Warga Nahdliyin di Jatim Gelar Aksi Damai, Ingin Kader NU Maju Pilpres
Merdeka.com - Sejumlah warga Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam komunitas Nusa Bangsa menggelar aksi damai di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), Surabaya, Kamis (4/5). Mereka mendesak agar dalam pemilihan presiden (Pilpres) mendatang, kader NU asli yang turut berperan serta dan bukan kader NU hasil naturalisasi.
"Hari ini besarnya jumlah warga NU tidak berbanding linear dengan posisi politik NU dalam kancah politik nasional. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah nama yang mengerucut sebagai calon pemimpin nasional tidak ada yang merepresentasikan kader NU. Baik untuk RI 1 mau pun RI 2," kata Koordinator aksi Khalilurahman R Abdullah Sahlawy.
Dia mengungkapkan, bila mencermati kandidat capres dan cawapres yang beredar saat ini, tidak ada yang merepresentasikan kader NU. Karena itu, pihaknya berinisiatif melakukan aksi damai ke kantor PWNU Jatim, untuk menyampaikan aspirasi nahdliyin di Jawa Timur.
-
Bagaimana cara NU memperjuangkan umat Islam? Partai ini memperjuangkan kepentingan umat Islam terutama masyarakat Islam yang berada di kelas bawah.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Siapa saja yang ikut demo di KPU? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
-
Siapa yang ditunjuk jadi Pj Ketua PWNU Jatim? Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin menilai penunjukannya menjadi Pj Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur sebagai hal yang biasa, yakni mengisi jabatan kosong.
-
Siapa pendiri NU Bojonegoro? Nahdlatul Ulama (NU) Bojonegoro lahir di Padangan pada tahun 1938 Masehi. Pemrakarsanya Kiai Hasyim Padangan.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
Nantikan update berita Pilpres 2024 di Liputan6.com
Pria yang akrab disapa Ra Lilur ini menjelaskan, bangsa ini dibangun dari dua kekuatan besar, yakni kaum nasionalis dan nahdliyin. Karena itu, bila Capres-nya berasal dari kalangan nasionalis, maka sepatutnya Wapres-nya dari kalangan nahdliyin.
"Kalau kita melihat konstelasi politik saat ini, belum ada kader NU yang di-plot sebagai capres ataupun cawapres. Padahal NU meluber kader yang mumpuni dan yang jelas proses kaderisasinya di NU," ujarnya.
Ra Lilur menyebut sejumlah nama kader NU yang layak menjadi Cawapres. Mereka adalah Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, KH Said Aqil Siradj, KH Miftachul Akhyar, KH Yahya Cholil Staquf, Yenny Wahid, Saifullah Yusuf, Ali Maskur Musa, Kyai Said Aqil Siraj, Habib Lutfi, Taj Yasin dan Emil Dardak.
Namun lanjutnya, nama-nama Cawapres potensial dari NU itu terdegradasi oleh lembaga survei yang menempatkan posisi mereka di urutan bawah. Padahal faktanya, secara prestasi dan popularitas mereka ini di atas rata-rata nama-nama yang unggul dalam survei. Bahkan memiliki jejak rekam panjang dalam karir politik nasional. Selain itu masing-masing tokoh itu memiliki gerbong pendukung yang besar dan militan.
"Mereka inilah yang layak mewakili nahdliyin di Nusantara. Mereka lah sejatinya representasi dari kader NU tulen. Ini lah yang diperjuangkan Nusa Bangsa di Jawa Timur. Kami yakin gerakan ini akan menjadi bola salju diikuti oleh nahdliyin di provinsi lain," tambahnya.
Di sisi lain Kiai Zulkarnaen, ulama dari Banyuwangi menyampaikan bahwa NU bukan tim sepak bola, tidak perlu mendatangkan naturalisasi. Dan NU bukan pasar modal yang mendatangkan para pemodal.
"Nusa Bangsa memulai aspirasi ini dari Jawa Timur, karena NU lahir dari Jawa Timur yang didirikan oleh para kiai-kiai sepuh, dan barang siapa yang di struktur PBNU hingga ke bawah menjual NU dan agama maka kehancuran akan tiba untuknya," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua hari menjelang hari pencoblosan, sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) menyambangi rumah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi)
Baca SelengkapnyaDeklarasi dukungan ini disampaikan dalam acara 'Jawa Timur Bermunajat untuk H. Prabowo Pemimpin Berdaulat dan Petugas Rakyat’ pada Senin (11/9) malam.
Baca SelengkapnyaDeklarasi dihadiri lebih dari 500 massa dari masing-masing pimpinan dan anggota Ormas di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/11).
Baca SelengkapnyaPosisi Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar diakui Nusron bakal memecah suara NU.
Baca SelengkapnyaNusron menegaskan saat ini sudah banyak para tokoh sentral NU merapatkan barisan untuk pemenangan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaDari hasil penelusuran PBNU, Solihin merupakan pengurus DPW PKB Jabar.
Baca SelengkapnyaMembalas dukungan itu, Anies berjanji akan meningkatkan perhatian kepada santri dan dunia pesantren.
Baca SelengkapnyaNasDem mengungkapkan peta basis yang dianggap menjadi kelemahan Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaMereka menuntut Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf mundur dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan justru turun di Jawa Timur setelah Cak Imin bergabung menjadi cawapres.
Baca SelengkapnyaKaia Abdul beralasan secara historis, Yenny Wahid memperjuangkan perjuangannya Gus Dur.
Baca Selengkapnya