Dahsyatnya Hasil Endorse Prabowo dan Jokowi di Pilkada 2024, Ini Buktinya
Setidaknya, ada 6 daerah yang menjadi atensi Prabowo Subianto dan Jokowi.
Sejumlah lembaga survei nyaris merampungkan hasil hitung cepatnya, quick count di Pilkada serentak 2024. Setidaknya, ada 6 daerah yang menjadi atensi Prabowo Subianto dan Jokowi.
Dalam pilkada tersebut, peran besar juga tampak dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang diendorse Prabowo Subianto dan Jokowi memenangkan pertarungan.Lawannya, yakni PDIP kalah di berbagai daerah dalam Pilkada 2024.
Termasuk, di kandang banteng, Jawa Tengah. Misalnya saja di Jawa Barat, KIM Plus di Pilkada Jawa Barat. Dengan pemilih terbesar yakni, 35.714.90. Hasil hitung cepat LSI Denny JA misalnya, jagoan KIM Plus, Dedi Mulyadi-Erwan memperoleh 62,22 persen. Suara Masuk 96,67 persen.
Kandang Banteng
Selanjutnya, di Jawa Tengah. Dengan jumlah pemilih 28.289.413 pemilih. KIM Plus mengusung Ahmad Lutfi-Taj Yasin. Hasil hitung cepat sementara menyatakan, Luthfi-Yasin mendapatkan, 58,42 persen. Suara Masuk 87 persen.
Prabowo dalam sebuah video memberikan dukungan kepada Luthfi-Yasin. Jokowi bahkan turun langsung dalam kampanye terbuka.
Berikutnya, Pilkada Jawa Timur dengan jumlah pemilih 31.402.838. KIM Plus mengusung Khofifah-Emil Dardak. Hasil quick count menyatakan, 58,14 persen. Suara Masuk 97,67 persen.
Selanjutnya, di Pilkada Banten. KIM Plus mengusung Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Dengan jumlah pemilih 8.842.646. Hasil quick count menyatakan, 55,21 persen. Suara Masuk 92,98 persen.
Pilkada Jakarta Potensi Dua Putaran
Berikutnya, Pilkada Sumatera Utara (Sumut). Jumlah pemilih 10.853.940. KIM Plus mengusung Bobby Nasution. Hasil quick count menyatakan, Bobby-Surya mendapat 62,06 persen.
Satu-satunya endorse Jokowi-Prabowo yang belum membuahkan hasil kemenangan yakni Pilkada Jakarta. Dengan jumlah pemilih, 8.252.897. KIM Plus mengusung Ridwan Kamil-Suswono. Memperoleh 39,18 persen. Berpotensi dua putaran.
Dari 6 Pilkada dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia, jagoan PDIP hanya menang di satu pilkada. Itu pun, bisa kalah Jika KPU memutuskan Pilkada Jakarta lanjut dua putaran.