Membaca Langkah Partai Politik Setelah Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden-Wapres Terpilih
Sejumlah partai yang tidak mengusung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 diperkirakan akan bergabung dalam pemerintahan pasangan ini.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) sudah menetapkan pasangan Prabowo-Gibran menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029. Sejumlah partai yang tidak mengusung pasangan ini pada Pilpres diperkirakan akan bergabung dalam pemerintahan.
Membaca Langkah Partai Politik Setelah Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden-Wapres Terpilih
Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif dari Al Jabar Strategic, Arifki Chaniago mengatakan, peleburan situasi politik akan terjadi, khususnya pada Partai NasDem dan PKB yang sebelumnya berada di barisan pendukung Anies-Muhaimin.
"Bakal terjadi peleburan situasi politik. Pada satu sisi, ada peluang NasDem dan PKB masuk ke dalam koalisi Prabowo-Gibran" kata Arifki melalui pesan singkat diterima, Kamis (25/4).
Terkait barisan oposisi, Arifki meyakini hanya tinggal PDIP menjadi partai yang akan konsisten melakukan check and balances pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebab, dia memandang PKS yang memiliki cerita sejarah bersama Prabowo bakal sulit bila harus menjadi barisan oposisi bersama PDIP.
"Sedangkan pada sisi lain, oposisi bakal diambil oleh PDI-P. PKS ada ruang (koalisi) karena pernah jadi sekutu lama Prabowo," ungkap Arifki.
Meski tetap berpeluang menjadi koalisi, tapi hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab menurut Arifki,
PKS harus bersaing dengan barisan koalisi lainnya, khususnya PKB sesama partai dengan basis agama.
"Karena PKS tentu harus bersaing dengan partai lain. Terutama PKB," tandasnya.
Diketahui, Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih karena memperoleh suara tertinggi saat kontestasi Pilpres 2024 dengan memperoleh 96.214.691 suara atau setara dengan 58,59 persen dan memenuhi sedikitnya 20% suara dari 38 provinsi di Indonesia.
Prabowo Siap Diserang
Sementara Prabowo menegaskan bahwa pemimpin adalah seorang yang tidak gentar untuk bangkit bila diserang, bahkan dihujat. Sebab, karakter pemimpin adalah terus maju dan bangkit demi melindungi rakyat.
"Kalau kita enggak siap diserang, dikritik, bahkan dihujat, ya jangan mau jadi pemimpin, lebih baik diam di rumah saja, nonton TV, jangan berdiri di depan kamera," kata Prabowo saat jumpa pers di Kantor KPU RI Jakarta, Rabu (24/4).
Prabowo mencontohkan, dirinya pernah merasa diserang, direndahkan dan dihujat saat mencoba membela rakyat Indonesia.
Serangan itu bahkan terjadi saat rangkaian kontestasi Pilpres 2024 melawan kompetitornya seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo ketika debat capres.
Menurut dia, hal itu adalah bagian dari demokrasi. "Walau di debat lumayan juga kerasnya, tapi itu bagian dari demokrasi," ujar Ketum Partai Gerindra ini.