YLBHI: RS Harapan Bunda tak terbuka ke keluarga korban vaksin palsu
Merdeka.com - Puluhan orang tua korban vaksin palsu kembali menggeruduk Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, Rabu (20/7). Kali ini keluarga korban vaksin palsu didampingi YLBHI dan Kontras.
Mereka kembali meminta kejelasan dan tanggung jawab pihak rumah sakit terkait peredaran vaksin palsu. Ketua Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI) Alfons Kurnia Palma menegaskan pihaknya akan terus membantu para orang tua korban vaksi palsu, sehingga kasus ini benar-benar runtas.
"Kita datang ke sini untuk membantu korban, kita ingin bertemu dengan pihak Rumah Sakit untuk menanyakan juga soal tindakan vaksin di sini seperti apa karena orang tua pasien yang menuntut pertanggungjawaban," kata Alfon, di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, Rabu (20/7).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Kenapa mediasi belum terjadi? Polresta Barelang belum membuka opsi mediasi terkait kasus dugaan pengeroyokan yang dilakukan Seleb TikTok Satria Mahathir atau yang dikenal dengan panggilan 'cogil' bersama tiga orang rekannya. Hal itu menyusul belum adanya permintaan mediasi yang diterima penyidik dari pihak RA, selaki anak dari Anggota DPRD Kepri Nyanyang Haris Pratamura yang jadi korban dalam kasus tersebut.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Di mana makam palsu itu berada? Di Desa Ngalian, Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo terdapat makam-makam para wali dan ulama yang ternyata palsu.
Namun pihak RS Harapan Bunda belum menemui keluarga korban vaksin palsu untuk melakukan mediasi.
"Vaksin palsu tidak berdampak itu kan hanya perkataan saja, kami berharap pihak Rumah Sakit memberikan tanggung jawab atas semua ini kami sangat menunggu," tukasnya.
Alfon mendesak RS Harapan Bunda memberikan penjelasan terkait jumlah korban anak-anak yang sudah diberikan vaksin palsu.
"Ini jangan ditutup-tutupi, pihak rumah sakit sepertinya tidak terbuka kepada para korban. Kemarin ada data katanya cuma 44 orang anak yang kena vaksin palsu, dari mana mereka tahu?, Seharusnya ada penelitian mendalam. kita minta penjelasan. Agar ke depan bisa mendapat kepastian yang jelas," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi baru mendapatkan laporan peristiwa itu pada 25 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaSalah satu klinik di Tasikmalaya kini menjadi perbincangan publik karena diduga memberi pelayanan yang buruk kepada pasien bersalin sehingga bayinya meninggal.
Baca SelengkapnyaKedua belah pihak telah sepakat membuat rumah bersama di Polres Bogor untuk proses adaptasi anak.
Baca SelengkapnyaPihak RSUD menjelaskan, menutup pintu dengan memalang karena takut obat-obatan dan alat medis hilang.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaDia menyatakan bahwa dalam wajib lapor yang sudah dilakukan tidak ada hal yang baru. Kliennya mengisi beberapa dokumen dan berita acara tambahan.
Baca Selengkapnya