Kisah Rasulullah bermusyawarah sebelum perang Badar
Merdeka.com - Rasulullah sering menghadapi berbagai hambatan ketika berdakwah menyebarkan Islam. Hambatan itu berasal dari penduduk suku Quraisy baik dalam skala kecil maupun besar.
Bahkan, Rasulullah terpaksa harus berhijrah meninggalkan Mekkah. Ini dilakukan semata untuk menyelamatkan para pemeluk Islam dari tekanan bangsa Quraisy.
Suatu ketika, bangsa Quraisy secara terbuka mengajak berperang umat Islam. Padahal, waktu itu jumlah umat Islam tidak sebanding dengan bangsa Quraisy, dan Rasulullah pun belum pernah terlibat dalam peperangan.
-
Apa saja adab berdebat dalam Islam? Berikut beberapa adab berdebat dalam Islam:1. Niat yang baik: Niatkan berdebat untuk mencari kebenaran dan untuk meningkatkan pemahaman, bukan untuk menang atau membuktikan keunggulan pribadi.2. Mulailah dengan Bismillah: Sebelum memulai perdebatan, ucapkanlah 'Bismillah' (dengan menyebut nama Allah) untuk meminta pertolongan dan bimbingan-Nya. 3. Gunakan Bahasa yang Baik: Hindari penggunaan kata-kata kasar, merendahkan, atau menyakitkan hati. Gunakan bahasa yang sopan dan menghormati.4. Dengarkan dengan Saksama: Dengarkan argumen lawan debat dengan penuh perhatian. Hal ini menunjukkan rasa hormat terhadap pendapat orang lain.5. Jangan Memotong Pembicaraan: Tunggu hingga lawan bicara selesai berbicara sebelum Anda memberikan tanggapan. Jangan memotong pembicaraan atau menginterupsi dengan kasar. 6. Hindari Emosi Berlebihan: Jaga kontrol emosi Anda. Hindari kemarahan atau kebencian yang dapat merusak atmosfer perdebatan.7. Gunakan Dalil dan Hujjah: Dalam berdebat, gunakan dalil dan hujjah (bukti) atau data yang kuat sesuai dengan ajaran Islam. Hindari menggunakan argumen yang tidak jelas atau tidak jelas sumbernya.8. Tunjukkan Keterbukaan: Jika Anda salah atau menerima argumen yang lebih baik, tunjukkan keterbukaan untuk mengakui kebenaran. Kesalahan bukanlah kekalahan, tetapi kesempatan untuk belajar. 9. Tinggalkan Perdebatan Ketika Diperlukan: Jika perdebatan berubah menjadi pertengkaran yang tidak produktif atau merugikan, lebih baik meninggalkan perdebatan untuk menghindari pertikaian yang tidak perlu.10. Doakan dan Berdamai: Setelah berdebat, berdoalah agar Allah memberikan petunjuk kepada kedua belah pihak. Jangan ada rasa benci atau dendam setelah perdebatan selesai.
-
Kenapa Masjid Raya Imanuddin jadi tempat strategi pejuang? Di masa penjajahan Belanda dan Jepang, masjid ini dijadikan sebagai tempat untuk merumuskan strategi. (Foto: Kesultanan Gunung Tabur/Wikipedia) Para ulama serta guru mengaji pun menjadikan masjid tersebut sebagai tempat mengobarkan semangat perlawanan.
-
Mengapa peperangan dilarang di bulan Rajab? Mengutip baznas.go.id, pada bulan ini, umat Muslim dilarang melakukan peperangan dan pertumpahan darah, sehingga mencerminkan nilai-nilai perdamaian yang diajarkan dalam agama.
-
Apa itu Ramadhan? Ramadhan menjadi salah satu bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam.
-
Apa tujuan rapat permusyawaratan hakim? Mahkamah Konstitusi (MK) memulai rapat permusyawaratan hakim (RPH) pada hari ini, Sabtu, usai sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yang bertujuan untuk menentukan putusan dari seluruh proses PHPU.
