Kebalikan dari Deja Vu, Kenali Apa Itu Jamais Vu yang Buat Kita Lupakan Sesuatu yang Familiar
Jamais vu merupakan kondisi yang membuat kita jadi melupakan sesuatu yang familiar bagi diri kita.
Banyak dari kita mungkin akrab dengan istilah déjà vu — perasaan aneh ketika kita merasa pernah mengalami suatu kejadian sebelumnya. Namun, tidak banyak yang tahu tentang lawan dari fenomena ini, yaitu jamais vu. Dalam bahasa Prancis, jamais vu berarti "tidak pernah terlihat," menggambarkan pengalaman di mana sesuatu yang sangat akrab tiba-tiba terasa baru dan asing. Fenomena ini mungkin terdengar sepele, tetapi sebenarnya menarik perhatian para ahli karena melibatkan mekanisme otak yang kompleks.
Apa Itu Jamais Vu?
Dilansir dari Medical News Today, jamais vu adalah pengalaman di mana hal yang sangat familiar — seperti kata yang sering kita tulis atau tempat yang sering kita kunjungi — mendadak terasa asing.
-
Bagaimana amnesia terjadi di otak? Amnesia disebabkan oleh gangguan pada bagian otak yang terlibat dalam proses penyimpanan dan pengambilan informasi, terutama pada hipokampus, struktur otak yang berperan penting dalam membentuk dan mengakses memori.
-
Bagaimana proses lupa memperbarui memori? Misalnya, bayangkan Anda memiliki rutinitas harian yang melibatkan perjalanan di jalur yang sama setiap hari. Secara alami, Anda akan mengingat rute tersebut dengan sangat baik. Namun, suatu hari jalan yang biasa Anda lewati tiba-tiba ditutup, dan Anda harus mengambil rute baru. Agar otak Anda tetap efisien, memori Anda harus cukup fleksibel untuk mengupdate informasi tersebut, memperkuat koneksi baru, dan melupakan rute lama yang tidak lagi relevan.
-
Apa yang terjadi saat kita lupa? Menurut Eric Kandel, penerima Nobel dalam bidang kedokteran, dan berbagai penelitian lainnya, ingatan terbentuk ketika hubungan (sinaps) antara sel-sel otak (neuron) diperkuat. Jika kita memberi perhatian pada suatu hal, koneksi ini akan semakin kuat, membuat kita mengingatnya dengan lebih baik. Sebaliknya, informasi yang tidak diperhatikan akan lebih mudah terlupakan.
-
Mengapa kita lupa apa yang baru dipikirkan? Salah satu alasan mengapa kita sering melupakan sesuatu yang baru saja dipikirkan adalah karena kapasitas memori kerja yang terbatas. Otak kita hanya mampu menampung sekitar empat hingga tujuh 'unit' informasi sekaligus, seperti huruf, angka, atau kata.
-
Apa yang disebut amnesia masa kanak-kanak? Ketidakmampuan untuk mengingat momen-momen di awal kehidupan disebut amnesia masa kanak-kanak.
-
Bagaimana cara meningkatkan ingatan agar tidak mudah lupa? Fokus pada satu hal dalam satu waktu akan membantu kita lebih mengingat apa yang baru saja kita pikirkan.
“Kami menggambarkan jamais vu sebagai kebalikan dari déjà vu—perasaan bahwa sesuatu itu tidak nyata atau aneh, padahal kita tahu itu adalah sesuatu yang sangat akrab,” kata Dr. Chris Moulin, peneliti dari Laboratoire de Psychologie & NeuroCognition di Université Grenoble Alpes, Prancis.
Contoh sederhana dari jamais vu adalah ketika Anda menulis kata yang sering Anda gunakan, seperti "cinta," dan tiba-tiba merasa bahwa kata tersebut terlihat salah, meskipun Anda tahu itu benar. Atau ketika Anda mengunjungi rumah masa kecil Anda dan ruang tamu yang sudah lama tidak berubah terasa benar-benar berbeda.
“Dalam kasus jamais vu, Anda menghadapi sesuatu yang akrab, tetapi tiba-tiba terlihat aneh atau benar-benar baru, seolah-olah Anda belum pernah melihat atau mendengarnya sebelumnya,” jelas Dr. Dung Trinh, pendiri HealthyBrainClinic.
Apa yang Terjadi di Otak Saat Mengalami Jamais Vu?
