Senangnya Anies Baswedan disebut titisan Pangeran Diponegoro
Merdeka.com - Anies Baswedan tampak tercengang saat ditunjukkan majalah Misteri memuat foto dirinya. Dalam majalah edisi 20 Januari sampai 4 Februari 2017, terpampang foto dirinya mengenakan baju adat Jawa lengkap dengan blankon di kepala.
Tak hanya itu, halaman depan pun cukup menggelitik dengan judul 'Anies Baswedan Titisan Diponegoro'. "Iya saya lihat itu kemarin. Tapi saya mau baca itu dulu. Titisan Diponegoro yah?" kata Anies sambil tertawa-tawa saat ditemui di Jakarta, Jumat (20/1).
Dalam cover majalah itu pula tertulis sub judul 'Sikap keras Anies Baswedan terhadap penggusuran yang dilakukan secara semena-mena dijiwai semangat Pangeran Diponegoro'. Melihat itu Anies kembali tertawa. Dia menceritakan pengalamannya saat masih kecil sering berkunjung ke Padepokan Pangeran Diponegoro.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Kapan Pangeran Diponegoro meninggal dunia? Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
-
Dimana Pangeran Diponegoro meninggal? Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
-
Siapa keturunan Pangeran Diponegoro? Dalam salah satu episode podcast ‘Face to Face’ di kanal YouTube The Leonardo's, Asri Welas mengungkapkan bahwa keturunan tersebut berasal dari Ibunya.
-
Mengapa Pangeran Diponegoro melawan Belanda? Perang Diponegoro (1825-1830) adalah konflik antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda yang dipicu oleh pemasangan patok-patok di lahan milik Diponegoro dan eksploitasi terhadap rakyat dengan pajak tinggi.
"Saya dari kecil sering ke Padepokan Pangeran Diponegoro, kan emang rumahnya dekat dan kemudian saya bisa dibilang mengikuti detail perjuangan Pangeran Diponegoro dan saya betul-betul tidak pernah membayangkan bisa disebut titisan Pangeran Diponegoro," cerita Anies.
Anies menuturkan, cerita tentang Pangeran Diponegoro ada banyak versi. Setidaknya ada tiga cerita, yakni versi Pemerintah Belanda, kesultanan Yogyakarta dan yang ditulis setelah Pangeran Diponegoro meninggal.
Dia menuturkan, salah satu kisahnya bercerita tentang pergerakan Pangeran Diponegoro melawan pemerintahan Belanda kala itu dianggap semena-mena. "Salah satu perjuangan awal yang menginspirasi yaitu pergerakan anti Belanda dan menariknya temanya itu penggusuran. Pangeran Diponegoro melawan Belanda karena tanah Padepokannya dipotong untuk pembangunan rel kereta," ujar Anies.
"Tetapi bukan penggusuran yang membuat dia marah. Ketidakadilan yang sudah lama cuman ketemu penggusuran ketemu alasannya baru di situ dia memberontak," sambung Anies.
Kemudian Anies bercerita saat menjadi Mendikbud pernah berkesempatan mewakili Presiden Joko Widodo menerima tongkat pusaka Pangeran Diponegoro dari keturunan Belanda. Tongkat pusaka itu bernama Cakra yang sempat menghilang pada tahun 1829, setahun sebelum perang Jawa atau lebih dikenal dengan Perang Diponegoro. Ternyata tongkat pusaka itu ditemukan di Belanda dan baru dikembalikan pada tahun 2015.
"Cakra Pangeran Diponegoro itu adalah sebuah tongkat pusaka Pangeran Diponegoro. Cakra itu dikembalikan pemerintah Indonesia dengan cara pengembalian yang dirahasiakan, karena banyak dikejar oleh pemburu barang antik," ungkapnya.
Meski begitu, saat namanya dikaitkan dengan titisan Pangeran Diponegoro, Anies hanya tertawa. "Cuma saya tidak bayangkan bisa masuk dalam majalah Misteri," ungkap Anies.
Saat ini, cakra pusaka tersebut telah disimpan di Museum Nasional untuk diabadikan lantaran telah menjadi warisan pahlawan Indonesia.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ziarah ke makam Pangeran Diponegoro di Makassar.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, sebaiknya lokasi makam tersebut tetap berada di tempatnya karena Makassar memiliki nilai historis pada diri Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaPangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
Baca SelengkapnyaDalam bulatan cakra itu terpatri dua kata dalam Asmaul Husna yaitu Al Malik dan Ar Rahman.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tersanjung Anies Baswedan mengutip ucapan Presiden pertama RI Soekarno.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial, sebuah foto yang memperlihatkan Anies Baswedan saat masih berusia satu tahun yang digendong oleh kakeknya A.R. Baswedan.
Baca SelengkapnyaLewat karya seni Raden Saleh menjawab adegan yang dilukis oleh Nicolaas Pieneman.
Baca SelengkapnyaPangeran Antasari adalah salah seorang Pahlawan Nasional yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional ini membawa pengaruh besar kepada sang cucu yang kini jadi calon Presiden Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnusapati merasa diperlakukan berbeda oleh Raja Singasari pertama, Ken Arok.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa mempercayai bahwa tongkat ini memiliki karomah yang kuat. Barang siapa yang memegangnya, diyakini bisa menjadi seorang pemimpin.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca Selengkapnya