Kisah Gus Dur ketawa-ketawa saat dilengserkan dari kursi kepresidenan
Merdeka.com - Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alissa Wahid menyebut mendiang ayahnya, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur lebih suka ditertawakan ketimbang dipuji-puji. Bahkan ketika dilengserkan, Gus Dur bukannya sedih, malah 'ketawa-ketawa'.
Kepribadian unik Presiden ke-4 RI ini diungkap Alissa di Haul ke-8 ayahnya yang digelar di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis 928/12) malam. "Pak Mahfud (mantan ketua MK), Mbak Khofifah (Khofifah Indar Parawansa, dan Pak Rizal Ramli tahu ini (suka ditertawakan)," kata putri sulung Gus Dur tersebut.
Di Haul ke-8 Gus Dur kali ini begitu istimewa. Sebab, pihak keluarga meminta tiga 'punakawan' Gus Dur untuk memberikan testimoninya. Mereka adalah Mahfud MD, Khofifah, dan Rizal Ramli.
-
Siapa Kakek Gus Dur? Kakek Gus Dur dari jalur ibu diakui sebagai ulama besar karena keilmuannya
-
Bagaimana Gus Dur ganti nama? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan 'Wahid,' yang diambil dari nama ayahnya.
-
Siapa anak bungsu Gus Dur? Inayah Wulandari Wahid lahir pada 31 Desember 1982. Ia akrab dipanggil dengan nama panggung Inaya Wahid. Nama Wahid ia dapat dari ayahnya yang merupakan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Inaya merupakan anak bungsu dari Gus Dur dan Sinta Nuriyah.
-
Bagaimana Gus Dur menunjukkan keberagaman? Tak hanya soal kebijakan, bahkan pakaian yang ia kenakan juga menunjukkan keberagaman di mana hal itu menjadi ikonik dari dirinya. Pakaian yang sering ia kenakan adalah baju batik, sarung, dan peci. Hal ini menarik karena beliau adalah santri, kiai, atau ulama, dan pernah menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, dibanding menggunakan gamis putih panjang yang sering dipakai oleh para habib, ia lebih memilih memakai batik.
-
Bagaimana Gus Mus menanggapi curhatan para tokoh bangsa? Sejumlah Tokoh Nasional Temui Gus Mus di Rembang, Curhat Kondisi Negeri Ini Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
-
Apa yang dilakukan Kiai Faqih sebelum Gus Dur jadi presiden? Saat itu terjadi perbedaan di kalangan Nahdliyin, ada yang mendukung pencalonan Gus Dur yang dipelopori kaum Poros Tengah dan ada yang tidak.Menghadapi situasi ini, beberapa kiai sepuh NU termasuk Kiai Faqih adakan pertemuan di Ponpes Langitan. Dua hari sebelum pemilihan presiden, Hasyim Muzadi, Ketua PBNU saat itu, menyampaikan pesan dari Kiai Faqih pada Gus Dur.
Dalam testimoninya, Mahfud MD mengisahkan, di saat Gus Dur ketawa-ketawa jelang dilengserkan dari kursi kepresidenan, orang-orang terdekatnya justru gelisah.
"Yang gelisah itu seperti Bu Khofifah. Saya gelisah, Pak Alwi (Shihab) gelisah, kiai-kiai gelisah, Gus Dur sendiri ketawa-tawa," kisah Mahfud.
Bahkan Mahfud sendiri, demi menyelamatkan kedudukan Gus Dur, rela bertemu dengan tiga pimpinan partai, seperti Taufik Kemas, Hamzah Haz, dan Akbar Tanjung.
Dari pertemuan itu, mereka bersepakat untuk tetap menjadikan Gus Dur sebagai presiden asal mau merombak kabinetnya. Dan para menterinya harus ditentukan oleh pimpinan partai, bukan oleh Gus Dur.
Namun, kata Mahfud, ketika hasil pertemuan itu disampaikan ke Gus Dur, jawabannya cukup mengejutkan. "Gus Dur menjawab: Saya lebih baik dilengserkan melanggar aturan. Saya tidak mau didekte oleh partai," ungkapnya.
Bagi-bagi zakat untuk selamatkan Gus Dur
Kisah lain dari upaya penyelamatan Gus Dur dari rongrongan kekuatan politik, Mahfud melanjutkan ceritanya, Khofifah juga sampai harus berkeliling ke pelosok kampung-kampung kumuh selama dua bulan untuk membagikan sedekah.
Kenapa harus membagikan sedekah? Mahfud menuturkan, karena Khofifah 'protes' kenapa Gus Dur yang sudah lurus masih banyak pihak yang mau menjatuhkan.
