Timnas AMIN soal Salam Empat Jari: Gerakan Rakyat Akibat Ketidakpuasan Atas Kebijakan Pemerintah
Salam empat jari lambang persatuan pendukung capres nomer urut 1 dan 3.
Salam empat jari lambang persatuan pendukung capres nomer urut 1 dan 3.
Timnas AMIN soal Salam Empat Jari: Gerakan Rakyat Akibat Ketidakpuasan Atas Kebijakan Pemerintah
Viral di media sosial X (Twitter) adanya 'Salam Empat Jari'. Hal ini diketahui sebagai lambang persatuan pendukung capres nomer urut 1 dan 3 untuk mengalahkan paslon capres-cawapres nomor urut 2.
Terkait hal itu, Anggota Dewan Pakar Timnas Anies-Muhaimin (AMIN) Marsda (Purn) Supomo mengatakan, gerakan-gerakan itu muncul atas spontanitas dari masyarakat.
"Ini sebenarnya gerakan-gerakan otomatis, spontanitas dari masyarakat akibat kejenuhan, ketidakpuasan dan ini akibat dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang mulai berpihak seperti itu," kata Supomo di Markas Timnas AMIN, Jakarta, Selasa (30/1).
Selanjutnya, Supomo memberikan contoh terkait dengan iklan videotron Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan yang sempat diturunkan beberapa waktu lalu.
Dia menyebut, setelah diturunkan iklan videotron yang berada di Bekasi dan Jakarta. Ternyata muncul iklan videotron di beberapa kota seperti Yogyakarta, Sulawesi dan Medan, Sumatera Utara.
"Bahkan sudah ada saya lihat videotron yang dimobil kemudian ada foodtruck. Ini kan tidak bisa kita cegah dan ini tidak ada imbauan, ini spontanitas murni dari gerakan masyarakat, gerakan rakyat," ujarnya.
"Nah ini kembali lagi adalah kekuatan rakyat. Kekuatan perubahan adalah kekuatan rakyat dan tidak bisa kita cegah," pungkas Supomo.
Tanggapan Anies
Sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Diketahui, salam empat jari mencuat pertama kali media sosial X sebagai lambang persatuan pendukung capres nomer urut 1 dan 3 untuk mengalahkan paslon capres-cawapres nomor urut 2.
Gerakan ini pun diduga merupakan perlawanan atas potensi paslon 2 memaksakan Pemilu 2024 berlangsung satu putaran.
"Menurut saya tunggu 14 Februari (hari pencoblosan), kita jangan dahului kemauan rakyat, kita belum tahu," kata dia, Minggu (28/1).
"Yang sebelumnya kita lihat angka survei berbeda-beda itu kan menunjukkan ada aspirasi yang mungkin selalu tak terungkap dalam survei. Jadi menurut saya tunggu 14 Februari," lanjutnya.
Meski begitu, menurut dia, apa yang disampaikan masyarakat dalam berbagai kanal informasi tersebut merupakan pesan bahwa ada keinginan untuk perubahan.
Keinginan tersebut sudah dituangkan dalam visi misi pasangan Capres 1, Anies-Muhaimin (Amin). Sementara visi yang dibawa pasangan capres 2 diasosiasikan dengan keberlanjutan.
"Iya sebenarnya itu kan pesan bahwa kita mau perubahan. Dan apa yang sekarang terjadi itu 02 keliatan diasosiasikan dengan keberlanjutan sementara publik inginkan perubahan," ucap Anies.
"Kalau kami menginterpretasikan secara implisit menginginkan ada perubahan. Dan kami tegas mengatakan bahwa ini adalah gerakan perubahan," ia melanjutkan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap masyarakat bisa merapat dan memilihnya dalam proses pencoblosan.
"Jadi mudah-mudahan makin banyak yang ikut dalam rombongan perubahan. Mungkin bergeraknya pelan-pelan. Dari tidak mau keberlanjutan saja, kemudian belum tahu mau ke mana habis itu pelan-pelan ikut rombongan perubahan," pungkasnya.