Mengupas koalisi kerakyatan dan keumatan jelang pilpres
Merdeka.com - Jelang pilpres 2019, beberapa tokoh membentuk koalisi. Seperti koalisi kerakyatan dibentuk oleh Partai Demokrat dan koalisi keumatan digagas oleh Prabowo Subianto, Amien Rais dan Rizieq Syihab.
Koalisi tersebut dibentuk sebagai upaya menyaingi poros Jokowi. Sehingga koalisi-koalisi tersebut mulai mengajak partai-partai yang tertarik untuk bergabung. Berikut kami rangkum soal koalisi kerakyatan dan keumatan.
Koalisi kerakyatan
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Bagaimana koalisi terbentuk? Koalisi juga dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan secara formal yang memiliki kontrak bersama di antara dua partai politik atau lebih, guna menjamin kekuasaan pemerintah atas dasar adanya suara dari mayoritas.
-
Kenapa koalisi dibentuk di Indonesia? Dalam konteks kehidupan demokrasi di Indonesia, koalisi dibentuk dengan tujuan agar dapat mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden di pemilihan presiden.
-
Siapa yang terlibat dalam koalisi? Koalisi dibentuk oleh beberapa partai agar dapat mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasarkan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Apa peran Golkar dalam koalisi Prabowo? Golkar dan PAN yang menjadi partai pengusung teranyar juga memiliki kandidat yang bisa diusulkan ke Prabowo.
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean mengungkapkan partainya akan membuat koalisi kerakyatan atau nusantara. Kabar ini sekaligus mengonfirmasi bahwa Partai Demokrat serius memunculkan poros baru dalam Pilpres 2019.
Menurut Ferdinand, koalisi ini dapat menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat selain koalisi pendukung capres petahana Jokowi. "Ya partai Demokrat sekarang sedang serius membangun poros kerakyatan ya untuk pilpres 2019. Makanya Pak SBY tadi bicara kita koalisi kerakyatan, bantu rakyat dulu lah," ungkap Ferdinand.
Demokrat jalin komunikasi dengan PAN dan PKB
Demokrat akan berupaya mewujudkan poros kerakyatan atau nusantara yang telah diwacanakan. Namun Demokrat belum bisa meyebutkan partai politik mana saja yang mungkin akan bergabung dengan koalisi kerakyatan. Demokrat tetap menjalin komunikasi dengan sejumlah partai yang belum menentukan sikap politik. Seperti PAN dan PKB.
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean menyatakan, pada bulan Juli atau pasca pilkada serentak selesai baru dapat terlihat akan berkoalisi dengan siapa. Ferdinand menyebutkan saat ini masih tahap penjajakan awal semua partai politik.
Koalisi keumatan
Beberapa waktu lalu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais bertemu pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab.
Dalam pertemuan tersebut Rizieq meminta kepada Prabowo, Amien Rais, dan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al-Jufri, politisi PKS Abu Bakar Alhabsy serta Juwaini agar segera berkoalisi menjelang Pilpres 2019. Tidak hanya Gerindra dan PAN serta PKS, Rizieq juga meminta agar partai Islam pun ikut berkoalisi. Koalisi tersebut telah dinamai dengan koalisi keumatan.
PKS tegaskan koalisi keumatan tak di bawah Rizieq
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menegaskan, koalisi keumatan tidak berada dalam komando pemimpin Front Pembela Islam (FPI) yakni Habib Rizieq Syihab. Menurutnya, jika ada pertemuan partai dengan Rizieq itu hanya sekadar untuk mendengarkan aspirasi saja.
"Koalisi keumatan pun itu sudah dilaksanakan. Karenanya kami partai-partai politik tidak dalam posisi berada di bawah Habib Rizieq, kami yakin juga Habib Rizieq tidak berada di antara partai-partai politik. Itu adalah aspirasi dari beliau yang ternyata aspirasi itu sudah terlaksana," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/6).
Hidayat menjelaskan, dalam konteks pilpres sama sekali tidak ada kaitannya dengan organisasi masyarakat. Karena itu dia yakin Rizieq tidak akan mendikte setiap partai.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP terus melakukan komunikasi sejumlah partai untuk berkoalisi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo-Gibran menilai upaya Presiden Jokowi mempertemukan antar kubu menjadi lawan politik tersebut merupakan baik.
Baca SelengkapnyaKetujuh partai non-parlemen itu pun menamakan diri dalam "Koalisi Jatim Menang".
Baca SelengkapnyaHuda menjelaskan bahwa Pilkada Jabar akan lebih baik bila diisi dengan 3 poros.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengusulkan, Presiden Jokowi memimpin Parpol koalisi pengusung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaManuver KIM Plus membuat PDIP kesulitan mengusung kader mereka di Pilkada 2024. Di beberapa daerah, PDIP membutuhkan koalisi untuk memenuhi syarat dukungan.
Baca SelengkapnyaPoros di luar Khofifah nantinya juga akan dilakukan bersama partai politik lain.
Baca SelengkapnyaCEO Lembaga Survei Proximity Indonesia, Whima Edy Nugroho mengatakan, tiga poros itu tidak akan jauh dari koalisi parpol pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaKoalisi menjadi faktor penentu dalam membentuk pemerintahan yang kuat dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaUntuk angka satu tersebut yang dimaksudnya yakni Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPartai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengakui semakin dekat dengan koalisi parpol pendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPKS dan Golkar Mulai Dekat jelang Pilkada DKI, Mau Usung Siapa?
Baca Selengkapnya