Ketahui 3 Cara Cegah Batuk Pilek pada Anak Akibat Polusi Udara
Merdeka.com - Permasalahan batuk pilek merupakan hal yang kerap dialami oleh anak-anak. Tingginya polusi udara di lingkungan sekitar ternyata juga bisa memicu munculnya masalah ini pada anak.
Seperti diketahui, baru-baru ini polusi udara di beberapa daerah memburuk, terutama di ibukota Jakarta dan sekitarnya. Oleh sebab itu, tentunya penting untuk mencegah batuk pilek anak, meski di tengah kualitas udara yang bisa bahaya untuk kesehatan.
Menyadari hal ini, dokter spesialis anak di RS Pondok Indah Jakarta, Cynthia Rindang Kusumaningtyas, mengungkap cara pencegahan batuk pilek anak yang bisa dilakukan oleh orangtua dengan mudah. Apa saja?
-
Bagaimana cara mengatasi batuk pilek anak? Penting untuk menjaga kebersihan anak, memberikan nutrisi yang baik, dan menghindari paparan kuman yang berlebihan.
-
Bagaimana mengatasi batuk anak? Mengatasi batuk terus-menerus pada anak memerlukan pendekatan yang sesuai dengan penyebab batuk tersebut.
-
Bagaimana cara membantu anak yang batuk dan pilek agar lebih nyaman? Berikan anak banyak minum air putih, jus buah tanpa tambahan gula, atau kaldu hangat. Cairan dapat membantu melonggarkan lendir dan membuat anak merasa lebih nyaman.
-
Apa saja pengobatan alami untuk batuk dan pilek anak? Madu, misalnya, telah terbukti dapat meredakan batuk dan menenangkan tenggorokan. Namun, madu nggak boleh diberikan kepada anak di bawah usia satu tahun.
-
Apa penyebab umum batuk pilek anak? Sekitar 80 persen dari kasus batuk pilek pada anak disebabkan oleh infeksi virus.
-
Bagaimana cara mengatasi batuk kering pada anak? Berikut merdeka.com merangkum 10 cara mengatasi batuk kering pada anak dengan aman dan efektif. Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak
Cynthia mengungkap, mencegah batuk dan pilek sama juga dengan mencegah penularan infeksi saluran napas. Secara umum, batuk pilek dapat dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh anak.
“Hal ini dapat dicapai dengan pola makan yang optimal dan bergizi, istirahat yang cukup, serta berolahraga rutin,” terangnya beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Cynthia juga menyarankan untuk anak di bawah usia 5 tahun dapat menghindari kontak dengan orang sakit.
“Anak berusia di bawah 5 tahun imunitas tubuhnya belum berkembang secara optimal. Sebaiknya, menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit,” tuturnya.
Tak hanya itu, menurut Cynthia, mengajarkan anak pentingnya kebersihan sejak dini juga menjadi langkah pencegahan paling mudah.
“Ajari dan biasakan anak juga untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir demi menjaga higienitas diri,” lanjutnya.
2. Vaksinasi Influenza Setiap Tahun
Vaksin influenza bisa didapatkan oleh anak sebanyak satu kali dalam setahun. Oleh karena itu, Cynthia mengungkap, vaksinasi influenza tak boleh terlewatkan.
“Vaksinasi merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko sering tertular penyakit influenza,” tuturnya.
Selain itu, Cynthia juga menerangkan berbagai manfaat vaksinasi influenza untuk anak.
“Vaksinasi juga telah terbukti menurunkan angka kesakitan, meringankan gejala, serta risiko terjadinya komplikasi serius akibat flu,” ungkap wanita lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.
Apalagi, tidak dibutuhkan waktu lama untuk kekebalan tubuh bisa terbentuk pada anak setelah vaksinasi.
“Sekitar 2 sampai 4 minggu setelah imunisasi, biasanya kekebalan tubuh sudah terbentuk,” lanjut Cynthia.
3. Hindari Asap Rokok dan Minimalkan Paparan Polusi Udara
Menghindari atau meminimalkan paparan asap rokok dan polusi udara juga penting untuk dilakukan.
“Paparan asap rokok dapat mengganggu fungsi pembersihan lendir dari saluran pernapasan,” kata Cynthia.
Lebih lanjut, Cynthia juga menyarankan untuk memakaikan masker kepada anak meskipun pandemi sudah mereda. Tujuannya, agar anak tidak secara langsung menghirup polusi.
“Atur waktu dan tempat bermain anak agar tidak secara langsung menghirup polusi. Jika memang harus bepergian ke luar rumah, gunakanlah masker anak dengan benar,” katanya.
Cynthia juga menyarankan orangtua untuk menjaga kebersihan rumah.
“Orangtua juga sebaiknya rutin membersihkan lingkungan rumah agar tidak ada debu, tungau, bulu hewan peliharaan, dan lainnya yang dapat mengganggu pernapasan anak,” terangnya.
Reporter: Chelsea AnastasiaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemudian, yang kedua adalah strategi pengurangan emisi pencemaran udara. Salah satunya adalah dengan menggalakkan uji emisi dan penggunaan transportasi umum.
Baca SelengkapnyaDi tengah serbuan polusi udara seperti ini, penting untuk melindungi kesehatan anak.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tiga tips yang bisa diandalkan saat anak mengalami batuk dan pilek.
Baca SelengkapnyaDengan melakukan tindakan pencegahan, Anda dapat membantu mencegah penularan batuk rejan dan mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Baca SelengkapnyaPolusi udara yang meningkat di wilayah Jakarta dan sekitarnya membuat kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPolusi udara berpotensi memicu bronkitis pada anak-anak, dengan gejala seperti batuk berdahak dan kesulitan bernapas. Cari tahu cara penanganannya di sini.
Baca SelengkapnyaKonsumsi buah-buahan tinggi air bisa menjadi cara bagi anak untuk menghadapi polusi udara tinggi.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca SelengkapnyaPolusi udara yang buruk turut menjadi pendorong kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak.
Baca SelengkapnyaMusim hujan merupakan masa rentan yang bisa menyebabkan anak sakit. Ketahui cara mengatasinya:
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum 10 cara mengatasi batuk kering pada anak dengan aman dan efektif.
Baca Selengkapnya