Penelitian Ungkap Bahwa Gaya Hidup Tak Sehat buat Anak Muda Korea Selatan Cepat Tua
Penelitian ungkap bahwa gaya hidup tidak sehat yang diterapkan anak muda buat mereka cepat tua.
Penelitian National Health Insurance Service(Layanan Asuransi Kesehatan Nasional) Korea Selatan ungkap bahwa gaya hidup tidak sehat yang diterapkan anak muda buat mereka semakin cepat tua.
-
Apa penyebab utama mati muda menurut studi? Menggunakan pengganti garam saat memasak mampu menurunkan risiko kematian dini akibat penyakit kardiovaskular.
-
Apa penyakit yang dialami oleh anak muda semakin meningkat? 'Memang benar bahwa stroke dan penyakit jantung saat ini masih menjadi penyebab utama penyakit tidak menular di Indonesia,' ungkap dokter spesialis neurologi David Pangeran dari RSUI. Dalam praktiknya, ia juga sering menjumpai kasus anak muda yang terkena stroke dan penyakit jantung. 'Tren anak muda yang mengalami stroke dan penyakit jantung semakin meningkat.'
-
Kenapa pola makan tidak sehat mempercepat penuaan? Kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan, dapat meningkatkan stres oksidatif dalam tubuh karena radikal bebas. Pola makan yang buruk juga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penurunan metabolisme, yang keduanya dapat mempercepat penuaan.
-
Gaya hidup apa yang tidak sehat? Gaya hidup adalah kumpulan kebiasaan dan perilaku yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup dapat memengaruhi kesehatan dan risiko penyakit, termasuk kanker.
-
Kenapa anak muda rentan terhadap kanker? Penelitian menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup di Amerika Serikat berperan sebagai salah satu pendorong utama risiko kanker. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan tidur yang buruk semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko kanker, terutama kanker yang terkait dengan obesitas.
-
Mengapa orang di masa kini awet muda? Pengaruh Mode dan Gaya Rambut Salah satu faktor utama adalah mode dan gaya rambut. Gaya rambut dan pakaian yang populer di masa lalu sering kali membuat orang terlihat lebih tua. Misalnya, gaya rambut tahun 1960-an dan 70-an yang kini dianggap kuno sering kali dikenakan oleh orang yang lebih tua.
Penelitian Ungkap Bahwa Gaya Hidup Tak Sehat buat Anak Muda Korea Selatan Cepat Tua
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Korea JoongAng Daily, terjadi peningkatan yang drastis dalam tingkat penyakit metabolik kronis pada kelompok usia 20-an dan 30-an dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, yaitu kelompok usia 50-an dan 60-an, sebagaimana dilaporkan oleh The Straits Times.
Hal ini mengindikasikan penyakit-penyakit yang umumnya terkait dengan proses metabolisme pada tubuh manusia, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, asam urat, dan radang sendi, muncul puluhan tahun lebih awal pada generasi MZ atau milenial yang lahir antara tahun 1980 dan 1995. Padahal, biasanya penyakit tersebut ditemukan pada lansia.
Ahli kesehatan mengungkapkan bahwa generasi milenial saat ini menghadapi risiko "percepatan penuaan," di mana usia biologis mereka terasa lebih tua daripada usia sebenarnya. Fenomena ini terkait dengan ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta pola makan dan gaya hidup yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Studi tersebut mengungkap terdapat lonjakan dramatis dalam konteks jumlah pasien diabetes dan tekanan darah tinggi di antara mereka yang berusia 20-an dan 30-an tahun selama periode 2012 hingga 2022. Pasien muda yang mengidap kolesterol tinggi juga dikabarkan mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat daripada sebelumnya.
Seorang peneliti berusia 35 tahun, yang disebut Mr. Kang, berbagi pengalaman tentang gaya hidupnya yang melelahkan tanpa cukup istirahat kepada Korea JoongAng Daily. Ia menghadapi tekanan pekerjaan dan belajar tanpa henti dalam kesehariannya, akibatnya kini pola makannya beralih ke makanan cepat saji hingga pada akhirnya merugikan kesehatannya.
Menurut laporan surat kabar dari Korea Selatan, para ahli kesehatan mencatat bahwa peningkatan penyakit kronis pada generasi muda saat ini dapat disebabkan oleh perbedaan dalam pola makan dan gaya hidup.
Profesor Shim Kyung-won dari Departemen Kedokteran Keluarga di Pusat Medis Universitas Wanita Ewha mengungkapkan bahwa anak-anak muda saat ini cenderung tidak aktif secara fisik dan jarang berolahraga sejak sekolah. Setelah lulus kuliah dan mencari pekerjaan, mereka memiliki sedikit waktu untuk berolahraga atau tidur yang berkualitas.
Akibatnya, mereka cenderung menggantikan kebutuhan fisik dengan makanan sebagai bentuk penghiburan. Dalam rangka untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya perubahan dalam gaya hidup generasi muda. Mereka perlu menyadari pentingnya aktivitas fisik dan mengatur waktu untuk berolahraga serta tidur yang cukup. Selain itu, pola makan yang sehat juga harus menjadi prioritas, dengan menghindari makanan tinggi lemak dan gula serta memilih makanan yang kaya akan nutrisi. Dengan demikian, diharapkan bahwa dengan perubahan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat, generasi muda dapat mengurangi risiko penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pakar kesehatan mencatat bahwa peningkatan penyakit kronis pada generasi muda ini dapat dikaitkan dengan perbedaan dalam pola makan dan gaya hidup, demikian yang dilaporkan pada surat kabar asal Korea Selatan tersebut.
"Anak-anak muda tidak aktif secara fisik, jarang berolahraga sejak sekolah. Setelah lulus kuliah dan mencari pekerjaan, mereka hanya mempunyai sedikit waktu untuk berolahraga atau tidur yang berkualitas. Ketika siklus ini terjadi, orang-orang akan beralih ke makanan sebagai imbalan," kata Profesor Shim Kyung-won dari Departemen Kedokteran Keluarga di Pusat Medis Universitas Wanita Ewha.
Salah satu hal yang mempengaruhi peningkatan konsumsi daging dan karbohidrat olahan di kalangan anak muda Korea adalah mudahnya akses untuk mendapatkan berbagai makanan tersebut.
Ancaman gangguan kesehatan lain adalah hormon stress, pertumbuhan sel lemak dan kanker yang akan semakin lancar berkembang di tubuh manusia setelah mengonsumsi makanan olahan, gula sederhana, dan biji-bijian olahan berdasarkan penuturan ahli geriatri, Jung Hee-won.
Selain itu, dilaporkan pula bahwa semakin banyak pasien muda yang menemui ahli ortopedi menurut laporan surat kabar ini.