Fahri Hamzah sarankan Jokowi kutip Bung Karno ketimbang fiksi Hollywood
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritisi pidato Presiden Joko Widodo dalam pertemuan IMF beberapa waktu lalu yang menyinggung 'Game of Thrones'. Menurut dia, pemimpin semestinya tidak sering berkhayal dan berfantasi.
Fahri menyebut Jokowi semestinya lebih sering mengutip pidato dan menggaungkan Presiden RI pertama Soekarno maupun tokoh kemerdekaan Indonesia. Bukan malah menyampaikan 'Game of Thrones' yang merupakan fiksi buatan Hollywood dalam sebuah acara penting.
"Saya kira Pak Jokowi harus lebih sering mengutip Bung Karno, dari pada fiksi-fiksi terbitan Hollywood. Itu bikin sakit perut kalo bagi saya," ungkap Fahri di Indonesia, Minggu (14/10).
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang Fahri Hamzah sebut sebagai tokoh besar yang bersatu? “Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu,“ tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
Dia menilai, apa yang disampaikan Jokowi berbeda dengan pemimpin negara lain. Malah, kata dia, Amerika misalnya selalu mengutip mantan pemimpin dan pemikir bangsanya, seperti sastrawan, budayawan, sejarawan, hingga negarawan.
"Saya lebih senang sekali kalau Pak Jokowi mengutip Bung Karno, Syahrir, Natsir, Muhammad Yamin, dan pendiri bangsa kita," ujarnya.
"Tetapi mengapa presiden kita mengutip fiksi, Avengers, The Winter Warrior, Game of Thrones. Itu semua fiksi itu, tidak ada dalam kenyataan," sambungnya.
Lebih baik lagi, menurut Fahri, Jokowi mengutip ayat-ayat yang tertulis di dalam kitab suci. Apalagi, fiksi-fiksi produk Amerika itu belum tentu diketahui masyarakat Indonesia.
"Kan lebih enak dengarnya. Ini fiksi-fiksi Amerika itu orang kita tidak nonton juga, saya tidak nonton juga, tidak ada di tv kita kan," kata Fahri.
Menurut dia, hal itu disebabkan tak lain karena pemimpin saat ini tidak lagi senang berbicara sejarah bangsa. Pada akhirnya, pemimpin mengajak kaum milenial untuk berpikiran dangkal dan fiksi.
"Sriwijaya dilupakan, Majapahit dilupakan, sejarah-sejarah dilupakan. Ini karena sudah berkhayal dan berfantasi," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fahri mengatakan Indonesia akan segera memiliki presiden yang punya kemampuan setara Soekarno.
Baca SelengkapnyaMaruarar melihat langkah dan sikap Jokowi seperti Bung Karno.
Baca SelengkapnyaFahri pun mengajak semua elemen bangsa untuk berkepala dingin dan fokus memilih dengan pertimbangan jauh ke depan.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaRocky menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Museum Louvre di Paris beberapa waktu lalu dan melihat lukisan asli Mona Lisa.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatakan Presiden Jokowi soal kepemimpinan.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Presiden Jokowi menilai ragam kritik yang ditujukan dalam petisi itu sebenarnya tidak terbukti.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kondisi politik saat ini sudah seperti sinetron dan drama korea. Di mana, kerap terjadi hal diluar dugaannya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai suara Guru Besar yang berisi kritik merupakan hak berdemokrasi masyarakat.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku pernah berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaPresiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono kala itu berkampanye meski masih menjabat.
Baca SelengkapnyaKarena terlalu banyak menteri dari alumni HIPMI, Presiden Jokowi menyebut HIPMI adalah Himpunan Para Menteri Indonesia.
Baca Selengkapnya