Kisah Wabah Rabies yang Menjadi Inspirasi dari Munculnya Legenda Vampir
Merdeka.com - Rabies merupakan salah satu penyakit yang bisa sangat mematikan pada manusia. Penyakit ini bisa ditularkan dari hewan salah satunya dengan cara gigitan pada manusia.
Menariknya, ternyata cerita penularan rabies ini memiliki sangat banyak kesamaan dengan mulai munculnya legenda vampir di abad ke-18. Hal ini diungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul "Rabies: A Possible Explanation for The Vampire Legend" yang ditulis oleh Juan Gomez-Alonso, MD pada tahun 1998.
Dalam tulisannya tersebut, Gomez-Alonso mencatat bahwa kisah tertua vampir ini bisa ditelusuri hingga tahun 1693. Kemunculan vampir pada tahun tersebut terjadi di area Balkan dengan kesaksian munculnya hantu dengan bentuk anjing yang bergerombol dan menyerang banyak hewan lain. Salah satu hal yang menjadi kesamaan dengan vampir adalah sosok ini hadir dengan bersimbah darah.
-
Kapan teori tentang vampir dan rabies muncul? Pada tahun 1733, seorang dokter anonim berpendapat bahwa vampirisme adalah penyakit menular yang memiliki karakteristik yang mirip dengan penyakit yang ditularkan melalui gigitan anjing, yaitu rabies.
-
Apa yang membuat vampir dan rabies mirip? Terdapat kesamaan antara rabies dan vampirisme.
-
Bagaimana cara penularan rabies dan vampir? Gigitan dari vampir dan penderita rabies sama-sama menjadi penyebab penularan kondisi yang mereka alami.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Bagaimana orang mati diyakini jadi vampir? 'Diyakini bahwa jika salah satu anggota keluarga almarhum meninggal tak lama setelah pemakaman, maka dia bisa jadi adalah vampir,' lanjutnya.
Kisah kemunculan vampir paling terkenal ini terjadi di Medvedja, sebuah desa di Serbia pada tahun 1731-1732. Berbeda dari sebelumnya, pada kejadian ini vampir mulai menyerang manusia. Kondisi ini mulai menimbulkan ketakutan pada masyarakat karena serangan yang sebelumnya terbatas pada hewan menjadi berubah pada manusia.
Gambaran vampir ini bahkan menjadi inspirasi bagi salah satu penulis besar di abad ke-18 yaitu Fransisco Goya dalam menciptakan karyanya. Pada akhir abad ke-18, cerita vampir ini mulai berangsur menghilang dari daerah Balkan.
Cerita kemunculan vampir di daerah Balkan ini kemudian menyebar dan menjadi inspirasi bagi penulis di Eropa dan Amerika pada beberapa tahun kemudian. Salah satu kisah vampir paling terkenal adalah Drakula yang diciptakan pada tahun 1897 dan mengambil sosok penguasa Walasia di daerah Balkan pada abad ke-15 yang sayangnya sama sekali tidak memiliki hubungan dengan legenda kemunculan vampir ini.
Dalam data cerita rakyat yang dihimpun pada antropolog, vampir kerap dihubungkan dengan anjing, kucing, dan serigala. Hubungan ini bisa berupa vampir yang berubah menjadi anjing atau juga vampir yang memusnahkan populasi anjing di sebuah desa.
Dari tulisan tersebut ditemukan beberapa kesamaan antara rabies dan vampirisme. Kesamaan ini telah dikemukakan sejak tahun 1733, ketika seorang dokter anonim berpendapat bahwa vampirisme adalah penyakit menular yang lebih kurang memiliki sifat yang sama dengan penyakit yang berasal dari gigitan anjing yang terkena rabies.
Kesamaan Vampir dan Penularan Rabies
1. Vampir Menggigit dan Mengisap Darah
Dalam legenda vampir, karakteristik yang paling terkenal adalah kemampuan mereka untuk menggigit dan mengisap darah korban. Hal ini mirip dengan penyebaran rabies, di mana virus rabies ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi.
Dalam kedua kasus, gigitan tersebut menjadi mekanisme utama penularan penyakit. Gigitan hewan yang dilakukan ketika mengalami rabies kerap membuat mulut mereka bersimbah darah sehingga bagaikan mengisapnya.
2. Vampir dan Penderita Rabies Bisa Menularkan Kondisinya padaa Orang Lain
Baik vampir maupun penderita rabies dapat menularkan kondisinya kepada orang lain. Dalam legenda vampir, korban yang digigit oleh vampir dikatakan berpotensi berubah menjadi vampir juga.
