Uniknya Perahu Tradisional Bali Terbuat dari Ribuan Botol Plastik Bekas
Merdeka.com - Perahu yang mengapung di perairan Kanal Wisata Desa Serangan, Denpasar Selatan, Bali, mengundang perhatian. Kendaraan air itu dibangun dari ribuan botol bekas minuman.
Perahu botol plastik yang mempresentasikan perahu tradisional Bali berukuran panjang 5 meter dan lebar 80 sentimeter. Namun, ada juga perahu dari botol plastik yang berukuran yang lebih besar dengan panjang 9 meter dan lebar 2 meter yang tergeletak di halaman Kura-Kura Bali Turtle Island, Desa Serangan, Denpasar Selatan.
Kedua perahu itu rupanya hasil karya I Wayan Patut (51) bersama rekan-rekannya. Mereka membangunnya mulai tahun 2021.
-
Di mana sampah plastik mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Apa yang ditemukan di perahu? Dalam perahu tersebut, ditemukan juga jenazah saudara laki-lakinya dan keponakannya yang berusia 15 tahun.
-
Mengapa Wisata Perahu Kalimas dibuat? Menurut pemerintah Kota Surabaya, wisata ini diharapkan akan menjadi daya tarik wisatawan domestik yang bisa meningkatkan ekonomi sekitar.
-
Apa yang dibangun di Bantul dengan sampah plastik? Di Bantul, tepatnya tak jauh dari TPST Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah bangunan yang cukup unik bernama Monumen Antroposen.
-
Bagaimana sampah plastik bisa sampai ke lautan? Limbah plastik ini meliputi kantong plastik, botol, sedotan, dan kemasan makanan yang mengalir dari sungai, pantai, serta aktivitas industri dan perikanan.
-
Bagaimana cara pengerukan kolam pelabuhan? Namun diperkirakan proyek pembangunan itu akan melampaui target awal karena pengerukan kolam pelabuhan mengalami kendala karena keberadaan batuan yang keras. Bahkan semakin dalam pengerukan, ditemukan sumber mata air tawar yang besar. Hal ini membuat metode pengerukan yang sebelumnya dilakukan secara mekanik beralih menggunakan teknik peledakan pada batuan.
"Awalnya, kita coba-coba dulu dan tujuannya dimanfaatkan. Ke depan, kita gunakan di kawasan lagun-lagun untuk mengambil plastik, justru untuk memungut sampah kembali," kata Patut yang merupakan konsultan lingkungan Kura-Kura Bali Turtle Island, saat ditemui, Senin (4/4).
Manfaatkan Botol Plastik Bekas
Ia mengaku terinspirasi melihat rakit keramba di laut yang terbuat dari bambu dan mengapung dengan botol. Lalu, ia mendapat ide membuat perahu dari botol plastik.
Pada tahun 2021, Patut mencoba membuat perahu dari bahan botol plastik ukuran kecil dengan menggunakan 1.400 botol minuman bekas yang dicari sendiri serta membeli dari para pemulung.
"Ini botol bekas semua, kita coba koleksi dan kita beli di pemulung dan ada yang kita cari sendiri," imbuhnya.
Sementara, untuk botol-botol plastik yang digunakan membuat perahu itu dengan botol yang memiliki ketebalan tertentu, seperti botol minuman merek Fruity dan Lemon Water. Tujuannya agar perahu itu kuat dan tidak bocor.
Bangun 2 Perahu
Perahu dari botol plastik bekas. ©2022 Merdeka.com/Moh. Kadafi
Patut dibantu rekannya dalam membuat perahu itu. Mereka membutuhkan waktu sebulan untuk menyelesaikannya.
Tak puas dengan membuat ukuran yang kecil. Patut kembali membuat ukuran yang lebih besar dengan menggunakan 4. 800 botol. Kali ini dia dibantu 3 rekan, sedangkan pengerjaannya membutuhkan waktu selama empat bulan.
"Kalau perahu kecil itu 1.400 botol dan yang besar 4.800 botol. Kalau yang kecil satu bulan dikerjakan kalau yang besar empat bulan. Kalau yang kecil volumenya maksimal 3 orang. Kalau yang besar 15 orang, itu bisa dipakai mesin dan kita uji coba pakai mesin tampel 15 PK perahu yang besar," ungkapnya.
