Pemilih Golput karena Ideologi sekitar 10 persen, Lebih Banyak Alasan Administratif
Merdeka.com - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfarabi mengatakan sedikitnya 10 persen masyarakat memilih golput dengan alasan ideologi dan pilihan politik. Selain dua alasan itu, terjadinya golput dikarenakan masalah administrasi dan teknis.
"Kita liat sisi historis memang banyak golput karena sifatnya administrasi dan teknis. Tapi saya menduga golput karena ideologi dan politis itu di bawah 10 persen, majority karena administrasi dan teknis. Seperti pindah zona," ujar Adjie dalam diskusi di Cikini Jakarta Pusat, Sabtu (23/2).
Kendati tidak menyebutkan persentase golput karena kendala teknis dan administrasi, Adjie menilai hal ini tidak lepas dampak dari penyelenggaraan pemilu secara serentak.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil pemilu? Hasil pemilu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi tergantung pada konteks politik suatu negara. Beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi hasil pemilu meliputi: 1. Kandidat dan Partai Politik, 2. Isu Pemilu, 3. Faktor Ekonomi, 4. Media Massa, 5. Partisipasi Pemilih, 6. Sistem Pemilu, 7. Peraturan Pemilu, 8. Sentimen Publik, 9. Dukungan Elektoral, 10. Perubahan Demografis.
-
Siapa yang berpengaruh terhadap partisipasi pemilih? Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu dan kontestan.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
-
Apa penyebab perselisihan hasil pemilu? Perselisihan hasil pemilu merujuk pada ketidaksepakatan atau konflik yang timbul terkait dengan proses pemilihan umum.
Ia menuturkan, dilakukan pemilu secara serentak yakni pemilihan presiden dan pemilihan legislatif membuat masyarakat tidak memberi perhatian terhadap kualitas para caleg dan partai politik. Bahkan tidak sedikit kader partai politik tidak paham dengan platform kendaraan politik mereka.
"Ada tantangan ini pemilu keputusan yang terlalu berani dan menurut saya di sisi lain kita harus bicara kualitas karena minim sekali muncul. Minim sekali mereka memahami platform partai karena enggak kelihatan," tukasnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Kode Inisiatif, Very Junaidi menuturkan pemilu serentak menjadi tantangan tersendiri menjaga suara rakyat. Pasalnya, selain sosialisasi yang minim dan administrasi yang berbelit-belit, pindah zona bagi masyarakat yang menggunakan hak suaranya juga tidak mendapat porsi lengkap.
Jika di daerah pertama pemilih mendapat lima surat suara, saat pindah zona surat suara untuk pemilihan legislatif tidak diberikan. Hal ini yang menurut Very menimbulkan polemik.
"Paling penting pastikan berapa suara yang diberikan itu diberikan kepada orang-orang yang tepat, misal saya dapat lima di ujung juga harus dapat lima. Kalau saya pindah zona dan hanya mendapat suara untuk pilpres, lalu bagaimana suara pileg di zona awal saya," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait dengan angka 93,3 persen itu belum dapat dipastikan jika pemilih untuk tidak golput.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara soal kemungkinan angka golput di Pilkada Jakarta 2024 naik pasca dirinya gagal mencalonkan.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah faktor yang menyebabkan perbedaan data tersebut.
Baca SelengkapnyaHasil Survei CSIS mengungkapkan rata-rata pemilih partai belum solid mendukung capres
Baca SelengkapnyaHarusnya jika linier pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin mendapat 72 persen, tetapi pasangan yang didukung KIM Plus ini (elektabilitas) mendapatkan 47,19 persen.
Baca SelengkapnyaKedua bakal calob gubernur tersebut memiliki basis dukungan masing-masing.
Baca SelengkapnyaNamun, hal itu berbanding terbalik dengan suara PDI Perjuangan yang tinggi pada Pemilu 2024 ini
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indopol Survey and Consulting memutuskan tidak merilis hasil survei untuk periode Januari 2024.
Baca SelengkapnyaHasil survei Populi mengungkapkan ada sebanyak 8,1 persen masyarakat yang belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang
Baca SelengkapnyaAlasan paling banyak adalah karena masyarakat mengaku tidak punya waktu menonton.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan survei ASI, elektabilitas Ganjar-Mahfud MD menempel Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya