Cara Mengatasi Luka Kronis agar Tidak Berujung Komplikasi, Tak Boleh Dikesampingkan
Luka kronis yang tak kunjung sembuh bisa berdampak munculnya komplikasi jika tak cepat diatasi.
Dalam bidang medis, luka kronis merupakan kondisi yang memerlukan perhatian serius. Luka ini didefinisikan sebagai luka yang tidak sembuh dalam waktu tiga bulan atau lebih melalui proses penyembuhan yang normal. Selain mengganggu kenyamanan pasien, luka kronis juga memiliki dampak yang signifikan terhadap sistem kesehatan nasional, terutama jika mengarah pada amputasi. Hal ini sering terjadi pada pasien dengan penyakit kronis, seperti diabetes.
Sebuah penelitian berjudul *Etiology, Epidemiology and Disparities in the Burden of Diabetic Foot Ulcers* yang dipublikasikan di National Library of Medicine menyebutkan bahwa sekitar 20 persen individu dengan luka diabetes membutuhkan amputasi, baik minor (di bawah pergelangan kaki) maupun mayor (di atas pergelangan kaki), atau bahkan keduanya.
-
Bagaimana cara mencegah komplikasi? Komplikasi merupakan penyakit yang bisa dicegah sedini mungkin dengan rutin mengatur pola hidup sehat.
-
Bagaimana BPJS mencegah komplikasi penyakit kronis? Tujuan utamanya adalah mengendalikan kondisi penderita agar tidak terjadi komplikasi, artinya ini salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka.
-
Bagaimana komplikasi bisa diatasi? Praktik pencegahan, pemantauan yang cermat, dan manajemen yang efektif dari suatu kondisi kesehatan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi.
-
Mengapa menjaga kebersihan luka penting? Kebersihan merupakan faktor kunci dalam memastikan luka dapat sembuh dengan cepat. Membersihkan luka dengan air bersih dan sabun ringan membantu menghindari infeksi dan mempercepat regenerasi sel-sel kulit.
-
Bagaimana agar bisa cepat sembuh? Percayalah bahwa setiap penyakit selalu ada obatnya. Kamu hanya perlu berpikir positif dan bangkit dari keputusasaan.
-
Mengapa diabetes bisa menyebabkan luka sulit sembuh? Karena kadar gula darah tinggi dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, luka dan infeksi seringkali membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Selain itu, diperkirakan 10 persen dari mereka akan meninggal dalam satu tahun setelah diagnosis luka diabetes pertama. Infeksi pada luka diabetes terjadi pada sekitar 60 persen pasien, dan di antara mereka yang terinfeksi, banyak yang memerlukan tindakan bedah untuk membersihkan luka, dengan 15-20 persen di antaranya harus menjalani amputasi.
"Masalah yang sering dihadapi pada luka yang sulit sembuh adalah adanya jaringan nekrotik atau mati, infeksi bakteri, serta eksudat (nanah) yang berlebihan. Jika masalah ini tidak diatasi, proses penyembuhan akan terhambat atau bahkan terhenti. Hal ini akan berakibat pada lamanya perawatan, meningkatnya biaya pengobatan, serta terganggunya fungsi sosial pasien, termasuk produktivitas, interaksi sosial, dan pekerjaan," jelas Prof. Dr. dr. David Sontani Perdanakusuma, Sp.BP-RE(K), Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dalam acara temu media bersama Kalbe di Jakarta pada Sabtu (12/10).
Pentingnya Perawatan Luka yang Tepat
Beberapa dampak negatif dapat dihindari dengan penanganan luka yang tepat. David menekankan bahwa percepatan penyembuhan luka dapat dicapai melalui teknologi terbaru yang dihasilkan dari penelitian, seperti penggunaan secretome dan sel punca. Ia juga menambahkan bahwa metode modern dalam perawatan luka, seperti balutan luka modern dan Negative Pressure Wound Therapy (NPWT), dapat menjadi solusi efektif untuk mempercepat proses penyembuhan serta mencegah kondisi luka semakin parah.
Menurutnya, pendekatan modern yang paling penting dalam perawatan luka adalah menjaga agar luka tetap "moist" atau lembap, yang merupakan kunci utama dalam mempercepat penyembuhan. David juga menyatakan bahwa jenis perawatan yang dipilih harus disesuaikan dengan kondisi luka, baik yang basah maupun kering.
Untuk luka yang mengeluarkan banyak cairan (eksudat), penggunaan foam atau busa adalah pilihan yang tepat, karena busa dapat menyerap cairan berlebih dan menjaga kelembapan yang optimal. Sementara itu, untuk luka kering, gel menjadi pilihan ideal karena dapat membantu mempertahankan kelembapan yang diperlukan untuk proses penyembuhan.
"Jika luka basah, pilih yang berbentuk foam; jika kering, pilih yang berbentuk gel," jelasnya. Selain itu, dalam situasi di mana terdapat infeksi bakteri, penggunaan dressing yang mengandung perak dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri dan mempercepat penyembuhan.
"Jika ada bakteri, pilih yang mengandung perak," tambahnya.
Kapan Harus Memeriksakan Diri ke dokter?
Sekretaris KSM Bedah RSCM dan Koadminko Departemen Bedah FKUI, Dr. dr. Dedy Pratama, Sp.B, Subsp.BVE(K), menekankan pentingnya deteksi dini terhadap luka dan segera berkonsultasi dengan dokter jika luka tidak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan.
"Jangan menunggu atau menunda, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter," tegas Dedy.
Dalam banyak kasus, terutama bagi pasien dengan diabetes, luka kecil yang diabaikan dapat berkembang menjadi masalah serius yang sulit diatasi. Ia juga menambahkan bahwa salah satu tanda yang harus diwaspadai adalah jika luka mulai memerah, bengkak, atau mengeluarkan nanah. Kondisi ini perlu ditangani oleh tenaga medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
"Jika tanda-tanda tersebut muncul, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat," jelas Dedy.
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) juga berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui edukasi kesehatan dan penyediaan obat-obatan, termasuk untuk perawatan luka kronis, terutama yang berkaitan dengan diabetes. "Kalbe sangat peduli terhadap penanganan diabetes di Indonesia melalui Kalbe Diabetes Total Solution. Komplikasi diabetes dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, serta luka yang sulit sembuh," ujar Pharma Marketing Deputy Director PT Kalbe Farma Tbk, dr. Selvinna, M. Biomed.