Gibran Dinilai Hadirkan Wajah Optimis Anak Muda
Gibran harus diakui memiliki potensi dalam memimpin dan sudah ditunjukkannya selama di Solo.
Gibran harus diakui memiliki potensi dalam memimpin dan sudah ditunjukkannya selama di Solo.
Gibran Dinilai Hadirkan Wajah Optimis Anak Muda
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza memuji kehadiran Gibran Rakabuming Raka di kancah kepemimpinan nasional. Menurutnya, cawapres dari Prabowo Subianto itu menghadirkan wajah optimis anak-anak muda.
"Gibran menghadirkan wajah optimis anak muda. Sosok dirinya cukup membantu anak-anak muda semakin kuat dapat bermimpi menjadi pemimpin di usia muda, terlepas dari catatan etis dan moral akibat putusan MK ya," kata Efriza saat dihubungi wartawan, Kamis (26/10).
Efriza menilai, sosok tak bisa dipandang sebelah mata. Menurutnya, Pilihan Prabowo terhadap Gibran berdasarkan hasil survei tampaknya tidak mutlak dianggap salah, sebab Prabowo masih kuat dari figur elektabilitas.
"Gibran juga kompetitif mendongkrak elektabilitas Prabowo," kata Efriza.
Efriza mengatakan, Gibran harus diakui memiliki potensi dalam memimpin dan sudah ditunjukkannya selama dua tahun sebagai walikota. Menurutnya, penolakan figur Gibran sepertinya baru sampai di kelas menengah, dan kalangan berpendidikan tinggi semata.
"Nyatanya, Prabowo-Gibran masih berada di peringkat pertama persentase hasil survei pasca putusan MK, ini menunjukkan sosok Prabowo dan sekaligus Gibran keduanya memang diperhitungkan oleh masyarakat juga memperoleh respons positif dari masyarakat," tuturnya.
Efriza menilai, kelebihan Gibran di dua tahun kepemimpinannya tidak juga dapat dikatakan tidak berhasil, setidaknya ia berkategori nilai B. Hal itu dibuktikan melalui pemahaman dirinya akan pembangunan infrastruktur.
Meski dilakukannya dalam skup kecil seperti revitalisasi pembangunan untuk kebutuhan masyarakat seperti pasar, taman, maupun pembangunan masjid, pembangunan prasarana olahraga, dan juga tata kelola pembangunan.
"Ini artinya, pemahaman pembangunan infrastruktur dari dirinya sebuah nilai bernuansa positif ia akan dapat melanjutkan kebijakan ayahnya yang sebagai presiden dalam pembangunan infrastruktur, dan jangan lupakan pula pemahaman dirinya mengenai pembangunan juga ditempa dari dasar pendidikan tingginya di Singapura dan Australia," tuturnya.
Efriza melanjutkan, Gibran sanggup bekerja dalam respons cepat dan menyelesaikan permasalahan dari pengaduan masyarakat dengan langkah penyelesaian yang cepat. Artinya ia sebagai walikota Solo bekerja dalam hubungan bersama masyarakat.
“Ini dibuktikan dengan sebut saja permasalahan Pungli berhasil diselesaikannya. Ia juga sosok yang berani mengambil resiko, mental pebisnis dan juga DNA ayahnya Jokowi tentu memengaruhinya dalam sikap untuk pengambilan keputusan," ucapnya.
Tak hanya itu, Efriza berkata, keikutsertaan Gibran menunjukkan reformasi masih bergeliat dalam hal positif. Sebab, saat ini, geliat anak muda mendapatkan tempatnya da kesuksesan mereka di daerah bisa membangun optimis mereka untuk menanjak di level nasional.
"Artinya, sekarang ini tidak melulu pencapresan menjadi miliknya ketua umum partai. Jadi dibalik buruknya proses Gibran sebagai cawapres dari segi etis dan moral, tetap harus kita akui ada nilai positif yang bisa diharapkan, meski pro dan kontra ya penilaian ini," jelasnya.
Di sisi lain, Efriza menambahkan, durasi proses kepemimpinan Gibran di daerah yang belum lama menjadi sebuah catatan negatif dalam proses kehadiran Gibran sebagai cawapres. Sebab, amat disayangkan Gibran yang dianggap punya kemampuan dan dapat berperan lebih besar ke depan terlalu dini mengambil tantangan yang lebih besar sebagai cawapres.
"Ini adalah sebuah kewajaran sebagai sikap anak muda yang kurang cermat dalam pengambilan keputusan. Gibran sosok pemimpin yang bernilai positif tetapi dalam momentum yang dipaksakan," pungkasnya.