4 Penyakit Kulit yang Sering Muncul Akibat Banjir dan Cara Pencegahannya
Air banjir mengandung berbagai kuman dan bakteri yang berpotensi menimbulkan penyakit kulit.

Bencana banjir sedang melanda sejumlah daerah di Indonesia. Selain menyebabkan kerusakan pada berbagai properti, banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit, termasuk masalah kulit. Beberapa gangguan kulit yang sering muncul akibat banjir antara lain dermatitis kontak iritan yang dapat menyebabkan peradangan dan rasa gatal.
Selain itu, infeksi bakteri dan jamur, serta reaksi alergi dan gigitan hewan juga bisa terjadi. Menurut Dr. Dhika Beankha Kusnaedi, seorang dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika di RS EMC Alam Sutera, air yang tercemar banjir mengandung berbagai kuman dan bakteri yang dapat memicu penyakit kulit, dilansir Merdeka.com dari laman EMC pada, Kamis(20/3/2025).
Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak (Gatal-gatal)
Kontak dengan air banjir yang kotor dapat menyebabkan infeksi pada kulit, terutama pada luka terbuka yang sudah ada sebelumnya. Gejala infeksi ini biasanya ditandai dengan kemerahan yang meluas, rasa hangat, nyeri saat ditekan, dan keluarnya cairan seperti nanah.
"Karenanya sangat penting untuk memantau semua luka dengan hati-hati dan segera mencari perawatan jika melihat salah satu dari tanda-tanda ini. Karena infeksi ini bisa serius atau bahkan sangat fatal," ungkap Dhika.
Infeksi Jamur
Penyakit kulit seperti kurap atau panu yang disebabkan oleh infeksi jamur sering kali muncul akibat kondisi yang kotor dan lembap. Banjir dapat memicu timbulnya kurap baru atau memperburuk kondisi yang sudah ada.
"Perlu kamu ketahui, jamur penyebab kurap/panu bisa berkembang biak dengan cepat pada situasi lembap, terutama di sela-sela jari dan lipatan kulit," jelas Dhika. Kaki yang terendam air banjir dapat meningkatkan risiko pertumbuhan jamur di area yang jarang dibersihkan.
Penyakit Kulit dapat Disebabkan oleh Gigitan Hewan
Genangan air banjir tidak hanya membawa kuman, tetapi juga dapat menjadi tempat munculnya berbagai hewan dan serangga, yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit kulit. Di antara hewan tersebut adalah nyamuk, kutu air, dan serangga lainnya.
Gigitan dari makhluk ini sering kali meninggalkan bentol yang gatal. Meskipun umumnya kondisi ini akan membaik setelah beberapa waktu, gigitan serangga juga dapat memicu reaksi alergi yang tidak diinginkan. Selain itu, ada kemungkinan terjadinya infeksi akibat gigitan serangga.
Ketika seseorang menggaruk area kulit yang gatal akibat gigitan, luka tersebut bisa terbuka dan berisiko terinfeksi. Jika terinfeksi, luka garukan akan lebih lama untuk sembuh, dapat menimbulkan rasa nyeri, bahkan mengeluarkan nanah. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan dan kewaspadaan terhadap risiko yang ditimbulkan oleh genangan air banjir.
Reaksi Alergi adalah Respons Tubuh yang tidak Normal terhadap Zat Tertentu
Ketika terjadi banjir, individu dengan kulit sensitif perlu lebih berhati-hati terhadap genangan air yang ada. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang menderita dermatitis alergi, yang merupakan reaksi alergi yang muncul akibat kontak kulit dengan zat alergen.
Pada kondisi dingin dan lembap, kulit sensitif dapat lebih mudah terpicu untuk mengalami reaksi alergi tersebut. Gejala yang muncul bisa berupa kemerahan pada kulit atau bentol yang disertai rasa gatal yang sangat mengganggu. Terlebih lagi, jika kulit terpapar air kotor, hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan memperburuk kondisi dermatitis alergi yang ada.
"Jika kamu berisiko mengalami penyakit kulit karena kondisi lembap, segera lakukan pencegahan dan perawatan yang lebih spesifik. Misalnya, kita bisa membersihkan area yang gampang mengalami iritasi dengan cermat serta selalu menyediakan antiseptik," jelas Dhika. Melakukan perawatan yang tepat sangat penting untuk menghindari masalah kulit yang lebih serius. Selain itu, menjaga kebersihan dan kesehatan kulit harus menjadi prioritas utama saat menghadapi situasi yang berisiko seperti banjir.
Cegah Terjadinya Genangan Banjir
Dhika menyarankan agar kita menghindari menginjak area yang tergenang banjir. Jika kita tidak sengaja menginjaknya, segera bersihkan kaki dengan air mengalir hingga bersih dan kemudian keringkan.
Menjaga kebersihan sangatlah penting, serta menghindari kontak dengan air yang terkontaminasi. Jika mengalami gejala penyakit setelah terpapar banjir, segera cari perawatan medis. Untuk mencegah infeksi setelah terjadinya banjir, ada beberapa langkah yang bisa diambil.
Langkah pertama adalah menjaga kebersihan dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih. Ini sangat penting dilakukan terutama setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah berinteraksi dengan air banjir.
Selanjutnya, hindari kontak dengan air yang terkontaminasi, terutama jika memiliki luka terbuka. Jika harus beraktivitas di area yang terendam, gunakan pelindung seperti sepatu bot dan sarung tangan. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan juga sangat penting. Pastikan untuk membersihkan dan membuang sampah serta barang-barang yang terkontaminasi. Disinfeksi permukaan yang mungkin terkena air banjir dengan menggunakan larutan pembersih.