Kotak Kosong Menang di Dua Daerah Pilkada, Ini Perolehan Suaranya Versi Real Count Sementara
Kotak kosong menang melawan calon tunggal terjadi di dua daerah, yakni Pilkada Pangkalpinang dan Bangka.
Fenomena kotak kosong mengalahkan calon tunggal terjadi di beberapa daerah Pilkada 2024. Kotak kosong menang melawan calon tunggal terjadi di dua daerah, yakni Pilkada Pangkalpinang dan Bangka.
Penghitungan suara sementara berdasarkan data laman milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI hingga Kamis pukul 10.15 WIB, menunjukkan kotak kosong meraih 67.546 suara atau 57,25 persen.
Sementara, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bangka Mulkan-Ramadian dengan total 50.443 atau 42,75 persen suara.
Kotak kosong menang melawan calon tunggal juga terjadi di Pilkada Pangkalpinang. Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil-Masagus Hakim meraih 35.177 atau 42,02 persen suara.
Sedangkan, kotak kosong meraup 48.528 atau 57,98 persen dari total suara keseluruhan.
Diketahui, Maulan Akil dan Masagus Hakim diusung 10 parpol, di antaranya PDIP, Golkar, Gerindra, NasDem, PKB, PPP, Perindo, PKS, dan PAN.
Akan tetapi, hasil perolehan suara ini belum resmi. Sebab, KPU masih akan melakukan penghitungan berjenjang hingga 16 Desember 2024.
Rekapitulasi secara berjenjang di tingkat kecamatan oleh panitia pemilihan kecamatan (PPK) mulai 28 November hingga 3 Desember 2024. Selanjutnya tingkat kabupaten/kota mulai 29 November hingga 6 Desember 2024. Berikutnya tingkat provinsi mulai 30 November hingga 9 Desember 2024.
Setelah itu, adalah tahapan pengumuman rekapitulasi hasil penghitungan suara. Untuk pilkada tingkat kabupaten/kota diumumkan pada tanggal 29 November—12 Desember 2024, sedangkan pilkada tingkat provinsi pada tanggal 30 November—15 Desember 2024.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB) Prof. Ibrahim memberikan catatan untuk kemungkinan kotak kosong menang pada pilkada calon tunggal di dua daerah, yakni Pilkada Bangka dan Pilkada Kota Pangkalpinang.
“Sebenarnya yang paling utama harus menarik hikmah dari kemenangan kotak kosong di Bangka, dan Pangkalpinang adalah partai politik. Mereka faktanya tidak membaca arus keinginan publik, sehingga calon yang tunggal pun ditolak masyarakat,” kata Prof. Ibrahim seperti dilansir Antara.
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa ke depan partai politik harus lebih moderat dalam menerima kandidat untuk maju di pilkada.
Kemudian, dia mengingatkan agar penyelenggara perlu memperhatikan tingkat partisipasi pemilih dalam pilkada ulang nanti.
“Penyelenggara patut mengintensifkan sosialisasi dan partisipasi ke warga agar ke depan golput (golongan putih) bisa ditekan,” jelasnya.