Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

LSI Denny JA jelaskan alasan suara Asyik dan Sudirman-Ida melonjak saat Pilkada

LSI Denny JA jelaskan alasan suara Asyik dan Sudirman-Ida melonjak saat Pilkada Sudrajat-Ahmad Syaikhu. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - LSI Denny JA menjelaskan alasan suara Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di Pilgub Jawa Barat dan Sudirman Said-Ida Fauziyah di Pilgub Jateng melonjak jauh dari prediksi.

Denny JA menjelaskan hal pertama hasil survei sebenarnya hanyalah potret dukungan saat survei dilakukan saja. Hasil survei itu bukan prediksi apa yang akan terjadi beberapa hari kemudian di hari pencoblosan.

Namun, umumnya hasil survei paling akhir itu juga dijadikan prediksi hasil pemilu, di Indonesia, bahkan di semua negara modern. Untuk 80-90 persen kasus, jika survei itu dilakukan dengan benar, hanya beberapa hari sebelum hari pencoblosan, sangat jarang terjadi perubahan signifikan di atas margin of error.

"Kedua, tak ada konspirasi aneka lembaga survei itu untuk mengatur bersama berapa persentase masing masing kandidat dalam survei. Aneka lembaga survei itu bekerja secara independen. Bahkan beberapa lembaga survei itu bersaing dan sering berhadapan dalam pilkada atau pemilu," kata Denny JA melalui keterangan tertulis, Senin (2/7).

Faktor ketiga, berbedanya hasil pilkada dengan survei terakhir untuk kasus Jateng dan Jabar tidak fatal. Dia menjelaskan hal ini berbeda dengan kasus Trump dan Hillary di pemilihan presiden Amerika Serikat. Ukuran fatal atau tidak adalah soal siapa yang menang.

Untuk kasus Hillary dan Trump, pemenangnya terbalik. Hillary yang diprediksi menang, tapi Trump yang ternyata menang.

Untuk kasus Jabar dan Jateng, hasilnya sama. Yang menang pilkada sama dengan hasil survei terakhir. Pemenang Ridwan Kamil di Jabar dan Ganjar Pranowo di Jateng. Perbedaan hanya terjadi pada lonjakan dukungan Asyik di Jabar yang tetap kalah, dan Sudirman-Ida di Jateng yang juga tetap kalah.

Denny menjelaskan otopsi survei terakhir lembaganya. Lembaga lain tentu dapat menjelaskannya sendiri. Lonjakan Itu terjadi karena kombinasi beberapa variabel. Pertama, seminggu terakhir sebelum hari pencoblosan, terjadi mobilisasi dukungan yang efektif untuk Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng. Gerakan seminggu terakhir ini tak lagi terpantau oleh survei LSI Denny JA.

Survei terakhir Denny JA di Jabar dan di Jateng, mengambil data sebelum seminggu terakhir. Tentu survei tak bisa membaca apa yang belum terjadi.

Kedua, mobilisasi Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng berhasil mengambil mayoritas telak pemilih yang masih mengambang.

"Silakan ketik di google. Untuk kasus Jabar, survei terakhir LSI Denny JA mencatat suara yang masih mengambang sebesar 39 persen. Ini gabungan suara yang belum menentukan dan suara yang masih ragu," ujarnya.

Dalam survei itu, lanjut dia, dukungan untuk Asyik masih sekitar 8,2 persen. Berdasarkan data Quick Count, dukungan Asyik 6 hari kemudian setelah publikasi survei itu menjadi 28-29 persen. Ada kenaikan Asyik sebesar 20 persen.

LSI Denny JA menyimpulkan, dalam mobilisasi seminggu terakhir, Asyik berhasil mengambil 20 persen dukungan dari 39 persen suara mengambang. Asyik sendirian jitu mempengaruhi lebih dari 50 persen suara mengambang (20 persen dari 39 persen).

Soal Sudirman-Ida di Jateng, Denny mencontohkan survei pada 21 Juni di mana, Ganjar-Yasin 54 persen, Sudirman-Ida 13 persen.

"Cukup kita melihat itu saja, 54 persen + 13 persen, total hanya 67 persen. Karena hanya ada dua calon, suara yang mengambang sebanyak 100 persen- 67 persen sama dengan 33 persen," ujarnya.

Hasil Quick Count Denny JA, Sudirman Said enam hari setelah publikasi mendapat dukungan 41-42 persen. Ada lonjakan sebesar 28-29 persen. LSI Denny JA menyimpulkan, mobilisasi seminggu terakhir dari Sudirman-Ida berhasil membujuk 28-29 persen dari 33 suara pemilih yang masih mengambang. Gerakan seminggu terakhir ini sangat efektif.

Ketiga, penjelasan ini tentu diberikan dengan asumsi. Golput yang terjadi dalam pilkada Jabar terbagi secara proporsional. Quick Count LSI Denny JA mencatat Golput di Jabar sebesar 30.86 persen. Golput di Jateng sebesar 35.47 persen.

"Karena diasumsikan Golput terjadi secara proporsional atas masing masing calon, yang dianalisa hanya kerja mesin politik seminggu terakhir mengambil suara mengambang. Dan itu bisa dijelaskan. Semua data bisa dicek di google," katanya.

Sementara itu, Denny menjelaskan alasan Jabar dan Jateng yang heboh di antara 171 pilkada serentak tahun ini? Alasannya, karena di wilayah itu pilkada terasa pilpres. Dua kandidat, Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng sangat tegas posisinya. Jika menang mereka mengusung #2019GantiPresiden.

