Potensi Konflik dalam Pilpres Besar Karena Dalil Agama Digunakan
Merdeka.com - Guru Besar FISIP UI Arbi Sanit melihat kekhawatiran masyarakat terkait instabilitas politik keamanan pada Pilpres 2019. Panasnya suhu politik disebabkan ambisi yang begitu kuat.
"Ada soal energi politik yang terbangun oleh ambisi-ambisi politik. Ambisi ini begitu kuatnya sekarang. Ambisi untuk menang pemilu sangat besar. Calonnya ini kan calon ulangan," kata Arbi Sanit dalam diskusi yang digelar Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) bertema pemilu 2019 'bebas konflik: Keamanan dan Intelijen' di Resto Ammarin, Sudirman, Jakarta, Sabtu (23/2).
Arbi khawatir, dengan ambisi besar maka penggunaan isu agama akan lebih massif dan keras. Karena ada upaya untuk menguasai negara.
-
Mengapa pemilu 2019 penting? Pemilu 2019 menjadi pemilu dengan jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
-
Kenapa Tim Hukum AMIN khawatir dengan Pilpres 2024? Tim Hukum Nasional (THN) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Ari Yusuf Amir menilai, kontestasi Pilpres 2024 berpotensi menimbulkan ketegangan sosial di tengah masyarakat. Khususnya antara kelompok pendukung pasangan calon di daerah.
-
Apa yang diancam AIPI dalam Pemilu? 'Banyak sekali sekarang, paling serius dalam integritas negeri ini adalah uang, ancaman ini akan terjadi, dan akan terjadi pada Pemilu 2024,' jelas Alfitra dalam acara sosialisasi aplikasi Sietik DKPP RI di Hotel Yuan Garden, Senin (18/12).
-
Kenapa Jokowi minta Parmusi jaga kondusifitas Pemilu? 'Bapak presiden memberikan pesan agar supaya Parmusi juga ikut menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan dalam rangka menyambut tahun politik 2024 agar pemilu dapat dilaksanakan secara aman damai jujur adil tepat pada tanggal 14 Februari yang akan datang,'
-
Siapa yang mengungkapkan kekhawatiran soal demokrasi di Indonesia? Sama halnya dengan Omi, Koordinator Pertemuan Alif Iman Nurlambang mengaku dengan situasi terkini yang menyebut demokrasi Indonesia sedang diontang-anting. Ia mengatakan bahwa sesuai temuan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) diduga ada intervensi dari lembaga eksekutif ke lembaga yudikatif.
"Karena politisi ini kan tidak punya sumber lain kecuali menguasai negara. Nah untuk merebut itu, maka dalil agama pun dimanfaatkan," ucapnya.
Suasana politik meruncing sebagai dampak penggunaan agama yang tajam. Sehingga, timbul teror-teror yang menegangkan.
"Saya kira kondisi saat ini lebih banyak ketegangan. Sekarang juga ada teror peledakan mobil yang modelnya acak dan berpindah-pindah, tetapi intinya membuat orang tidak aman. Saya tidak tahu apakah ada rekayasa untuk mematangkan kondisi untuk memancing kekisruhan lebih besar atau tidak," tuturnya.
Dia menyadari bahwa politik adalah konflik. Sebab dalam politik, tidak semua bisa menghasilkan kesepakatan. Potensi konflik tetap ada meski ada kesepakatan bersama. Hal itu lumrah dan bisa terjadi di negara manapun. Namun, kata dia, konflik mesti dicegah jika sudah mengarah pada kekerasan dan perpecahan.
"Kalau konflik itu masih bisa dikontrol, ya silakan tidak jadi persoalan. Antisipasi konflik harus dilakukan pertama sekali oleh elit. Para pemimpin, tokoh politik yang seharusnya bisa membaca mau konflik atau tidak," ucapnya.
"Tetapi ada kewajiban atau lapisan-lapisan elit yang masih punya kesadaran. Saya kira kita harus membiasakan dengan konflik. Tetapi konflik yang damai, tanpa kekerasan," tandas Arbi Sanit.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pihak diingatkan tidak memainkan politisasi agama hanya untuk meraih kemenangan
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024
Baca SelengkapnyaPersoalan politik uang menempati posisi pertama di angka 37,2 persen.
Baca SelengkapnyaTrubus khawatir, sikap FPI yang penuh kontroversi akan kembali muncul jika AMIN menang
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaAlasannya karena Miftah Maulana Habiburrohman mempunyai masa jamaah yang sangat nyata.
Baca SelengkapnyaGuru Besar-Dosen ITB Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.
Baca SelengkapnyaRasa fanatik itu harus dicegah dengan edukasi, agar mencegah terjadinya konflik.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, ancaman tersebut semakin serius dan berpotensi mengganggu integritas dan keadilan dalam proses pemilu, terutama menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDinamika di elite politik masih aman selama masih dalam koridor demokrasi
Baca SelengkapnyaPasal pemilihan gubernur oleh presiden berbahaya akan mematikan demokrasi.
Baca Selengkapnya