Cara Tepat Bagi Anak Muda untuk Tetap Sehat di Tengah Banyaknya Jajanan
Merdeka.com - Kebiasaan para generasi muda pada saat ini adalah ngemil makanan dan minuman tertentu. Sejumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi ini cenderung manis dan juga rasa yang kaut.
Namun, kandungan gula yang tinggi, perasa, dan bahan pengawet yang terkandung dalam jajanan kekinian diam-diam bisa menimbulkan penyakit tidak menular (PTM). Sebut saja hipertensi dan diabetes. Oleh karena itu, milenial harus pandai mengatur makanan dan minuman agar gizi yang diperoleh seimbang.
“Bukan enggak boleh makan jajanan kekinian. Milenial, yang saya baca, memang punya sifat suka mencari hal baru dan suka explore (eksplorasi). Dengan gawai, mereka berselancar mencari jajanan apa saja yang lagi nge-tren sekarang,” tutur ahli gizi Siti Dharma Azizah.
-
Kenapa anak muda suka jajanan kekinian? Setiap orang menyukai jajanan kekinian, terutama anak muda. Pasalnya, biasanya jajanan kekinian memiliki rasa yang manis dan khas. Selain itu, jajanan kekinian juga khas dengan bentuk makanan yang indah hingga warna-warna makanan yang menggugah selera.
-
Apa yang Gen Z cari dalam makanan? Bagi mereka kalau bisa makanan yang dimakan tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri.
-
Apa saja jajanan kekinian yang disukai anak muda? Resep jajan kekinian sangatlah bervariasi, terutama saat jajan-jajan khas dari luar negri mulai masuk ke Indonesia.
-
Siapa yang suka makan makanan kekinian? Makanan ini sering kali menjadi perbincangan hangat dan banyak dicoba oleh mereka yang ingin mengikuti tren.
-
Kenapa Gen Z suka makan makanan favorit mereka? Nah, buat mengatasi hal ini, biasanya anak muda akan mencoba mengembalikan mood dengan makan makanan favorit mereka. Misalnya, buat yang suka pedas-pedas, akan pesan makanan dengan tingkat kepedasan tertentu. Atau, buat yang suka makanan manis, biasa akan makan kukis, minum es boba, atau makan es krim.
-
Makanan sehat apa yang disukai generasi muda? Menurut penelitian yang dirangkum oleh Khoirul, tingkat kesadaran Generasi Z mengenai kesehatan makanan cukup tinggi. Mereka cenderung memilih makanan yang tidak hanya sehat tetapi juga ramah terhadap lingkungan.
“Jadinya ya sasaran kuliner asik. Walaupun begitu, milenial perlu melihat kecocokan apa yang dimakan. Contohnya, makan spageti tapi disertai dengan salad. Atau kalau mau makan satu burger dilengkapi seporsi buah. Yang penting harus seimbang makannya,” sambungnya.
Pola Makan Seimbang
Pola makan seimbang seiring tren jajanan perlu diketahui milenial. Generasi milenial sekarang dipersiapkan menuju Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dengan fisik kuat ditunjang makanan bergizi. Gizi anak remaja milenial dipenuhi mulai usia 15-30 tahun. Makanan utama harus sesuai kebutuhan. Misal, anak remaja usia 10-18 tahun, kebutuhan kalori antara 2.000-4.000 kalori.
Zaman sekarang remaja (perempuan) kelihatan (badan) pengen seperti boneka barbie. Akhirnya, makan tidak sesuai kebutuhan. Padahal, gizi baik untuk pertumbuhan tulang dan kalsium. Kalau enggak mau makan nasi bisa diganti karbohidrat lain (gandum, kentang, ubi), Siti menerangkan.
Makanan bersumber karbohidrat, protein, dan lemak dalam jumlah cukup. Bisa juga cari (jajanan) yang aman dan terhindar dari pengawet.
Untuk kebutuhan karbohidrat diperhitungkan. Jika sehari kebutuhannya 2.100 kalori, maka milenial boleh saja makan pizza 300 kalori atau burger 500 kalori. Kalori tersebut sudah cukup setara porsi makan siang ditambah minuman satu gelas boba, yang mengandung hampir 200-an kalori.
Di sisi lain, minuman boba, lanjut Siti, mengandung banyak gula tambahan. Ia menyarankan lebih baik mengganti boba dengan susu. Ini karena remaja milenial masih tahap perkembangan. Mereka juga butuh serat (sayuran), tak masalah ditambah lauk nasi dan ayam tepung.
Remaja kan cenderung konsumsi fast food (makanan cepat saji) yang mengandung tinggi natrium dan gula. Dampak ke depan kalau terlalu banyak fast food berujung PTM. Makannya tetap gizi seimbang. Sarapan itu cukup 400 kalori, dengan nasi uduk atau nasi biasa, lauk satu ayam, tahu/tempe goreng, dan susu.
Perhatikan Kalori dan Baca Label
Agar milenial tetap seimbang gizi, kesadaran memahami kecukupan kalori dan membaca label kemasan makanan dapat dibangun. Siti mencontohkan, lebih sering melihat kandungan kalori. Misal, makan satu porsi makanan ternyata mengandung 900 kalori. Ukuran yang tinggi bila kebutuhan kalori sehari 2.100 kalori.
