapkan Desa Kemudo sebagai Desa BRILian dan masuk kategori juara satu batch pertama.
-
Mengapa Waduk Sermo menarik? Pengunjung juga dapat melakukan kegiatan seperti camping, piknik, dan menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah di sekitar waduk.
-
Dimana Waduk Sempor berada? Waduk Sempor merupakan salah satu destinasi favorit bagi warga Kebumen dan sekitarnya. Waduk ini berlokasi di Desa Sempor, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen.
-
Apa yang terjadi dengan Desa Wonorejo? Di Kalimantan Selatan, ada sebuah desa yang kini telah hilang. Dulu desa itu bernama Wonorejo. Desa tersebut dulunya ditempati oleh orang-orang transmigran yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
-
Bagaimana cara menikmati Waduk Sermo? Anda dapat mengelilinginya untuk menikmati pesonanya.
-
Apa yang dibangun di Desa Pelemwatu untuk meningkatkan kualitas hidup warganya? Pemerintah desa ini punya pabrik beras hingga alat pertanian untuk mendukung aktivitas bertani warganya Desa Pelemwatu di Kabupaten Gresik, Jawa Timur berhasil mengubah kesan tertinggal menjadi desa mandiri. Mulai membuat lumbung padi mandiri hingga alat pertanian untuk memudahkan kehidupan warga.
“Prasasti ini menjadi kenangan bahwa biar bagaimanapun mereka tetap warga DIY. Sebetulnya sudah terlalu lama. Tapi ini upaya kita mengenang kembali pengorbanan mereka,” jelas Sultan HB X dikutip dari Liputan6.com.
Lantas seperti apa sejarah bedol desa itu? Berikut selengkapnya:
Dilansir dari Uny.ac.id, pembangunan Waduk Sermo merupakan pembangunan yang dilakukan untuk mengatasi kurangnya sumber air bagi masyarakat Kulon Progo yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
Masyarakat sendiri telah mengetahui rencana pembangunan Waduk Sermo sejak tahun 1980. Pada tahun 1981, dilakukan survey oleh Dinas Pengairan Departemen Pekerjaan Umum Provinsi DIY dengan Fakultas Teknik UGM.
Untuk membebaskan tanah guna pembangunan waduk, warga yang memiliki tanah atau bangunan di atasnya harus menerima ganti rugi.
Masyarakat terdampak pun menggelar musyawarah untuk menetapkan harga. Dari hasil musyawarah itu ditetapkan bahwa harga tanah per meter persegi untuk sawah adalah Rp1.500, tegalan Rp2.000, dan untuk pekarangan Rp2.500.
Pada awal tahun 1900 sudah dilakukan kegiatan pembebasan tanah tanpa perantara. Setelah kegiatan pembebasan tanah itu, pemerintah menganjurkan mereka untuk melakukan transmigrasi.
Sebagian besar dari mereka sepakat dengan program transmigrasi pemerintah. Mereka memutuskan untuk transmigrasi ke daerah Taktoi, Provinsi Bengkulu.
Walau begitu, masih ada beberapa penduduk yang memilih tetap tinggal di sekitar waduk dengan berbagai alasan. Total penduduk yang harus pindah akibat pembangunan penduduk itu ada 1.552 jiwa.
Sebanyak 61,8 persen penduduk bersedia pindah melalui program transmigrasi, sedangkan 38,2 persen bersedia pindah secara lokal.