Hal ini mirip dengan penularan rabies, di mana orang yang digigit oleh hewan yang terinfeksi rabies berisiko tertular penyakit tersebut. Dengan kata lain, kedua kondisi ini memiliki potensi untuk menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
Hidrofobia dan Gangguan Sistem Limbik pada Vampir dan Penderita Rabies
3. Vampir Takut dengan Air Suci, Penderita Rabies Takut dengan Air
Terdapat kesamaan dalam hal ketakutan terhadap air. Dalam legenda vampir, dikatakan bahwa vampir takut dengan air suci atau air yang bersimbol keagamaan. Di sisi lain, penderita rabies sering kali menunjukkan ketakutan yang berlebihan terhadap air, yang disebut hidrofobia.
Meskipun asal-usul ketakutan terhadap air pada kedua kondisi tersebut berbeda, namun keterkaitan antara vampir dan ketakutan terhadap air suci serta penderita rabies dan hidrofobia menunjukkan persamaan menarik.
4. Vampir dan Penderita Rabies Mengalami Gangguan Sistem Limbik
Dalam legenda vampir, vampir sering kali digambarkan memiliki perubahan perilaku yang mencolok, termasuk agresivitas dan perubahan perilaku seksual. Gangguan sistem limbik dalam otak dikaitkan dengan ciri-ciri tersebut.
Di sisi lain, penderita rabies juga mengalami gangguan sistem limbik, yang menyebabkan perubahan perilaku yang teramati, seperti kegelisahan dan serangan agresif. Hal ini menunjukkan adanya persamaan dalam hal dampak yang diberikan kedua kondisi terhadap sistem limbik.
Keberadaan Anjing dan Perubahan Perilaku pada Vampir dan Penderita Rabies
5. Vampir dan Rabies Behubungan dengan Anjing
Baik vampir maupun rabies memiliki keterkaitan dengan anjing. Dalam legenda vampir, sering kali ada asosiasi antara vampir dan keberadaan atau kendali atas anjing.
Di sisi lain, rabies adalah penyakit yang bisa menyerang anjing dan hewan mamalia lainnya. Dalam kedua kasus, peran anjing sebagai bagian dari narasi vampir dan sebagai inang bagi virus rabies menunjukkan hubungan yang sama-sama mencolok.
6. Vampir dan Rabies Sebabkan Perubahan Perilaku
Baik vampir maupun penderita rabies mengalami perubahan perilaku yang mencolok. Dalam legenda vampir, mereka sering digambarkan menjadi agresif dan berperilaku aneh. Penderita rabies juga mengalami perubahan perilaku seperti gelisah, ketakutan, kegelisahan, dan serangan agresif.
Sejumlah Bukti menunjukkan bahwa rabies memiliki peran penting dalam pembentukan legenda vampir. Ini sesuai dengan teori antropologi yang menyatakan bahwa banyak legenda populer muncul karena adanya fakta-fakta yang mendukungnya. Keterkaitan antara legenda vampir di Balkan ini bisa dihubungkan dengan kemunculan rabies di wilayah tersebut.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arkeolog menemukan makam vampir di sebuah gereja di Polandia.
Baca SelengkapnyaMayat itu ditemukan telungkup di sebuah pekuburan tempat ratusan orang telah dikuburkan selama berabad-abad.
Baca SelengkapnyaVlad the Impaler ternyata menderita sebuah kelainan aneh pada dirinya.
Baca SelengkapnyaKepunahan spesies di Bumi puluhan ribu tahun lalu diduga disebabkan virus, virus yang masih ada di zaman modern ini.
Baca SelengkapnyaSejumlah penyakit zoonosis bisa mengancam kesehatan manusia dan disebabkan oleh hewan.
Baca SelengkapnyaSaat ini diyakini yang menghisap darah hanya nyamuk betina.
Baca SelengkapnyaMinum air hangat dianggap sebagai salah satu kebiasaan sehat. Padahal, salah konsumsi bisa berdampak buruk.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan pengetahuan masyarakat di masa lalu menyebabkan sejumlah penyakit kerap dikira sebagai hasil perbuatan sihir.
Baca SelengkapnyaSejak lama orang ada yang percaya dengan keberadaan vampir. Manusia zaman dulu meyakini makhluk pengisap darah itu adalah sosok yang berbahaya.
Baca SelengkapnyaMitos burung hantu telah lama menghiasi budaya dan kepercayaan masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTemuan ini memberikan pengetahuan baru terkait penyebaran wabah cacar di Amerika Selatan.
Baca Selengkapnya