Uang kuliah naik sampai ratusan juta, mahasiswa Undip demo rektorat
Merdeka.com - Ribuan mahasiswa yang diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah Selasa (5/4), menggelar aksi unjuk rasa di Lapangan Rektorat Kompleks Kampus Undip Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dalam aksinya yang dimulai sekitar pukul 16.30 WIB sore tadi, ribuan mahasiswa dari berbagai jurusan ini menolak terhadap kenaikan uang kuliah yang terdiri dari Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Sumbangan Pengembangan Instansi (SPI).
"Selain itu juga kami menuntut adanya transparansi terhadap terjadinya kenaikan UKT yang mencapai ratusan juta rupiah ini," ungkap Samuel salah seorang mahasiswa yang berorasi di hadapan ribuan rekan-rekan mahasiswanya.
-
Kenapa UMK Semarang naik? Kenaikan ini mencapai 6,5 persen dari UMK 2024 atau setara dengan Rp 210.358, yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan para pekerja.
-
Berapa besar UMK Semarang 2025? UMK Kota Semarang untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp 3.454.827, mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun lalu.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Apa tujuan kenaikan UMP Jakarta? Tujuan Kenaikan UMP Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengungkapkan bahwa tujuan dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah untuk menjaga kesejahteraan pekerja di berbagai sektor.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
Selain berorasi secara bergantian, ribuan mahasiswa Undip Semarang dari berbagai fakultas ini juga membawa beberapa spanduk tuntutan mereka di antaranya; "Dijual Buat Bayar SPI", "Tolak Kenaikan UKT dan Adanya SPI", "Pendidikan Untuk Mencerdaskan Bukan Untuk Dikomersilkan", "Tuntut Janji Rektor", "Saya Tolak Kenaikan UKT dan Pengadaan SPI", "UKT : Uang Korporasi Terselubung-SPI: Sumbangan Pemakmuran Instansi (SI)"dan lainya.
Selain itu, dalam aksinya, mereka juga melakukan aksi penggalangan koin peduli Undip Semarang sebagai cerminan bahwa Undip membutuhkan biaya tambahan guna keberlangsungan proses belajar mengajar untuk mahasiswanya.
Tidak hanya itu, ribuan mahasiswa tersebut juga melakukan aksi penurunan bendera rektorat menjadi setengah tiang. Aksi itu dilakukan sebagai cerminan bahwa mahasiswa Undip sedang berduka karena kampus Undip Semarang bukan lagi kampus rakyat. Melainkan sebagai kampus yang sudah mengkomersilkan pendidikan bagi para mahasiswanya.
"Kampus Undip apakah kini sebagai kampus rakyat? Yang kini telah diduga berupaya mengkomersilkan pendidikan bagi mahasiswanya? Kenaikan UKT yang belum transparan. Kemudian nominal SPI di beberapa fakultas hingga ratusan juta dan SPI yang tidak sesuai dan tidak tepat sasaran," tegas Kabid Humas BEM Undip Semarang Azim Asykari kepada merdeka.com Selasa (5/4) petang tadi.
Selain itu, Azim juga menilai, jika kenaikan UKT dan SPI yang dilakukan pihak kampus Undip Semarang terjadi secara tidak transparan dan penuh dengan keganjilan.
"Kenaikan UKT yang belum transparan. Nominal SPI yang dibebankan di beberapa fakultas ratusan juta. Misalnya di Fakultas Kedokteran ada biaya SPI hingga Rp 250 juta. Padahal SPI untuk tahun lalu hanya Rp 20 juta. Apalagi diduga SPI tidak sesuai dan tidak tepat sasaran," terangnya.
Azim juga mengungkapkan, mahasiswa sudah berupaya untuk melakukan dialog dengan pihak kampus. Namun, sampai saat ini pihak rektorat yang dimpimpin oleh Prof. Yos Johan Utama ini belum mau memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk berdialog. Malah, saat aksi unjuk rasa berlangsung orang nomor satu di Undip Semarang ini sedang pergi ke Perancis.
"Dialog dengan pimpinan sudah berupaya dilakukan oleh teman-teman sospol. Kapan? Tepatnya kemarin kita sudah layangkan surat ke rektorat untuk bisa hadiri acara di sini. Namun, untuk Pak Rektor malah ke Perancis untuk Pembantu Rektor 3 juga tidak hadir. Kemungkinan yang akan hadir rektor atau pembantu rektor," ungkapnya.
Setelah beberapa perwakilan mahasiswa dari BEM Undip Semarang menemui pihak rektorat, akhirnya baru beberapa perwakilan dari pihak rektorat keluar dari dalam gedung rektorat dan menemui ribuan mahasiswa tersebut.
Namun, ungkapan kekecewaan mahasiswa yang muncul. Pasalnya, perwakilan tersebut hanyalah sekitar tujuh orang yang merupakan tenaga teknis yang menjadi perwakilan pihak rektorat. Ketujuh orang tersebut diantaranya adalah; Pembantu Dekan (PD) 3 Fakultas Teknik Asnawi dan PD 3 Fakultas Perikanan dan Peternakan Sutopo, Kepala Biro Bapsi Arsiyani, Kabiro Akademik Embung Setiawan, Kabag Keuangan Undip Ratna dan Kabid Humas Nuswantoro.
"Untuk soal UKP dan SPI, kami kebetulan ditunjuk oleh bapak rektor dan PR(pembantu rektor) seharusnya bisa buat keputusan. Saya ditunjuk bapak PR3 untuk sampaikan ini. Keputusan atau pengambilan kebijakan bukan kami. Karena kami pejabat teknis," ucap salah seorang dari Kabag Keuangan dan langsung dijawab oleh beberapa mahasiwa.
"Terus kenapa tidak ke sini? Telepon ayo! Pak Rektor ditelepon!" teriak beberapa mahasiwa namun tidak dituruti oleh perwakilan dari rektorat.
Aksi semakin memanas saat beberapa mahasiswa berupaya untuk merangsek tempat perwakilan rektorat memberikan penjelasan terkait terjadinya kenaikan SPI dan UKT di Kampus Undip Semarang. Saat itulah terjadi adu mulut antara pengurus BEM Undip Semarang dan mahasiwa. Bahkan, nyaris terjadi baku hantam yang namun akhirnya mereda usai dilerai oleh petugas Satuan Pengamanan (Satpam) Undip Semarang. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) mengadu ke Komisi X DPR terkait kenaikan biaya uang kuliah
Baca SelengkapnyaIhsan mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan audiensi dengan rektorat.
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR, Kamis (16/5).
Baca SelengkapnyaKomisi X DPR memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim buntut naiknya uang kuliah tunggal (UKT) pada Selasa 21 Mei 2024
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa ini mendirikan tujuh tenda dan memasang sejumlah karangan bunga.
Baca SelengkapnyaNadiem Anwar Makarim, memastikan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) akan sesuai dengan tingkat ekonomi mahasiswa
Baca SelengkapnyaMenteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, memastikan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) sesuai tingkat ekonomi mahasiswa
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR, Kamis (16/5).
Baca SelengkapnyaBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyampaikan aspirasi terkait kenaikan biaya uang kuliah tunggal
Baca SelengkapnyaPemangkasan subsidi pemerintah kepada PTN disinyalir menjadi penyebab uang kuliah saat ini naik tinggi
Baca SelengkapnyaDede mengatakan aturan mengenai kenaikkan biaya kuliah perlu direvisi.
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR, Kamis (16/5).
Baca Selengkapnya