Kebetulan di dua wilayah itu pula, lonjakan dukungan Asyik dan Sudirman-Ida sangat luar biasa pada seminggu terakhir, yang tak lagi terpantau survei.

"Di wilayah lain, walau ada pula kontroversi, tapi tidak dimobilisasi sedemikian rupa karena tak terasa pilpres," ujarnya. (mdk/rzk)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Quick Count LSI Pilkada Sumsel 97 Persen Suara: Herman-Ujang 73,57%, Eddy-Riezky 14,30%, Mawardi-Anita 12,13%
Quick Count LSI Pilkada Sumsel 97 Persen Suara: Herman-Ujang 73,57%, Eddy-Riezky 14,30%, Mawardi-Anita 12,13%

Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil quick count Pilkada Sumatera Selatan. Suara yang sudah masuk dalam quick count LSI pukul 20.25 WIB sebanyak 97,13%.

Baca Selengkapnya
Unggul Versi Quick Count di Pilkada Sumsel, Herman Deru Kaget Diteriaki Pendukung
Unggul Versi Quick Count di Pilkada Sumsel, Herman Deru Kaget Diteriaki Pendukung

Berdasarkan hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI), pasangan Herman Deru-Cik Ujang unggul dari dua lawannya pada pemilihan Gubernur Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya
Hasil Quick Count LSI Denny JA Beda Tipis dengan Rekapitulasi KPU, Selisih Hanya 0,07 Persen
Hasil Quick Count LSI Denny JA Beda Tipis dengan Rekapitulasi KPU, Selisih Hanya 0,07 Persen

Data tersebut membuktikan bahwa total suara nasional cukup diketahui secara akurat hanya dengan 1.200 responden dengan catatan menggunakan metodologi ketat.

Baca Selengkapnya
Potret Elektabilitas Cagub-Cawagub di Pilkada Sultra, Siapa Unggul Antara ASR-Hugua dan Tina-Ihsan?
Potret Elektabilitas Cagub-Cawagub di Pilkada Sultra, Siapa Unggul Antara ASR-Hugua dan Tina-Ihsan?

Hasil survei terbaru dua lembaga riset menunjukkan kekuatan calon kepala daerah di Pilkada Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya
Demokrat Respons Elektabilitas Anies Tinggi di Jakarta: Tak Ada Tokoh Bisa Menang Tanpa Mesin Parpol
Demokrat Respons Elektabilitas Anies Tinggi di Jakarta: Tak Ada Tokoh Bisa Menang Tanpa Mesin Parpol

Herzaky mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto mulanya elektabilitas selalu rendah.

Baca Selengkapnya
Dedi Mulyadi Umumkan Menang Pilkada Jabar: Quick Count dan Real Count Tak Pernah Jauh Berbeda
Dedi Mulyadi Umumkan Menang Pilkada Jabar: Quick Count dan Real Count Tak Pernah Jauh Berbeda

Dedi Mulyadi ingin segera bekerja dan melaksanakan janji politik yang disampaikan dalam visi misi.

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika di Pilkada Kutai Kartanegara, Edi-Rendi Kokoh di Posisi Pertama
Survei Charta Politika di Pilkada Kutai Kartanegara, Edi-Rendi Kokoh di Posisi Pertama

Charta Politika merilisi hasil survei terbaru di Pilkada Kutai Kartanegara jelang pemungutan suara.

Baca Selengkapnya
Poltracking di Pilkada Jabar:  Swing Voters Dedi Mulyadi-Erwan Tinggi, Pemilih Masih Mungkin Berubah
Poltracking di Pilkada Jabar: Swing Voters Dedi Mulyadi-Erwan Tinggi, Pemilih Masih Mungkin Berubah

Survei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada tanggal 8-14 September 2024 dengan wawancara tatap muka langsung terhadap 1200 responden.

Baca Selengkapnya
Quick Count LSI Denny JA Pilkada Jabar 77%: Acep-Gitalis 10,64%, Jeje-Ronal 9,22%, Syaikhu-Ilham 17,94%, Dedi-Erwan 62,20%
Quick Count LSI Denny JA Pilkada Jabar 77%: Acep-Gitalis 10,64%, Jeje-Ronal 9,22%, Syaikhu-Ilham 17,94%, Dedi-Erwan 62,20%

Pemilihan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jabar 2024 diikuti empat pasangan calon.

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru LSI Denny JA: Elektabilitas Dedi-Erwan Jauh Tinggalkan 3 Paslon Lainnya
Survei Terbaru LSI Denny JA: Elektabilitas Dedi-Erwan Jauh Tinggalkan 3 Paslon Lainnya

Sektabilitas Dedi-Erwan berada di angka 74.6 persen, Syaikhu-Ilham 12,0 persen, Acep-Gita KDI 6,5 persen dan Jeje-Ronal 5,3 persen.

Baca Selengkapnya
SMRC: Duet Anies-Cak Imin Kalah dari Ganjar-RK dan Prabowo-ET
SMRC: Duet Anies-Cak Imin Kalah dari Ganjar-RK dan Prabowo-ET

Elektabilitas Anies-Cak Imin hanya 16,5 persen. Ganjar-RK 35,4 persen dan Prabowo-ET 31,7 persen.

Baca Selengkapnya
SMRC: Belum Ada Efek Positif Deklarasi Anies-Cak Imin pada Parpol Pendukung di Jatim
SMRC: Belum Ada Efek Positif Deklarasi Anies-Cak Imin pada Parpol Pendukung di Jatim

Hasil itu berdasarkan temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dilakukan pada 2-11 September 2023.

Baca Selengkapnya