Kalau caleg mau kerja keras, biaya kampanye bisa murah
Merdeka.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menilai, dalam sistem pemilu langsung tidak harus mengeluarkan biaya kampanye besar. Asalkan, para caleg mau kerja keras turun langsung mendatangi konstituen.
Yoga mengatakan, dana kampanye yang mahal dalam sistem demokrasi terbuka seperti saat ini hanya berlaku bagi para politisi yang malas bekerja. Sehingga, paradigma pemilih sebagai barang yang bisa dibeli dapat muncul.
"Dana kampanye mahal dilakukan oleh figur yang tidak mau kerja keras mendekati konstituen. Mereka memposisikan rakyat pemilih sebagai barang yang bisa dibeli dengan uang," jelas Yoga kepada merdeka.com, Selasa (23/4).
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Apa itu Coklit Pemilu? Coklit pemilu adalah singkatan dari pencocokan dan penelitian pemilihan umum bagi daftar pemilih tetap. Melalui kegiatan coklit, petugas akan melakukan pengecekan ulang terhadap data pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), untuk memastikan keakuratan dan keabsahan data.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Bagaimana pengaruh caleg terhadap elektabilitas partai? 'Kemudian soal calegnya. Caleg kan sebagai vote gathers, seberapa kuat atau tidaknya ketokohan para caleg juga mempengaruhi dukungan terhadap partai,' tambah Hanggoro.
-
Bagaimana poster pemilu menarik minat pemilih? Keindahan visual ini bertujuan untuk menangkap perhatian pemilih dan membuat pesan kampanye lebih mengesankan.
-
Siapa yang berperan dalam Pemilu? Penyelenggaraan Pemilu harus dilakukan secara mandiri oleh lembaga penyelenggara, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Politisi yang semacam ini, kata Yoga, justru akan merusak sistem demokrasi yang ada di Indonesia. Sebab, mereka menerapkan pola transaksional dalam meraih simpati masyarakat.
"Kaum instan ini tidak memiliki kedekatan ideologis dengan pemilih karena pola yang transaksional ini. Kaum instan ini berperan penting sebagai agen yang merusak demokrasi di Indonesia," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia menilai, dana kampanye bisa ditekan semurah mungkin apabila para caleg mau bekerja keras turun langsung bertemu dengan masyarakat tanpa harus mengerahkan basis massa.
"Dana kampanye akan murah jika para figur caleg atau calon kepala pemerintah daerah intens turun dan menyapa rakyat, melakukan komunikasi secara dialogis, menyerap aspirasi rakyat untuk diperjuangkan menjadi program-program," tegas dia.
Dia menambahkan, partai besutan Menko Perekonomian Hatta Rajasa ini hanya membantu pengadaan atribut untuk kampanye. Selebihnya, lanjut dia, tidak ada kewajiban bagi para caleg menyetor sejumlah uang ke partai.
"Partai membantu dalam hal pengadaan atribut kampanye, misalnya kaos, bendera, dan stiker. Ini disebar keseluruh indonesia. Setiap caleg tidak satu sen pun setor ke partai. Justru menurut ketum PAN, bang Hatta Rajasa, partai yang akan membantu alat peraga kampanye, dan setiap caleg diharapkan dapat serius turun ke dapilnya masing-masing," tandasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Cak Imin, kompetisi politik sudah semakin pragmatis. Dia ingin pemilihan dikembalikan kepada nilai-nilai dari tujuan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaPakar Hukum Tata Refly Harun mengatakan alasan Pilkada, Pileg, hingga Pilpres mahal karena pertemuan calon dengan pemilih membutuhkan biaya.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.
Baca SelengkapnyaBagi sebagian orang hal ini tak masuk akal, tapi pelaku mengaku jalur klenik merupakan bagian dari usaha memenangkan Pemilu
Baca SelengkapnyaPraktik curang itu tetap bisa terjadi meskipun pemilih menggunakan hak suaranya.
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara kampanye unik para calon legislatif untuk meraup suara masyarakat.
Baca SelengkapnyaUang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) membutuhkan biaya yang besar.
Baca SelengkapnyaCak Imin malah berkelakar bahwa tepuk tangan yang diberikan menandakan kemiskinan yang tengah dirasakan.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengungkapkan bahwa dalam Pilkada 2024, biaya politik uang mencapai Rp300 ribu untuk setiap suara. Apakah hal ini mengancam kualitas demokrasi kita?
Baca SelengkapnyaDi hadapan Ganjar, Eli menceritakan dua anaknya yang lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesulitan mencari kerja.
Baca Selengkapnya