Darah Seorang Pria di China Berubah Jadi Warna Hijau, Kenali Sulfhemoglobinemia, Kondisi Medis yang Bisa Menyebabkannya
Kondisi Sulfhemoglobinemia merupakan kondisi kesehatan langka yang membuat darah bisa berubah jadi hijau.
Seorang pria berusia 36 tahun asal Shenzhen, China, mengalami fenomena medis yang mengejutkan. Darahnya berubah menjadi warna hijau, sebuah kondisi yang jarang terjadi dan menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan medis. Pria yang dikenal dengan nama Chen ini diketahui telah mengonsumsi alkohol hampir setiap hari selama beberapa tahun terakhir, dan kebiasaan tersebut akhirnya membawa dampak yang sangat serius pada kesehatannya.
Dilansir dari CTWANT, pada bulan Juli, Chen mulai merasakan hilangnya nafsu makan yang disertai dengan kelelahan yang sangat parah. Ia juga mengalami perubahan warna pada mata dan kulitnya yang menjadi kuning, sebuah tanda yang biasanya dikaitkan dengan penyakit kuning atau hepatitis. Namun, kondisi Chen ternyata jauh lebih kompleks daripada sekadar hepatitis biasa.
-
Perubahan apa yang dialami pria tersebut? Hanya berselang dua tahun saja, si pria tampak mengalami perubahan drastis yang membuat publik pangling akan penampilannya.
-
Apa penyebab mata kuning? Mata kuning bisa terjadi karena mata tidak terhidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh.
-
Apa yang menyebabkan keringat kuning? Keringat kuning dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis, termasuk chromhidrosis dan pseudochromhidrosis. Chromhidrosis adalah kondisi di mana keringat berubah warna menjadi kuning akibat pengendapan pigmen lipofuscin dalam kelenjar keringat.
-
Bagaimana warna darah haid berubah? Warna darah menstruasi bisa berubah menjadi lebih gelap, seperti cokelat atau merah tua. Perubahan ini disebabkan oleh aliran darah yang lebih lambat keluar dari rahim, sehingga darah teroksidasi lebih lama.
-
Kenapa kuku menjadi kuning? Kuku kuning bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi jamur hingga kebiasaan merokok dan penggunaan cat kuku yang berlebihan.
-
Apa penyebab urine menjadi kuning cerah? Perubahan warna urine menjadi kuning cerah sering kali terjadi setelah seseorang mengonsumsi vitamin yang larut dalam air. Hal ini terjadi karena vitamin tersebut tidak disimpan dalam tubuh dalam jumlah besar; tubuh hanya menyerap yang diperlukan, sementara sisanya akan dikeluarkan melalui urine. Proses ini berlangsung dengan cepat, terutama ketika dosis suplemen yang dikonsumsi cukup tinggi.
Selain perubahan warna pada mata, Chen juga mengalami gejala lain seperti mual, muntah, dan sesak napas. Hasil tes urine menunjukkan peningkatan kadar keton, yang membuat dokter mencurigai bahwa Chen mungkin menderita ketoasidosis diabetik, sebuah komplikasi serius dari diabetes, meskipun ia tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya.
Namun, kejutan terbesar datang saat dilakukan pengambilan darah. Darah Chen tidak berwarna merah seperti biasanya, melainkan berwarna hijau dan tampak seperti susu. Menurut laporan dari CTWANT, warna hijau pada darah Chen disebabkan oleh kerusakan hati yang parah akibat penyalahgunaan alkohol jangka panjang dan hiperlipidemia, kondisi yang ditandai oleh kadar lemak yang sangat tinggi dalam darah akibat pola makan dan minum yang tidak sehat. Tes fungsi hati juga menunjukkan adanya kemerahan total pada saluran empedu, menandakan bahwa kandung empedunya mengalami peradangan serius.
Kadar kolesterol dan trigliserida Chen juga dilaporkan sepuluh kali lebih tinggi dari batas normal. Kondisi ini membuat Chen didiagnosis dengan berbagai penyakit serius, termasuk hepatitis akut dengan penyakit kuning, penyakit hati akibat alkohol, ketoasidosis diabetik, dan hiperlipidemia.
Apa yang Menyebabkan Darah Menjadi Hijau?
Meskipun kasus Chen ini merupakan kombinasi dari beberapa kondisi medis yang serius, perubahan warna darahnya menjadi hijau adalah gejala langka yang terkait dengan suatu kondisi yang dikenal sebagai sulfhemoglobinemia. Sulfhemoglobinemia terjadi ketika molekul hemoglobin dalam sel darah merah, yang seharusnya membawa oksigen ke seluruh tubuh, mengalami perubahan struktural dengan memasukkan atom sulfur.
Dilansir dari McGill, hemoglobin biasanya mengandung atom besi yang berfungsi untuk mengikat oksigen, sehingga darah kita terlihat merah. Namun, pada sulfhemoglobinemia, atom sulfur menghalangi besi untuk mengikat oksigen. Akibatnya, darah yang seharusnya berwarna merah berubah menjadi warna gelap seperti biru, hijau, atau bahkan hitam.
Pasien dengan sulfhemoglobinemia sering kali menunjukkan gejala sianosis, yaitu perubahan warna kulit menjadi kebiruan karena jaringan tubuh, terutama di bagian perifer seperti ujung jari, tidak menerima cukup oksigen.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh paparan berlebihan terhadap senyawa yang mengandung sulfur, seperti obat-obatan yang mengandung sulfonamida (misalnya sumatriptan atau furosemide), pupuk nitrat, atau konsumsi sayuran yang kaya nitrogen seperti bayam, meskipun kasus yang terakhir biasanya hanya terjadi pada bayi.
Bagaimana Sulfhemoglobinemia Diobati?
Berita baiknya adalah sulfhemoglobinemia, meskipun tampak mengkhawatirkan, biasanya tidak memerlukan perawatan yang rumit. Sel darah merah memiliki usia hidup sekitar 100 hari, setelah itu mereka akan dipecah dan komponennya didaur ulang oleh tubuh. Jadi, dalam waktu sekitar tiga bulan, sel darah merah yang mengandung sulfhemoglobin akan digantikan oleh sel darah merah yang sehat, dan warna hijau atau biru pada darah akan hilang dengan sendirinya.