Bisakah Manusia Melakukan Hibernasi dan Apa Dampaknya bagi Tubuh?
Hibernasi pada masa lalu dilakukan oleh manusia namun berangsur menghilang selama evolusi.
Hibernasi merupakan suatu hal yang biasa dilakukan oleh hewan di musim dingin. Namun bisakah hal yang sama juga dilakukan oleh manusia?
Bisakah Manusia Melakukan Hibernasi dan Apa Dampaknya bagi Tubuh?
Pernahkah Anda membayangkan kemampuan manusia untuk melakukan hibernasi, mirip dengan beruang yang tidur panjang di musim dingin? Kondisi manusia yang tidak bisa melakukan hibernasi ini ternyata merupakan hasil dari berbagai macam hal yang dialami selama evolusi manusia.
-
Siapa yang bisa hibernasi? Tidak hanya beruang yang mampu melakukan hibernasi. Ada berbagai jenis hewan lain yang juga melakukan strategi ini untuk bertahan hidup.
-
Kenapa hewan hibernasi? Hibernasi adalah sebuah fenomena menarik di dunia hewan, di mana organisme memperlambat aktivitas metabolisme untuk bertahan hidup selama periode lingkungan yang tidak mendukung, seperti musim dingin yang sangat ekstrem.
-
Mengapa hewan berhibernasi? Terdapat banyak hewan di belahan utara yang berhibernasi untuk menghindari musim dingin yang ekstrem.
-
Bagaimana hewan berhibernasi? Mereka bisa berhibernasi sepanjang malam atau sepanjang musim dingin di daerah yang sedikit serangga, mengurangi denyut nadi hingga 10 denyut per menit.
-
Kapan hibernasi dimulai? Biasanya, mereka memulai hibernasi pada bulan Oktober atau November dan keluar pada bulan Maret, dengan perilaku yang dapat bervariasi tergantung suhu wilayah.
-
Bagaimana adaptasi evolusi mempengaruhi tidur? Beberapa lansia tidur lebih awal dan kemudian terbangun di tengah malam, dan sulit untuk tidur kembali. Salah satu penyebabnya adalah adaptasi evolusioner yang dilakukan manusia di masa lalu demi keberlanjutan spesies mereka. Adaptasi ini membuat manusia lebih waspada terhadap serangan di malam hari, sehingga pola tidur yang terfragmentasi mungkin merupakan warisan dari masa lampau.
Dilansir dari Healthline, menurut Dr. Sandy Martin, seorang ahli hibernasi, manusia mungkin tidak berevolusi untuk berhibernasi karena itu tidak akan meningkatkan keberlangsungan hidup dan reproduksi. Saat dalam kondisi torpor atau hibernasi, manusia tidak dapat berkembang biak, memberikan keuntungan bagi spesies lain yang tetap aktif.
Selain itu, saat berada dalam torpor, manusia tidak dapat membela diri dari predator, memberikan kerugian evolusioner.
Gen Hibernasi yang Hilang
Meskipun manusia memiliki nenek moyang prasejarah yang mungkin berhibernasi, gen-gen yang terlibat dalam proses ini mungkin telah hilang seiring evolusi. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa manusia masih memiliki gen yang diperlukan untuk berhibernasi, dan penelitian terus dilakukan untuk memahami cara mereproduksinya.
Bagaimana Hibernasi Manusia Bisa Bekerja?
Hipotermia Terkontrol
Salah satu pendekatan untuk mencapai hibernasi manusia adalah dengan menggunakan hipotermia terapeutik. Proses ini melibatkan penurunan suhu tubuh untuk melambatkan proses metabolisme, seperti sirkulasi darah dan pernapasan. Meskipun bukan hibernasi dalam arti sejati, terapi hipotermia telah digunakan dalam situasi medis tertentu, seperti perawatan pasien yang berisiko tinggi.
Derajat Torpor
Pendekatan lain melibatkan mencari cara untuk memicu proses yang digunakan oleh hewan lain untuk mencapai torpor. Hal ini melibatkan pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme kompleks yang memungkinkan hewan berhibernasi. Beberapa hewan mencapai torpor melalui tidur gelombang lambat, yang secara alami dialami manusia setiap malam.
Potensi Pengobatan Penyakit dan Kanker
Hibernasi manusia juga dapat membantu dalam pengobatan penyakit dan kanker. Proses hibernasi dapat mematikan sementara pertumbuhan tumor dan memberikan waktu yang diperlukan bagi perawatan medis lebih lanjut. Selain itu, proses hibernasi dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien selama operasi intens, seperti transplantasi organ.
Risiko Hibernasi Manusia
Meskipun hibernasi dapat memberikan manfaat besar, ini juga melibatkan risiko yang perlu diperhatikan. Beberapa risiko termasuk masalah jantung akibat penurunan suhu tubuh dan risiko kesehatan lainnya seperti pembekuan darah, pendarahan, dan ketidakseimbangan elektrolit.