Uji coba perahu botol plastik berjalan lancar. Perahu itu bisa digunakan mengelilingi Kanal Wisata di Desa Serangan.
Tanpa Besi atau Lem
Ia juga menjelaskan, proses pembuatan perahu tersebut. Pertama, mereka merangkai bentuk perahu dengan bambu. Setelah terbentuk, ribuan botol ditempelkan dengan cara diikat dengan tali senar mengikuti bentuk perahu.
"Proses merangkainya juga tidak pakai besi, tidak pakai lem hanya pakai tali senar. Bambu kita bentuk rangkanya, baru botol ditempel," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, selama ini sampah plastik menjadi sumber masalah tapi baginya justru sampah plastik adalah sumber inspirasi. Selama ini pengelolaan sampah plastik hanya memindahkan masalah bukan menyelesaikan masalah.
"Kami mencoba di Kura-Kura Bali bagaimana menyelesaikan masalah plastik, kita mencoba untuk berkreasi tentunya modal berkreasi itu adalah pertama 4E," sebutnya
Pelestarian Lingkungan
Susunan botol plastik bekas yang membentuk perahu.©2022 Merdeka.com/Moh. Kadafi
Ia menerangkan, 4E adalah Ekologi, Edukasi, Estetika dan Ekonomi. Ekologi adalah kalau plastik bisa dikelola dengan baik, bisa dimanfaatkan, bisa diproses, menjadi sesuatu yang bernilai, tentunya lingkungan bisa sehat dan tidak tercemari sampah plastik.
Kemudian, edukasinya adalah tahap pembelajaran. Bagaimana ke depannya menjadi tempat pembelajaran, belajar mengelola plastik, belajar berinovasi, salah satunya dengan sampah plastik ini bisa berinovasi.
"Di Bali, kita kan dikenal dengan pariwisata, tentunya nilai estetika dan keindahannya kita kedepankan. Di Bali kalau tidak indah nilai ekonominya kecil, baru ekonominya kelihatan pemanfaatan pengelolaan plastik berkesinambungan tentunya ada nilai ekonomi. Itulah modal utama kita untuk mengelola plastik," ujarnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas UPS Badan Air memanfaatkan 1.214 botol plastik menjadi perahu yang digunakan untuk membersihkan Kali Ancol.
Baca SelengkapnyaSetelah sukses diuji coba, perahu botol bekas itu akan difungsikan untuk operasi bersih sampah di aliran kali Kanal Banjir Timur di Kecamatan Duren Sawit.
Baca SelengkapnyaSebanyak 32 perahu yang terbuat dari sampah botol plastik dengan ragam bentuk perahu bermacam-macam ada kura-kura, tank, sandal, halte, pinisi, dan lain-lain.
Baca SelengkapnyaDaratan sampah di Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara kian menumpuk.
Baca SelengkapnyaAda banyak hal menarik yang bisa dijumpai di Desa Muara Enggelam, mulai dari gerbang raksasa warna-warni, pembangkit listrik tenaga surya sampai sawah terapung
Baca SelengkapnyaAlat berupa excavator dikerahkan untuk membersihkan sampah. Tetapi, yang menjadi pertimbangan adalah medan yang sulit menuju lokasi.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar masih memanfaatkan jasa penyeberangan perahu eretan untuk memangkas jarak dan waktu ke tempat tujuan.
Baca SelengkapnyaSetiap memasuki musim hujan sampah kiriman memang selalu berdatangan ke kawasan pesisir di Kabupaten Badung.
Baca SelengkapnyaCherman berharap hal itu menjadi perhatian oleh semua pihak, terutama negara asal sampah.
Baca SelengkapnyaJumlah sampah akan bertambah banyak jika memasuki awal tahun seperti Januari dan Februari.
Baca SelengkapnyaPenanaman padi di atas air ini terinspirasi dari pertanian apung di China.
Baca SelengkapnyaSampah kiriman kembali memenuhi pantai-pantai yang menjadi tujuan wisata di Kabupaten Badung, Bali.
Baca Selengkapnya