Kenali Perbedaan antara Lupus dan Alergi yang Bisa Dialami Seseorang
Merdeka.com - Lupus merupakan masalah autoimun yang bisa dialami oleh siapa saja. Gejala yang menyertai masalah kesehatan ini kerap membuatnya sulit dibedakan oleh masyarakat dengan alergi.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi RSUI, Dr. dr. Alvina Widhani, Sp.PD-KAI menjelaskan perbedaan antara alergi dan lupus yang sering sulit dibedakan oleh masyarakat awam.
“Jadi autoimun itu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap sel tubuh sendiri. Beda dengan alergi. Kalau alergi itu, kekebalan tubuh kita itu bereaksi berlebihan terhadap target dari luar. Misalnya terhadap debu, obat, atau makanan,” jelas Alvina beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Gimana cara atasi gejala lupus? Pengobatan lupus sering kali melibatkan pendekatan holistik, yang mencakup tidak hanya pengobatan medis, tetapi juga perubahan gaya hidup. Mengadaptasi pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres adalah beberapa langkah penting dalam pengelolaan penyakit lupus.
-
Siapa yang rawan terkena lupus? Lupus lebih sering terjadi pada wanita, terutama mereka yang berusia antara 15 hingga 45 tahun.
-
Siapa yang rentan terkena lupus? SLE pediatrik paling sering berkembang pada anak-anak usia 12 hingga 14 tahun.
-
Kenapa lupus sulit disembuhkan? Sampai saat ini, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan lupus secara total. Penyakit ini tergolong penyakit autoimun kronis yang berlangsung seumur hidup. Maka dari itu, penyakit lupus tidak bisa disembuhkan.
-
Kapan lupus sering muncul? Wanita lebih sering terkena lupus dibandingkan dengan pria, dan seringkali lupus memuncak selama masa pubertas atau selama kehamilan.
-
Dermatitis apa yang umum terjadi pada orang dengan riwayat alergi? Sering juga disebut sebagai eksim, adalah jenis dermatitis yang umum terjadi pada individu dengan kecenderungan genetik atau riwayat alergi.
“Kalau autoimun itu menyerang sel tubuh sendiri. Pada penyakit autoimun itu, tubuh kita responsnya tidak bisa mengenali. Jadi sel-sel tubuh yang harusnya dianggap sebagai kawan yang tidak boleh dihancurkan malah kemudian diserang. Padahal kan respons kekebalan tubuh kita tujuannya adalah menghadapi patogen dari luar kayak bakteri atau virus. Tapi ini malah dia salah mengenali. Karena fungsinya tidak normal sehingga menimbulkan kerusakan di berbagai organ sesuai dengan penyakit autoimunnya,” tambahnya.
Lebih dalam, Alvina juga menjelaskan bahwa lupus merupakan salah satu jenis dari penyakit autoimun yang menimbulkan gejala pada beberapa bagian tubuh. Lupus sangat bervariasi sehingga antara odapus (pengidap lupus) dengan odapus lainnya bisa memiliki gejala yang berbeda.
“Jadi ada yang ringan, ada juga yang sejak awal sudah berat. Gejalanya ini bisa juga menyerupai penyebab yang lain. Jadi satu gejala itu tidak hanya disebabkan oleh lupus tapi juga bisa disebabkan oleh penyakit lain. Sehingga seringkali mungkin terlambat dikenali atau seringkali kita sulit untuk mendiagnosis dengan pasti. Jadi membutuhkan tata laksana dan diagnosis yang lebih pas,” kata Alvina.
Oleh sebab itu, Alvina mengatakan bahwa penting sekali untuk kita mengenali gejala-gejala ini secara dini agar pengobatannya bisa berhasil lebih baik.
“Jika memang sudah terdiagnosis dengan lupus, para odapus ini agar bisa memperoleh hasil yang optimal. Selain juga untuk pengobatan, tapi juga butuh support yang tidak hanya dari tenaga medis namun juga dari keluarga dan rekan yang lain,” ujarnya.
Gejala Lupus
Setelah menjelaskan perbedaan antara lupus dan alergi, Alvina juga menjabarkan gejala yang dialami oleh odapus. Dia mengatakan, apabila mencurigai lebih dari satu gejala, maka sebaiknya periksakanlah diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
“Terutama kalau pada perempuan. Karena perempuan itu kejadiannya 9 banding 1 dengan laki-laki untuk lupus ini. Jadi kalau pada perempuan usia muda kita temukan gejala seperti ini, kita perlu mencari tahu apakah ada lupus atau tidak,” paparnya.
Gejala-gejala yang dialami oleh penderita lupus adalah demam, penurunan berat badan, mudah lelah, nyeri sendi, timbul kemerahan pada kulit saat terkena matahari dan sariawan berulang.
Selain itu, gejala lainnya adalah rambut rontok, anemia, sel darah putih atau trombosit rendah, bergejala pada saraf pusat, saraf tepi dan psikiatri. Kemudian odapus juga bisa mengalami gejala pada jantung, ginjal, paru, saluran cerna dan mata.
Namun, Alvina mengatakan bahwa hal yang harus diperhatikan adalah gejala-gejala ini belum tentu terkait dengan lupus. Perlu deteksi dan pemeriksaan dari dokter untuk menentukan apakah seseorang mengidap lupus atau tidak.
Jadi jangan juga di satu sisi kita terlalu khawatir, tapi di satu sisi kita juga nggak boleh lengah. Tapi kalau kita menemui gejala yang menetap lebih dari satu gejala berikut ya perlu dicari tahu. Apakah memang ini ada lupus atau penyakit autoimun lain,” jelasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alergi obat merujuk pada reaksi alergi yang disebabkan oleh penggunaan obat tertentu, dan bisa memengaruhi sistem tubuh.
Baca SelengkapnyaKondisi alergi dan intoleransi pada makanan kerap tertukar dan dianggap sebagai suatu kondisi yang sama. Padahal, kedua hal ini sesungguhnya amat berbeda.
Baca SelengkapnyaWalau sama-sama bernama alergi, alergi makanan dan rinitis alergi memiliki perbedaan gejala di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaPenyakit autoimun dan alergi kerap menimbulkan gejala yang sama dan perlu dibedakan untuk membantu pengendaliannya.
Baca SelengkapnyaLupus merupakan penyakit jangka panjang (kronis). Penyakit ini mempengaruhi setiap orang secara berbeda, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaAlergi makanan adalah reaksi alergi yang muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu yang mengandung protein yang dianggap tubuh sebagai ancaman.
Baca SelengkapnyaAlergi susu sapi membuat sistem kekebalan tubuh merespons protein dalam susu sebagai zat asing yang berbahaya.
Baca SelengkapnyaMemahami jenis penyakit kulit gatal dan ciri-cirinya adalah langkah awal untuk menangani masalah ini.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein susu, baik dari susu sapi maupun susu nabati, sebagai zat berbahaya.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah kesehatan kulit yang dialami oleh bayi dan anak bisa rentan dialami karena sejumlah alasan.
Baca SelengkapnyaDermatitis juga disebut sebagai eksim, penyakit ini merupakan penyakit kulit yang tidak menular.
Baca SelengkapnyaAlergi adalah sebutan untuk kondisi ketika seseorang mengalami reaksi abnormal terhadap sesuatu.
Baca Selengkapnya