Hingga kini, penyebab pasti jamais vu masih menjadi misteri. Namun, para ahli memiliki beberapa hipotesis tentang apa yang terjadi di otak saat fenomena ini terjadi. Secara neuropsikologis, jamais vu dianggap sebagai bentuk gangguan sementara antara persepsi dan memori.
“Kemungkinan besar, jalur saraf di otak yang biasanya sinkron menjadi sementara terputus,” kata Dr. Karen D. Sullivan, seorang neuropsikolog bersertifikat. “Ada teori bahwa kita membedakan antara hal baru dan hal yang akrab melalui serangkaian sirkuit di otak tengah, dan pemutusan koneksi dengan struktur memori temporal medial memunculkan sensasi jamais vu.”
Selain itu, jamais vu juga dikaitkan dengan disfungsi pada lobus temporal yang disebabkan oleh kelelahan, stres, atau gangguan neurologis. Ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin atau serotonin juga disebut-sebut berperan dalam fenomena ini.
Dr. Trinh menambahkan, “Ketika Anda tidak sepenuhnya memperhatikan sesuatu yang akrab, otak Anda mungkin sementara memprosesnya sebagai sesuatu yang asing.”
Hubungan dengan Epilepsi dan Migrain terhadap Jamais Vu
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jamais vu dapat terjadi selama fase aura pada penderita epilepsi sebelum serangan kejang.
“Jamais vu biasanya muncul ketika gangguan listrik dimulai di lobus temporal, area otak yang terkait dengan memori,” jelas Dr. Jacqueline A. French dari NYU Grossman School of Medicine. “Selama kejang, perasaan jamais vu sering disertai dengan rasa takut, karena semuanya tiba-tiba terasa asing dan tidak dikenal.”
Selain itu, jamais vu juga ditemukan terjadi pada tahap awal migrain dan pada beberapa kasus amnesia atau afasia.
Apakah Jamais Vu Berbahaya?
Dalam situasi normal, jamais vu biasanya bersifat sementara dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika fenomena ini terjadi berulang kali, para ahli merekomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter.
“Jika pengalaman ini sering muncul, itu bisa menjadi tanda adanya perubahan pada otak,” kata Dr. David Merrill, psikiater geriatrik di Pacific Brain Health Center. “Ada pengobatan yang baik untuk gangguan seperti epilepsi, jadi jika Anda khawatir, sebaiknya diperiksa.”
Jamais vu juga dapat menjadi indikator stres kronis atau gangguan tidur, yang berdampak buruk pada kesehatan mental. Mengatasi penyebab dasar seperti kelelahan atau kecemasan dapat membantu mengurangi frekuensi jamais vu.
Selain menarik perhatian sebagai fenomena psikologis, jamais vu memberikan wawasan tentang bagaimana otak memproses informasi. Dr. Moulin mengatakan bahwa jamais vu dapat menjadi model untuk memahami delusi atau stres psikologis yang ekstrem, seperti sindrom Capgras, di mana seseorang merasa bahwa orang yang mereka kenal telah digantikan oleh peniru.
“Jamais vu menunjukkan bagaimana proses tingkat tinggi dapat terpisah dari proses persepsi seperti membaca kata atau mengenali wajah,” kata Dr. Moulin.
Dalam populasi yang sehat, pengalaman ini hanya berlangsung sekejap. Namun, dalam kasus delusi, fenomena ini bisa menjadi sangat mengganggu dan meyakinkan.
Jamais Vu Masih Belum Banyak Dipahami
Meskipun menarik, penelitian tentang jamais vu masih sangat terbatas dibandingkan dengan déjà vu. Para ahli sepakat bahwa diperlukan lebih banyak studi untuk memahami apa yang menyebabkan fenomena ini dan implikasinya terhadap kesehatan otak secara keseluruhan.
“Karena jamais vu jauh lebih jarang daripada déjà vu, penelitian masih minim, dengan hanya sedikit laporan yang diterbitkan,” ujar Dr. Sullivan. “Akan sangat membantu untuk memiliki sampel yang lebih besar untuk mengkarakterisasi pengalaman manusia ini secara lebih sistematis dan mendalam.”
Dengan kemajuan teknologi seperti pencitraan otak menggunakan MRI dan EEG, para peneliti berharap dapat menggali lebih dalam mekanisme biologis di balik jamais vu. Fenomena ini mungkin tidak hanya sekadar perasaan aneh, tetapi juga jendela menuju pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana otak kita bekerja.