Uji Coba PTM di Depok, Pihak Sekolah Sempat Kewalahan Atur Orang Tua dan Murid
Merdeka.com - Sejumlah sekolah di Kota Depok telah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Dari hasil pemantauan, sejumlah sekolah yang ditunjuk menggelar simulasi terlihat tingginya antusias siswa untuk belajar di sekolah. Mereka datang sebelum pintu gerbang dibuka pukul 07.30 WIB. Sedangkan pembelajaran di kelas dimulai pukul 08.00-10.00 WIB. Siswa hanya maksimal dua jam berada di lingkungan sekolah.
Orang tua juga diminta untuk mengantar jemput siswa dan tidak berkumpul di lingkungan sekolah. Pihak sekolah ketat menerapkan aturan dalam simulasi tadi. Mereka harus dicek suhu dan mencuci tangan sebelum masuk kelas. Jumlah siswa pun hanya 50 persen dari jumlah normal.
"Hari ini yang menjalani simulasi hanya kelas I dan kelas VI. Jumlah murid dibatasi hanya 50 persen dari jumlah normal. Kelas I ada dua rombongan belajar (rombel) sekitar 30 siswa, per kelas 15 siswa. Untuk kelas VI sekitar 60 siswa dari total 120 siswa," kata Kepala SDN Beji 6 Depok, Nijan Tirta, Selasa (28/9).
-
Bagaimana orang tua membantu anak beradaptasi di sekolah baru? Orang tua juga dapat mendukung adaptasi anak dengan datang ke sekolah lebih awal, memberikan waktu tambahan bagi anak untuk beradaptasi sebelum kelas dimulai.
-
Siapa yang berperan penting dalam adaptasi anak di sekolah? 'Guru berperan penting dalam adaptasi anak di sekolah karena guru sebagai pengganti figur orang tua selama anak di sekolah yang memberikan perlindungan dan kenyamanan pada anak,' jelas Vera.
-
Bagaimana cara mengetahui kesiapan anak sekolah? Selain itu, untuk anak usia dini perlu diperhatikan hal-hal berikut yang menunjukkan ketertarikan anak pada sekolah.
-
Gimana cara orang tua melatih anak masuk TK? Latih anak Anda untuk terbiasa dengan rutinitas pagi seperti bangun pagi dan menyiapkan diri. Ini akan membantu mereka mengerti apa yang harus dilakukan di pagi hari dan menghindari kejutan pada hari pertama sekolah.
-
Siapa yang bisa bantu anak sekolah? 'Jika anak sering mengeluhkan sekolah, keluhan mereka harus dianggap serius,' kata Dr. Jenn Mann. Orangtua harus mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan anak mereka.
-
Siapa yang mengantar anak-anak ke sekolah? Baru-baru ini, Celine Evangelista berbagi tentang rutinitas paginya saat ia menyiapkan anaknya untuk pergi ke sekolah.
Diakui pihak sekolah sempat kewalahan ketika mengatur murid dan orang tua yang berkumpul di depan gerbang sekolah sebelum dibuka. Namun ketika diberi pengertian barulah para orang tua mengerti dan pihak sekolah baru bisa mengatur para siswa.
"Mungkin karena antusias anak-anak ya, mereka jam 07.00 WIB sudah berkumpul sehingga kita agak kewalahan juga tadi. Akhirnya kita ngatur dulu orang tua di sana agar tak timbul kerumunan. Nah akhirnya sebelum jam setengah delapan kita masukin satu persatu murid ke kelas, dan orang tua kami bubarkan akhirnya," ungkapnya.
Nijan menuturkan memang masih ada orang tua yang khawatir terhadap anaknya, khususnya murid kelas I. namun pihaknya meyakinkan bahwa selama di sekolah murid ada di bawah pemantauan guru.
"Tapi orang tua juga masih ada yang khawatir terhadap anaknya, khususnya yang kelas 1. Tapi saya bilang jangan khawatir ada gurunya nanti, akhirnya mereka bubar," tegasnya.
Selama di sekolah, kata NIjan tidak diperbolehkan ada kegiatan makan. Dan untuk hari pertama tadi murid juga tidak langsung belajar mata pelajaran. "Enggak ada kegiatan makan dan minum di sekolah. Full belajar, itu pun tidak belajar seperti hari biasa. Ini belajar untuk perkenalan dulu, karena mereka bingung kelasnya yang mana," ucapnya.
Ditegaskan dia sebelum simulasi PTM, area sekolah sudah dilakukan disinfektan. Ke depan disinfektan dilakukan secara rutin. "Insya Allah memang kita sudah siapkan dan jadwalkan. Jadi memang setiap seminggu sekali kita disinfektan waktu anak anak masih zoom, tenaga dan alat alat kita sudah siap. Kalau hari ini kita jadwalkan setelah mereka pulang langsung kita disinfektan untuk persiapan besok," tukasnya.
Khodijah Sahupalah, wali kelas 1C SDN 06 Beji mengatakan tidak ada kendala ketika simulasi tadi. Dari ekspresi anak-anak pun merasa senang bisa belajar di sekolah. "Siswa mematuhi prokes dengan menggunakan face shield, memakai masker menjaga jarak, sebelum masuk menggunakan hand sanitizer. Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada (kendala)," katanya.
Dia mengaku tidak ada kendala saat mengatur anak-anak di sekolah. Mereka mengikuti apa yang sudah diatur. "Saya sudah bilang dari awal masuk diatur dengan menjaga jarak. Tidak membawa makanan karena kita hanya beberapa jam saja, tapi kalau minum silakan, setelah minum dipakai lagi (masker)," tegasnya.
Sementara itu, Danish siswa kelas I mengaku senang bisa belajar di sekolah. Dia bisa bertemu dengan teman dan guru secara langsung. "Senang karena bisa bertemu dengan teman dan bu guru," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaHumas SMA Negeri 1 Depok Teguh mengatakan pendaftaran PPDB jalur zonasi dibuka mulai Senin (3/6).
Baca SelengkapnyaDalam membiasakan anak untuk beradaptasi di sekolah baru, pola pikir positif sangat penting.
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaInspeksi dilakukan usai puluhan warga melakukan aksi protes di depan pintu gerbang SMA Negeri 5 Tangsel.
Baca SelengkapnyaOrang tua murid SDN Pocin 1 merasa kecewa dengan putusan PTUN Bandung yang menolak gugatan mereka.
Baca SelengkapnyaSenin, 8 Juli 2024 adalah hari pertama para siswa SLB Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) masuk sekolah.
Baca SelengkapnyaMasa orientasi ini menjadi langkah awal yang penting dalam perjalanan pendidikan pelajar di SDN Anyelir 1 dan sekolah-sekolah lainnya di wilayah Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan Depok mencarikan sekolah agar 51 siswa itu dapat diterima di sekolah swasta.
Baca SelengkapnyaTeka-teki MPLS adalah salah satu metode kreatif yang digunakan untuk memperkenalkan siswa baru kepada lingkungan sekolah.
Baca SelengkapnyaLaman ppdb.jakarta.go.id yang harusnya bisa diakses sejak pukul 08.00 WIB saat ini tidak dapat diakses.
Baca SelengkapnyaDiduga kekurangan siswa terjadi karena masih adanya paradigma sekolah favorit.
Baca Selengkapnya