Belum makan siang, malam atau mengemil. Apalagi makanan yang tinggi kalori, seperti kue-kue manis. Milenial mungkin bisa mencicipinya sedikit atau separuh saja, jelas Siti, yang berpraktik di RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta.
Berkat membaca label kemasan, remaja bisa melihat kebutuhan kalori dalam satu porsi makanan. Perhitungan prakiraan kalori dapat dicoba. Pola makan nasi ditambah sayuran dan lauk sudah mengandung 500-600 kalori. Ingin makan burger double, kandungannya 900 kalori.
Boleh makan burger double, asal cukup makan separuh saja. Jangan lupa ditambah makan buah. Untuk makan siang, bakso dan siomay, boleh. Kemudian camilan cilok dan cimol bisa diganti seporsi buah. Adanya keseimbangan ini mencegah terjadinya malnutrisi dan gizi kurang, Siti melanjutkan.
Selain itu, kebutuhan gizi seimbang dapat menyesuaikan dengan tubuh seseorang. Kalau milenial termasuk bertubuh kurus, baiknya untuk camilan makan sandwich dan telur. Hindari hanya sekadar makan buah karena buah 40 kalori.
Tak lupa, mengkombinasikan gizi seimbang dengan aktivitas fisik. Sekarang ini aplikasi pesan antar makan dapat memanjakan milenial. Mereka pun tinggal meng-klik layanan pesan antar makanan, lalu menunggu makanan datang. Aktivitas fisik jadi kurang sehingga menumpuk jadi obesitas.
Bawa Bekal dan Dorong Menyukai Sayur Buah
Membawa bekal dari rumah merupakan solusi mendapatkan makanan sehat dan seimbang. Upaya ini bisa mengurangi kebergantungan terhadap jajanan kekinian. Kebersihan makanan dapat terjaga ketimbang jajan di luar.
Dari pengalaman seorang ibuyang tak disebut namanyapunya anak remaja 16 tahun yang suka jajan, lantas bagaimana mengedukasi konsumsi makanan seimbang?
Remaja yang senang jajan sebaiknya tetap didorong bagaimana dia suka konsumsi sayur dan buah. Ibu bisa mengajak anaknya hari Sabtu-Minggu memasak bareng. Supaya anak remaja suka, bisa bikin puding buah dan sayur, Siti menyarankan.
Sayuran, seperti bayam boleh dimasukkan ke dalam macaroni. Makanan ini kan pasti anak suka ya jadi bisa disisipkan sayuran. Perlahan-lahan, kombinasikan makanan yang disenangi anak milenial sekarang (pasta, pizza) dengan sayuran.
Pola makan sehat dimulai dari diri sendiri. Milenial bisa membawa bekal roti bakar yang diisi sayuran dan telur dadar. Salad buah dan sayur ikut menjadi pilihan bekal menarik. Bagaimana seandainya membawa bekal malah dibully karena dianggap ketinggalan jaman atau aneh?
Dibully karena membawa bekal. Jangan cemas, nanti teman-teman juga banyak melihat, bekalnya sehat ya. Itu sebagai bentuk edukasi kepada teman-teman lain, tandas Siti.
Reporter: Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi mereka kalau bisa makanan yang dimakan tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri.
Baca SelengkapnyaKhoirul Anwar SGz, Msi, yang merupakan Ketua Yayasan Makanan dan Minuman Indonesia (YAMMI), menyatakan bahwa penting untuk memperjelas pemahaman mengenai diet.
Baca SelengkapnyaPenelitian ungkap bahwa gaya hidup tidak sehat yang diterapkan anak muda buat mereka cepat tua.
Baca SelengkapnyaKebiasaan jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak, mulai dari keracunan makanan hingga obesitas.
Baca SelengkapnyaBeberapa jenis makanan yang mungkin tampak tidak berbahaya bagi anak-anak, sebenarnya dapat memiliki efek merugikan pada perkembangan otak mereka.
Baca SelengkapnyaTidak hanya makanan anak saja yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya. Cemilan yang dikonsumsi anak juga perlu sangat diperhatikan.
Baca SelengkapnyaJunk food adalah jenis makanan yang memiliki kandungan gizi yang rendah. Kandungannya yang tinggi gula dan garam dapat menimbulkan masalah pada kesehatan anak.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk di Kabupaten Tanah Datar ini adalah salah satu rangkaian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, mengganti kopi mereka dengan kopi rendah gula (less sugar) juga sudah mulai diterapkan perlahan untuk menjaga tubuh tetap sehat
Baca SelengkapnyaCegah diabetes pada usia muda dengan kenali risikonya!
Baca SelengkapnyaMenurut Bupati Ipuk, kesehatan masyarakat perlu mendapatkan perhatian serius.
Baca SelengkapnyaPiprim mengatakan makanan dengan pemrosesan ultra memiliki kandungan yang minim serat namun sangat tinggi kalori dan gula.
Baca Selengkapnya