Hal yang Harus Diperhatikan oleh Orangtua ketika Anak Terinfeksi HMPV
Orangtua perlu mengawasi beberapa gejala saat anak terinfeksi HMPV, seperti rasa gelisah, kehilangan keceriaan, dan kesulitan tidur.
Orangtua perlu memperhatikan beberapa hal ketika anak terjangkit Human Metapneumovirus (HMPV). Dr. Tjatur Kuat Sagoro, Sp.A (K), seorang spesialis anak konsultan respirologi di RSUP Persahabatan, mengingatkan, "Apabila ditemukan seperti ini kita perlu waspada dan perlu membawa anak ke rumah sakit," dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada Jumat (10/1), yang dilansir oleh ANTARA. Salah satu tanda awal yang harus diwaspadai adalah jika anak tampak gelisah, tidak ceria seperti biasanya, dan mengalami kesulitan tidur.
Selain itu, orangtua juga harus memperhatikan gejala seperti sesak napas, napas cuping, serta retraksi suprasternal dan intercostal. Dr. Tjatur menjelaskan bahwa sesak napas pada anak memiliki frekuensi yang berbeda dibandingkan dengan orang dewasa.
-
Mengapa Virus HMPV berbahaya bagi anak-anak? Kelompok ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami infeksi serius yang membutuhkan perawatan medis yang intensif.
-
Apa yang harus diperhatikan orang tua saat anak sakit? Keempat hal tersebut mencakup makan, minum, tidur, dan aktivitas anak.
-
Bagaimana cara mencegah penularan HMPV? 'Cara pencegahannya mirip-mirip saja semua, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, perilaku bersih sehat, pakai masker, jangan terlalu dekat kalau tidak pakai masker,' tutupnya.
-
Apa itu Virus HMPV? Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA yang tergolong dalam keluarga Pneumoviridae dan dapat menyerang sistem pernapasan, menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa.
-
Bagaimana mencegah penularan HMPV? 'Salah satu cara pencegahannya adalah menggunakan masker saat sakit atau berada di tempat ramai,' ungkap dokter spesialis penyakit dalam konsultan, Sukamto Koesnoe. Ia juga menekankan pentingnya mengikuti protokol kesehatan lainnya, seperti mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin, serta menjaga jarak dari individu yang sedang sakit.
-
Siapa yang bisa terinfeksi HMPV? 'Bisa juga karena HMPV itu terjadi pada lansia dengan komorbid,' jelas Dicky.
Waspadai Napas Cepat pada Anak
Ia menambahkan bahwa untuk bayi berusia 0-2 bulan, napas dianggap cepat jika frekuensinya melebihi 60 kali per menit. Sementara itu, pada anak berusia 2 bulan hingga 1 tahun, napas dinyatakan cepat jika lebih dari 50 kali per menit, dan seterusnya.
Untuk bayi yang terinfeksi Human Metapneumovirus, orangtua harus waspada jika anak tidak menghabiskan minuman seperti biasanya dan tampak mudah melepaskan isapan. Dr. Tjatur menegaskan, "Kalau dia minum ASI atau susu ya, itu minum lepas, minum lepas, itu harus waspada." Selain itu, kondisi lain yang perlu diperhatikan adalah jika detak jantung anak terasa lebih cepat saat digendong dan anak menunjukkan ketidakberminatan untuk bermain seperti biasanya.
Penularan Dapat Terjadi Melalui Droplet
Tjatur kembali menekankan bahwa infeksi HMPV pada anak dapat menular melalui percikan napas (droplet) dan memiliki masa inkubasi yang berkisar antara tiga hingga lima hari, meskipun waktu ini bisa berbeda pada setiap individu. Oleh karena itu, Tjatur menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk segera menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di berbagai tempat, seperti rumah, sekolah, dan area publik. Dengan demikian, langkah-langkah preventif ini sangat penting untuk menjaga kesehatan anak-anak dari risiko penularan.
Rentan Dialami Anak-anak
Dalam kesempatan yang sama, Tjatur menyampaikan bahwa HMPV lebih umum menyerang anak-anak. "HMPV lebih sering pada anak, dengan predominasi pada usia di bawah 2 tahun dengan rata-rata usia 22 bulan," tuturnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kelompok usia tersebut sangat rentan terhadap infeksi HMPV. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan kesehatan anak-anak mereka, terutama pada usia di bawah dua tahun, agar dapat mencegah dampak yang lebih serius dari virus ini.
Pengobatan untuk HMPV
Pengobatan untuk infeksi HMPV bersifat suportif, yang berarti penanganan lebih difokuskan pada gejala yang muncul. Tindakan yang dilakukan mencakup pemberian antipiretik, oksigenasi, dan terapi cairan untuk membantu pasien pulih.
"Sebagian besar pasien dengan infeksi HMPV sembuh sepenuhnya tanpa intervensi spesifik," ujar dia. Meskipun demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada kemungkinan penggunaan ribavirin, imunoglobulin, inhibitor fusi, dan small interfering ribonucleic acids (siRNA) dapat bermanfaat dalam pengobatan dan pengendalian infeksi HMPV.