"Lalu ada yang berbisik: Mungkin Gus Dur, mungkin, lupa bayar zakat karena terlalu sibuk," kata Mahfud MD yang disambut ger-geran jamaah yang hadir.
Mendengar bisikan seperti itu, Khofifah langsung bergerak mengumpulkan uang yang dipecah menjadi Rp 20 ribuan. Lalu masuklah Khofifah ke pelosok kampung-kampung kumuh untuk membagikan 'zakatnya' Gus Dur kepada orang-orang miskin.
"Saya tahu karena pagi-pagi Bu Khofifah mau pergi, lalau saya tanya mau kemana? Katanya mau bagi-bagi 'zakatnya' Gus Dur. Mungkin Gus Dur lupa zakat jadi harus dizakati," ujarnya menirukan jawaban Khofifah kala itu.
Sedekah yang dibagikan Khofifah kala itu total ada Rp 60 juta yang dipecah menjadi Rp 20 ribuan. Uang itu disiapkan Khofifah bersama Rizal Ramli yang waktu itu menjabat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) di Kabinet Gus Dur.
Sementara Khofifah mengisahkan, uang zakat Gus Dur itu dibagikan selama hampir dua bulan. "Insyaallah Pak Dr Rizal Ramli, tak ada satu lembar pun yang masuk ke kantong saya. Semuanya saya bagi dalam waktu hampir dua bulan," kata Khofifah ke Rizal menjawab testimoni Mahfud.
"Tiap hari saya berkeliling dari kampung ke kampung. Teman-teman saya juga saya minta berkeliling. Saya bilang: Ini sedekahnya Gus Dur ya, doakan Gus Dur ya," cerita Khofifah.
Lewat sedekah itu, Khofifah mengaku memang berharap bisa memberikan perlindungan keselamatan bukan kepada Gus Dur semata, tapi bangsa dan negara Indonesia agar dijauhkan dari sifat-sifat hasut, dengki, "Dan dijauhkan dari orang-orang yang ingin melakukan sesuatu secara destruktif," jelasnya.
Bagi Khofifah, tidak seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU) mengetahui secara detail persoalan kebangsaan saat itu. Maka hal sedekah yang dibagikan sesungguhnya bagian dari ikhtiar bersama.
Namun, ikhtiar itu ternyata tidak bisa menyelamatkan Gus Dur dari serangan-serangan lawan politiknya kala itu. Genap 21 bulan memimpin Indonesia, atau tepatnya tanggal 23 Juli 2001, Gus Dur resmi lengser dan digantikan wakilnya, Megawati Soekarnoputri.
"Hari ini delapan tahun Gus Dur meninggalkan kita, tapi pikiran-pikiran besar Gus Dur Insyaallah tetap bersama kita dan seluruh warga bangsa Indonesia," kata Khofifa menuntaskan ceritanya.
"Saking inginnya Bu Khofifah menyelamatkan Gus Dur. Gus Dur sendiri tenang-tenang saja. Bahkan waktu Gus Dur jatuh pada 23 Juli (2001) saya sedang diutus untuk meresmikan Universitas Madura," kata Mahfud MD. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam cerita tersebut, guru Gus Baha menghadapi seorang kiai yang mengkritik Gus Dur.
Baca SelengkapnyaSunhaji sangat menyayangkan karena dirinya mengaku sudah saling memaafkan dengan Gus Miftah.
Baca SelengkapnyaPakar Gestur dan Mikroekspresi, Monica Kumalasari membahas komentar Presiden Prabowo terkait mundurnya Gus Miftah.
Baca SelengkapnyaGus Dur adalah pemimpin yang begitu dicintai rakyat Indonesia karena sosoknya gigih memperjuangkan hak-hak kaum minoritas.
Baca SelengkapnyaCak Imin ditanya soal cerita awal pemeecatannya oleh Gus Dur dari PKB
Baca SelengkapnyaHumor memang lekat dengan mantan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Baca SelengkapnyaMiftah Maulana Habiburohman alias Gus Miftah akhirnya mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Keberagaman.
Baca SelengkapnyaMiftah mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah mengangkat derajat dirinya
Baca SelengkapnyaTangis Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah pecah.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah jenaka
Baca Selengkapnya"Keputusan ini saya ambil karena cinta, hormat dan tanggung jawab saya kepada Bapak Presiden Prabowo serta seluruh masyarakat Indonesia," kata Miftah.
Baca SelengkapnyaK.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik.
Baca Selengkapnya