Di Tengah Krisis Politik yang Memanas, Film Dokumenter FIRST LADY tentang Ibu Negara Korsel Rilis 12 Desember
Film dokumenter berjudul FIRST LADY mengungkap kontroversi yang melibatkan Kim Keon-hee, istri Presiden Korea Selatan, terkait isu politik dan kekuasaan.
Film dokumenter berjudul FIRST LADY dijadwalkan tayang pada 12 Desember 2024. Film ini mengangkat kisah kontroversial mengenai Kim Keon-hee, istri dari Presiden Korea Selatan Yoon Seok-youl.
Dalam dokumenter ini, berbagai tuduhan serius terhadap Kim akan diungkap, termasuk dugaan manipulasi harga saham dan penerimaan hadiah mewah. Peluncuran film ini terjadi di tengah ketegangan politik yang meningkat di Korea Selatan, di mana Presiden Yoon menghadapi risiko pemakzulan oleh parlemen.
Selain itu, film ini juga menyoroti isu penyalahgunaan kekuasaan yang diduga dilakukan oleh individu yang tidak terpilih. Perusahaan produksi Today Pictures berharap agar generasi muda dapat menyaksikan film ini dengan sikap terbuka dan tanpa prasangka, guna meningkatkan kesadaran politik di kalangan mereka.
1. Tuduhan terhadap Kim Keon-hee yang Diungkap dalam Film
Film dokumenter berjudul FIRST LADY mengangkat berbagai tuduhan yang ditujukan kepada Kim Keon-hee. Isu yang paling mencolok adalah terkait dengan manipulasi harga saham serta penerimaan tas mewah bermerek Dior dari tokoh agama Jae-young Choi.
Selain itu, Kim juga dituduh telah mengintervensi dalam kebijakan pemerintah, termasuk perubahan rute Jalan Tol Yangpyeong. Untuk memperkuat klaim tersebut, disertakan rekaman eksklusif dan wawancara mendalam. Salah satu contoh adalah ketika reporter Myung-soo Lee mengungkapkan isi percakapan yang berlangsung lebih dari 7 jam dengan Kim selama masa pemilihan presiden.
2. Rilis di Tengah Krisis Politik yang Memanas
Peluncuran film ini bertepatan dengan situasi politik yang semakin tegang di Korea Selatan. Presiden Yoon mencoba menerapkan darurat militer pada Selasa malam, tetapi langkah tersebut dicabut oleh parlemen dalam waktu tiga jam.
Kini, Presiden Yoon menghadapi tekanan besar, dengan ancaman pemakzulan dari parlemen jika ia tidak segera mengundurkan diri. Film ini dianggap menambah tekanan terhadap pemerintah dengan memperkuat wacana kontroversial seputar kekuasaan istri presiden.
3. Pesan Film bagi Generasi Muda
Today Pictures, sebuah perusahaan produksi film, berharap bahwa karya ini dapat meningkatkan kesadaran politik di kalangan generasi muda. Mereka menekankan betapa pentingnya untuk memperhatikan isu-isu terkait kekuasaan yang dapat merusak kehidupan sosial.
"Ketika kita bersikap acuh tak acuh, monster yang hidup dalam kekuasaan akan lahir dan mengancam kehidupan damai kita," ujar perwakilan Today Pictures. Film ini dirancang untuk mengajak generasi muda berusia 20-an hingga 30-an untuk lebih peduli terhadap kondisi politik tanpa prasangka.