Aku jadi 'raksasa' karena ibu
Merdeka.com - Susan Farmer, dari Eddy, Texas, memiliki berat 274,4 kg. Dokter mengatakan bahwa dia akan menghadap Tuhan lebih awal, jika tidak menurunkan bobot tubuhnya hingga setengah.
Ketika Susan, 37, bertekad untuk menurunkan berat badannya, ibunya Nita justru terus membelikannya makanan berlemak. Dan karena berat badannya, Susan bahkan tidak bisa berjalan lebih dari 30 detik.
Saat diwawancara oleh TLC, Susan mengungkapkan bahwa masalah obesitas yang dideritanya membuat dia merasakan nyeri di sekujur tubuh.
-
Apa itu obesitas? Obesitas atau kegemukan menjadi penyebab munculnya sejumlah penyakit berbahaya.
-
Makanan apa yang menyebabkan obesitas? Mengonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak. Makanan ini biasanya memiliki tekstur renyah atau lembut, seperti gorengan, kue-kue manis, minuman bersoda atau beralkohol, dan daging berlemak. Makanan ini dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin dalam tubuh, sehingga merangsang penimbunan lemak di sekitar organ-organ vital.
-
Apa penyebab obesitas genetik? Penyebabnya bisa berasal dari mutasi gen, gangguan metabolisme, atau kelainan hormon.
-
Apa penyebab kelebihan berat badan? Kelebihan berat badan sering kali menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko diabetes.
-
Mengapa obesitas wanita bahaya untuk jantung? Obesitas pada wanita dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke secara signifikan. Kelebihan lemak dalam tubuh, terutama lemak visceral yang mengelilingi organ dalam, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol jahat (LDL) yang meningkat, dan peradangan kronis. Kondisi ini memperberat kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah, yang dapat memicu serangan jantung atau stroke.
-
Apa saja penyakit akibat obesitas? Obesitas dapat memicu banyak penyakit penyerta yang berbahaya dan patut diketahui.
"Hidup ini menyedihkan. Saya merasa sakit sepanjang waktu," pungkasnya.
Susan juga memiliki kesulitan dalam bernapas, terutama ketika dia berjalan. Sebab, ketika berjalan dia harus mengambil langkah kecil seperti bayi.
"Saya tidak suka melihat diri saya di depan cermin. Saya gemuk dan jelek," lanjutnya.
Anehnya, meski Nita tahu bahwa berat badan Susan bisa membahayakan nyawa putrinya, dia mengaku tidak bisa berhenti membelikannya makanan berlemak.
Dalam upaya untuk menurunkan berat badan Susan, ibu dan adiknya pergi ke sebuah rumah sakit di Texas untuk mencoba dan mencari tahu apakah Susan memenuhi syarat untuk melakukan operasi penurunan berat badan.
Dokter mengatakan bahwa Susan perlu menurunkan setidaknya 45,4 kg sebelum melakukan operasi. Setelah mendengar itu, Susan membulatkan tekadnya untuk benar-benar merombak pola makannya.
Susan kemudian hanya makan yogurt saat sarapan, telur saat makan siang, dan juga salad. Dia juga mendorong dirinya untuk pergi ke luar, berjalan di sekitar rumahnya.
Setelah dua bulan, dia kembali ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa Susan telah menurunkan berat badannya hingga 71,6 kg dan sekarang beratnya 204 kg.
Susan pun diperbolehkan untuk melakukan operasi bypass lambung dan dirawat di rumah sakit. Operasinya sukses dan dokter berharap bahwa beberapa bulan ke depan, bobot Susan akan turun 14-18 kg.
Nita mengakui bahwa dirinyalah yang merusak Susan. Bahkan setelah Susan melakukan fisioterapi untuk membangun kakinya yang hampir lumpuh akibat penumpukan lemak berlebih di tubuhnya, Nita kembali membawa Susan ke sebuah drive-thru untuk membeli beberapa makanan cepat saji.
Photos by TLC
Sebulan berikutnya bobot Susan naik 3 kg, lalu dia pun meminta bantuan seorang terapis untuk mencari akar penyebab dia tidak bisa berhenti makan. Selama menjalani sesi terapi, dia meminta ibunya untuk berhenti memperlakukannya seperti bayi dan memberikan kesempatan padanya untuk melakukan segalanya sendirian.
"Ini sangat sulit karena saya sudah terlalu lama bergantung pada orang lain. Dan saya takut tidak bisa melakukannya sendiri," aku Susan.
Namun tekad Susan sangat besar, dia memutuskan keluar dari rumahnya dan tinggal bersama kakak laki-lakinya. Dia mulai membiasakan dirinya untuk melakukan tugas-tugas rumah seperti mencuci piring, pakaian, dan mencoba bergerak sesering mungkin.
"Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya merasa seperti orang yang mandiri, itu membuat saya merasa hebat," tandasnya. Berat badan Susan sekarang 154,2 kg - turun 121,1 kg.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak jarang orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan jadi sasaran diskriminasi lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaAhli Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Klara Yuliarti mengungkapkan ciri-ciri anak mengalami obesitas.
Baca SelengkapnyaKahiyang Ayu berhasil menurunkan berat badannya hingga 30 kg.
Baca SelengkapnyaKeluarga Ken Ken juga memiliki riwayat penyakit diabetes. Sang ibunda diketahui mengidap diabates.
Baca SelengkapnyaPekerjaannya membuat fisik dan mentalnya menjadi terganggu.
Baca SelengkapnyaContoh yang baik dari ibu bisa menjadi panutan dari anak dalam mengonsumsi gula dan makanan sehat lainnya.
Baca SelengkapnyaAca tak menyangka jika dirinya mengalami diabetes di usianya yang masih muda, 24 tahun.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah perjuangan seorang Ibu besarkan anaknya dari hidup menumpang hingga lulus S2 dan punya rumah.
Baca SelengkapnyaKisah yang ia bagikan di Tiktok viral dan bikin warganet ikut nostalgia,
Baca Selengkapnya