-
Apa yang jadi perdebatan di Ramadhan 2025? Perdebatan mengenai kebijakan libur sebulan saat Ramadhan bukanlah isu baru, mengingat bahwa kebijakan serupa pernah diterapkan pada masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Hal itu kemudian membuat Rasulullah membuat musyawarah untuk memutuskan apakah umat Islam harus berperang atau tidak. Rasulullah kemudian mengumpulkan para pemimpin Islam dan membuka musyawarah.
"Sesungguhnya, kaum Quraisy telah keluar dari Mekkah dengan bersusah payah dan dengan secepat-cepatnya, maka dari itu, manakah yang lebih kalian sukai, kafilah dagang Quraisy atau tentara Quraisy?" tanya Rasulullah kepada para pemimpin.
Sebagian dari mereka menjawab, "Ya, kafilah dagang Quraisy lebih kami sukai daripada bertempur dengan musuh."
Ada juga sebagian yang lain mengatakan, "Ya Rasulullah, lebih baik Anda (mengejar) kafilah dagang Quraisy saja dan tinggalkanlah musuh."
Mendengar jawaban itu, raut wajah Rasulullah tampak muram. Dia bersedih, kekhawatirannya jika umat Islam tak mau berperang terbukti.
Namun demikian, saat itu, Abu Bakar kemudian memberi dukungan. "Ya Rasulullah, lebih baik bagi kita bertempur dengan musuh," kata Abu Bakar.
Sahabat Umar bin Khattab pun sepakat jika umat Islam harus bertempur. Demikian juga Migdad bin Al Aswad dan beberapa sahabat lainnya.
Bahkan, Migdad berkata, "Ya Rasulullah, teruskanlah pada apa yang telah Allah perintahkan kepada Anda. Kami akan bersama Anda. Demi Allah, kami tidak akan berkata kepada Anda seperti perkataan Bani Israel kepada Nabi Musa, 'Pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah. Kami tetap duduk di sini saja.' Akan tetapi, kami akan berkata kepada Anda, 'Pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah. Kami ikut berperang bersama engkau. Demi Allah, jika Anda berjalan bersama kami sampai ke desa Barkul Ghamad, niscaya kami berjuang bersama Anda. Kami akan berperang dari sebelah kanan Anda, di hadapan Anda, dan di belakang Anda."
Rasulullah kemudian menoleh ke arah Saad Muadz, yang merupakan pimpinan dari golongan Anshar. Melihat Rasulullah menoleh ke arahnya, Saad berdiri dan berkata, "Barangkali Anda berkehendak kepada kami golongan Anshar, ya Rasulullah?"
"Ya, tentu," jawab Rasulullah.
Saad lalu menyatakan kesediaan untuk berperang bersama Rasulullah. Sesaat kemudian, para pimpinan golongan Muhajirin dan Anshar sama-sama mengatakan, "Ya Rasulullah, kami tidak akan berkata kepada engkau seperti perkataan Bani Israel, tetapi kami akan berkata, 'Pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah, Sesungguhnya kami bersama dan selalu mengikuti engkau."
Musyawarah kemudian ditutup dengan hasil bulat. Umat Islam harus berperang melawan tekanan bangsa Quraisy dalam perang Badar.
(Disarikan dari buku 'Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad' Moenawar Chalil) (mdk/bai)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perang Badar merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 H (13 Maret 624 M) di kota Badar.
Baca SelengkapnyaKota Karbala yang menjadi saksi meninggalnya cucu kesayangan nabi Muhammad SAW,
Baca SelengkapnyaMungkin kah dinasti politik terjadi dan menjadi sesuatu hal yang dianjurkan dalam kepemimpinan Rasulullah dan para khilafah agama Islam?
Baca SelengkapnyaTahukah Anda siapa yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di dunia ini?
Baca SelengkapnyaTerdapat sejarah di balik tahun baru Islam 1 Muharram yang penting untuk diketahui. Dalam sejarah Islam, tercatat nama besar Umar bin Khattab.
Baca Selengkapnya