PDIP atasi tren penurunan elektabilitas pemenang pemilu
Merdeka.com - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membaca tren penurunan elektabilitas terhadap partai pemenang pemilu sejak 1999. Menurutnya, tren negatif ini harus segera diatasi.
"Ini PR yang harus diatasi," ujar Hasto saat memberikan kuliah umum di kampus Universitas Airlangga, Surabaya, seperti siaran pers, Senin (30/5).
Antisipasi ini menjadi penting ketika kebanyakan parpol saat ini hanya menjadi mesin elektoral, yang disiapkan hanya untuk memenangkan pemilu saja. Sedangkan, fungsi partai tampil wajah yang berpihak pada wong cilik terabaikan.
-
Apa yang dikatakan Hasto? “Sekali merah tetap merah, “ tegas Hasto.
-
Apa partai pemenang pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
Terkait hal ini, Hasto mengatakan ke depan harus bisa diukur kinerja partai dalam menghadapi konstituennya.
Caranya, antara lain dengan bagaimana partai bisa mengelola sumber daya keuangannya secara mandiri.
"Ada tren intervensi kapital yang kuat sehingga sumber kapital itu mendesakkan kepentingan agenda politiknya," ucap Hasto.
Menurutnya, parpol juga harus dilihat dari perspektif perkembangan internal (internal development), yakni terkait bagaimana partai menjalankan fungsi-fungsi organisasinya.
Menurut Hasto, bantuan keuangan dari pemerintah juga bisa diukur dari internal development ini.
Terkait kehadirannya di kampus Unair, Hasto mengatakan PDIP terbuka terhadap kritik. Hal ini semata-mata demi pembenahan parpol.
"PDI Perjuangan terbuka terhadap kritik. Karena kampus merupakan bagian masa depan bangsa. Apapun pilihan politik mereka," tandas Hasto.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memaparkan elektabilitas partai politik (parpol).
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memaparkan elektabilitas partai politik
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu, kata Hasto, didasari hasil survei yang mencatat suara bimbang atau ragu sangat tinggi yakni 17,3 persen.
Baca SelengkapnyaHasilnya, partai PDI Perjuangan tetap unggul dibanding partai lainnya, dengan suara 16.82 persen
Baca SelengkapnyaPada Pemilu 2024, PDIP masih memuncaki daftar perolehan suara partai berdasarkan hasil quick count CSIS.
Baca SelengkapnyaTemuan LSI, terjadi dinamika elektabilitas partai sebagai peserta Pemilu.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah mengatakan momentum kekalahan PDIP di Pileg 2004 menjadi pelajaran berharga buat se
Baca SelengkapnyaKendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca Selengkapnya