Ini Pendapat Ahli Gizi Apakah Rp10 Ribu Cukup untuk Memberi Makan Siang Gratis
hli gizi dari UGM menyatakan bahwa setiap daerah dapat menyusun menu yang bervariasi, sesuai dengan potensi dan kekayaan sumber daya alam.
Anggaran sebesar makan bergizi gratis yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp10.000 per anak dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa. Pernyataan ini disampaikan oleh seorang ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Dilihat dari perencanaannya, Rp10.000 untuk setiap anak masih mungkin dilaksanakan," kata Toto Sudargo pada hari Sabtu, seperti yang dilansir oleh ANTARA. Meskipun demikian, Toto menekankan pentingnya pemantauan terus-menerus terhadap pelaksanaan program makan bergizi gratis ini. "Tentunya, pelaksanaannya harus terus dipantau, dievaluasi, dan ditingkatkan," tambahnya.
-
Apa yang diberikan dalam program makan bergizi gratis? 'Menu yang kami sediakan mengikuti arahan standar yang telah ditetapkan oleh IFSR, berdasarkan kerangka kerja sama kami, yakni beras, telur, ikan lele, sayur kacang, kangkung sebagai makanan minimum. Beberapa kali kami juga memberikan susu dan buah sebagai pendamping dari makanan yang kami berikan,' kata Manager Program Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Papua, Risa Maulegi.
-
Kenapa makan bergizi gratis diragukan? Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menggelar rapat kabinet perdana bersama seluruh menteri di Istana Negara, Rabu (23/10). Prabowo menyinggung soal makan bergizi gratis diragukan banyak pihak.
-
Bagaimana cara mendapatkan program makan bergizi gratis? Sasaran dari uji coba program ini adalah anak-anak kurang mampu yang aktif mengikuti kegiatan literasi di KBF Indonesia.
-
Dimana program makan bergizi gratis dijalankan? Kitong Bisa Foundation (KBF) Indonesia, sebuah yayasan pendidikan di Papua, telah menjalankan Program Makan Bergizi Gratis untuk sekitar 80 anak dalam setiap pertemuan di Merauke, Papua Selatan.
-
Apa yang dibagikan di program Makan Bergizi Gratis? Di dalam kotak terdapat nasi, lauk telur balado, sayuran, dan buah pisang.
-
Siapa yang memberikan makan gratis? Wapres Gibran hadir untuk menyaksikan langsung program uji coba Makan Bergizi Gratis (MGB).
Toto juga menjelaskan bahwa program makan bergizi gratis ini sangat berarti, mengingat tidak semua negara mampu melaksanakan program besar semacam ini. Dengan anggaran yang telah disediakan oleh pemerintah, setiap daerah bisa menerapkan menu makan bergizi yang berbeda-beda, sesuai dengan potensi dan kekayaan sumber daya alam yang ada di masing-masing daerah. "Beberapa daerah memang masih mengandalkan nasi. Sementara itu, di daerah seperti Papua, menu dapat diganti dengan sagu, papeda, atau jagung. Untuk sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, bisa menggunakan ikan, telur, serta daging, atau sumber nabati lainnya, sesuai dengan wilayah masing-masing," ungkapnya.
Soal anggaran program makan bergizi gratis sebesar Rp10.000 per porsi, Toto berpendapat bahwa jumlah tersebut bisa ditekan melalui penerapan subsidi silang dan pengurangan biaya lain, seperti biaya transportasi ke sekolah dengan memanfaatkan pembuatan makanan di area yang dekat dengan sekolah. Selain itu, Toto juga menyebutkan bahwa Badan Pengawas Gizi Nasional akan berperan dalam memantau pelaksanaan program ini, guna memastikan bahwa semua aspek gizi dan biaya terpenuhi dengan baik.
Toto mengharapkan agar program penyediaan makanan bergizi secara gratis dapat memenuhi kebutuhan gizi serta menjaga keamanan bahan pangan hingga saat dikonsumsi. Ia juga menekankan pentingnya aspek penyajian dalam program makanan bergizi gratis tersebut. Toto berpendapat bahwa makanan yang disajikan sebaiknya disesuaikan dengan selera anak-anak, sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan pemborosan makanan. "Makanannya tidak apa-apa dengan porsi yang kecil, tetapi bisa dibuat menarik sehingga anak-anak suka dan mereka mau untuk makan," ujar dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini.
Toto menekankan bahwa pelaksanaan program penyediaan makanan bergizi secara gratis harus dilakukan dengan hati-hati, karena hal ini akan berdampak langsung pada anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Ia juga mengingatkan pemerintah untuk lebih mengutamakan kualitas makanan yang disajikan daripada hanya berfokus pada kuantitasnya.
Lebih lanjut, Toto menegaskan, "Saat kita memberikan makanan kepada anak-anak, jangan sampai yang dipikirkan pemerintah adalah masalah keuntungan atau profit." Dengan demikian, perhatian terhadap kualitas makanan sangat penting agar program ini benar-benar bermanfaat bagi anak-anak.
Toto mengharapkan agar program ini dapat berjalan dengan sukses, didukung oleh berbagai pihak, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media, dan masyarakat secara umum. Ia menegaskan, "Ini adalah program gizi yang diberikan kepada generasi penerus bangsa sehingga mari semua pihak bekerja sama untuk saling memperbaiki satu sama lain sehingga kebutuhan gizi anak-anak Indonesia terpenuhi." Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Indonesia.